Prolog

682 148 66
                                    

"Seranggg....." intruksi dari salah satu ketua yang tengah memimpin tawuran. Semua anggota berjaket hitam pekat berlambang burung elang berlari berhamburan sembari membawa senjata mereka masing-masing.

Bughh

Brakk

Bughh

Kelviano Langit Araga atau yang kerap dipanggil Pino. Tak henti-hentinya memukuli lawannya, yang sudah terkapar lemah dengan wajah lembam di sekitarnya.

"Bangun lo, lemah!"

Kelviano langsung menarik kerah lawannya, membuat sang empu langsung berdiri dengan kesadaran yang tersisa setengah. Kelviano berdecak pelan. Ini yang katanya ketua geng terkenal di Ibu Kota? Lemah sekali, dibanding dengan Daffa–anggota paling muda– pun kalah.

💐💐💐

"Shodaqoallahuladzim."

Gadis berbalut kerudung pashmina berwarna pink itu mencium dan menutup Al-Qur'annya. Ia menghela nafas pelan untuk menikmati oksigen yang selalu diberikan Allah, untuk umatnya secara percuma-cuma.

Wanita paruh baya yang sedari tadi menyimak putrinya membaca Al-Qur'an tersenyum hangat. "MasyaAllah Lala, suara kamu makin bagus aja," ujar Maryam– Ummi Lala–

"Aamiin..., terima kasih Ummi. Ini semua juga berkat Ummi yang selalu sabar membimbing Lala."

Maryam merentangkan kedua tangannya, Lala langsung berhambur kedalam pelukan Maryam. Menurutnya, selain shalat, pelukan Maryam juga pelukan tenang sekaligus pelukan penyembuh dalam lelahnya menghadapi hafalan.

💐💐💐

Sedikit, ya? Kan prolog.

Jangan lupa vote dan komennya ya.

See you di chapter selanjutnya.

Mengejar Cintanya Ning Lala ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang