3 bulan sudah berlalu dan sudah tiga bulan pula jeno dan Haechan tinggal di Chicago, atau lebih tepatnya tinggal bersebelahan apartemen, bahkan jeno selalu sarapan, makan siang, dan makan malam bersama dengan Haechan dengan alasan dia tak bisa memasak dan biar lebih hemat.
Seperti saat ini terlihat jeno tengah menunggu Haechan yang sedang membuat sarapan di apartemen Haechan dengan pakaian rapi karena jeno memang akan kekantor nya yang berada di Chicago, dan baru dibuka sejak dua bulan lalu dengan perusahaan jaemin sebagai klien besarnya karena jaemin sudah lebih dulu membangun perusahaan di Chicago.
"Ini sarapannya." Ucap Haechan memberikan sarapan pada jeno dan segelas kopi lalu mengambil miliknya.
"Makasih Haechan." Ucap jeno tersenyum.
"Sama-sama."
Lalu keduanya sarapan dengan tenang, sampai saat ini jeno tidak tau bagaimana perasaan haechan padanya, karena dia tak pernah meminta Haechan untuk memikirkan soal pengakuannya sebelum mereka berangkat saat itu.
"Hari ini apa kau akan pulang larut jeno?" Ucap Haechan di tengah-tengah acara sarapannya.
"Sepertinya tidak, kenapa?"
"Kalau begitu nanti kau temui aku di restoran depan saja bagaimana?"
"Jam berapa?"
"Saat kau pulang kerja. Oke?"
"Oke, aku akan menyiapkan pekerjaanku dengan cepat."
"Oke." Ucap Haechan tersenyum manis membuat jeno ikut tersenyum karena sekarang dia bisa melihat haechan lebih bahagia sekarang.
Pukul 17:00 waktu Chicago.
Haechan telah berada di restoran tempat dia akan bertemu dengan jeno, dia sudah menunggu dengan duduk tenang dan juga dia telah menggunakan cincin yang sempat jeno berikan padanya sejak sebulan yang lalu dan jeno juga mengatakan agar dia tak terlalu memikirkan soal lamarannya itu. Haechan tersenyum menunggu jeno saat ini.
Beberapa menit kemudian, jenopun datang dan dia langsung mendekat pada Haechan lalu duduk dihadapannya.
"Apa kau sedang ingin makan disini Haechan?"
"Hmm, dan juga ada yang ingin aku katakan."
"Kenapa? Sepertinya sangat serius?"
"Apa kau yakin dengan lamaran mu itu jeno?" Jeno terkejut dan menatap Haechan.
"Ya, tapi aku sudah mengatakan padamu bukan? Kalau aku tak akan memaksamu dalam waktu dekat kan?"
"Kau tau kan jeno, aku tak akan bisa memberimu anak karena memang aku bukan pria istimewa."
"Aku tau Haechan, dan aku tak perduli, karena jika memang kita ingin punya anak kita bisa mengadopsi bayi Haechan." Ucap jeno dan yang bisa dilihat haechan adalah ketulusan dari jeno.
Haechan lantas memperlihatkan cincin yang ada di jari manis sebelah kirinya pada jeno.
"Haechan? maksudnya?"
"Aku mau jeno." Ucap Haechan tersenyum. Jeno terkejut bahkan tak percaya Haechan bisa menerimanya secepat ini.
"Jeno?"
"Kau serius Haechan?"
"Hmm, karena aku percaya padamu, dan aku mohon jangan hancurkan kepercayaan ku padamu ya jen." Ucap Haechan menatap jeno, jeno lantas tersenyum dengan eyesmile nya dan beranjak dari bangkunya untuk memeluk Haechan, mendekapnya dengan erat tanpa ada niatan untuk menyakiti.
"Aku tak akan menghancurkan kepercayaan mu padaku Haechan. Makasih karena sudah mau membuka hatimu kembali. Aku sangat mencintaimu Haechan."
"Aku juga sangat mencintaimu jeno." Balas Haechan dan hari ini benar-benar hari yang paling membahagiakan dalam hidup jeno. Dan dihari ini juga jeno berjanji tak akan menjadi orang bodoh seperti Mark dan akan terus menyayangi juga mepertahankan pernikahannya kelak bersama dengan Haechan. Dia akan selalu membahagiakan pria manis yang sebentar lagi akan selalu berada disisinya sampai akhir hayat nantinya.
See you soon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Home (Jaemren Ft Nohyuck)END✔
Fiksi Penggemarupdate? tak menentu. Hanya bercerita tentang kehidupan rumah tangga jaemin dan renjun. Mpreg! jaemren bxb boyslove homopobic