Manda pikir untuk pergi honeymoon bersama Reza, dia tidak perlu memikirkan hal yang aneh-aneh. Nyatanya, ucapan pria itu benar. Manda harus mempersiapkan banyak hal termasuk pakaiannya.
Sejak Manda pindah ke rumah Reza, perempuan itu tidak pernah membeli pakaian baru. Terakhir kali dia mendapatkan pakaian baru, Reza yang membelikan dan kini dia bingung harus membawa pakaian apa karena semua pakaian yang dia miliki adalah pakaian rumahan.
"Mbak yakin nggak mau minta uang sama Pak Reza buat beli baju baru?"
Entah sudah berapa kali Arni menanyakan hal tersebut dan lagi-lagi Manda menjawab dengan tegas. "Nggak, gue nggak mau minta uang sama dia!"
Sudah cukup selama ini Manda merepotkan Reza. Dia harus memutar otaknya sendiri untuk tetap dapat pergi honeymoon dengan kemampuannya sendiri.
Manda perlahan membuka dompetnya, di sana ada beberapa lembar uang sisa sangu yang diberikan Reza sebelumnya. Dia sisihkan dan terkumpul cukup banyak.
"Kalau segini, cukup nggak buat beli baju baru?" tanya Manda sembari memperlihatkan semua uang miliknya pada Arni. Perempuan itu kemudian mengambil uang Manda dan menghitungnya dengan teliti.
"Semuanya 230 ribu, Mbak. Cukup sih, tapi kita nggak bisa beli di mal bajunya. Kita ke pasar aja, yuk," ajak Arni yang membuat Manda bersemangat.
"Ayuk!"
Keduanya bergegas keluar dari kamar Manda karena tidak mau membuang-buang waktu lagi. Jadwal honeymoon Manda dan Reza akan segera tiba, yaitu tiga hari lagi.
Saat Manda dan Arni tengah asyik berbincang, mereka tak sengaja bertemu dengan Reza yang tengah berjalan naik ke atas lantai dua rumahnya. Manda dan Arni sendiri tengah berjalan menuruni tangga.
"Eh, Pak Reza," ucap Arni dengan sedikit gugup. Berbeda dengan Arni, Manda malah terlihat acuh pada suaminya itu.
"Mau kemana kalian?" tanya Reza penuh penasaran karena kedua perempuan di hadapannya sudah memakai pakaian yang cukup rapi.
"Kami mau ... ."
"Nggak usah dijawab, Ar," potong Manda yang membuat Arni menutup mulutnya.
Pandangan Reza beralih pada Manda yang terlihat tengah menutupi sesuatu. Tentu Reza menjadi penasaran dengan sikap istrinya tersebut.
"Kalau lo nggak jelasin, lo mau kemana. Jangan harap bisa keluar dari sini."
Setelah menyampaikan perintah--peringatan tersebut, Reza kembali berjalan naik ke atas, melewati Manda yang kini menatapnya tajam. Perempuan itu yakin, Reza akan meminta penjaga di depan untuk menahan mereka saat akan pergi nanti.
Karena tak mau rencananya hancur, Manda berlari mengejar Reza yang sudah hampir masuk ke dalam kamar Oliv. "Gue cuman mau jalan bentar," ucapnya dengan napas yang tersenggal-senggal.
"Jalan kemana?" tanya Reza sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ke pasar."
"Ngapain ke pasar," tanya Reza lagi dengan dahi mengerut. Selama ini, Manda tidak pernah pergi ke pasar dan tiba-tiba saja perempuan itu ingin pergi ke sana.
"Mau beli baju buat pergi nanti."
Reza akhirnya paham dengan maksud ucapan Manda. Perempuan itu ingin pergi ke pasar untuk membeli pakaian.
"Kenapa belinya di pasar, kenapa nggak di mal?"
Pertanyaan itu membuat Manda terdiam, sembari menyusun kata-kata yang akan perempuan itu sampaikan. Reza memperhatikan gerak gerik istrinya itu.
"Kenapa? Lo nggak punya uang."
Kenyataan yang menyakitkan itu membuat wajah Manda terangkat. Dia ingin marah. Namun, apa yang disampaikan suaminya benar. Dia tidak memiliki uang.
"Bener kan ucapan gue? Ya udah, kita ke mal aja."
"Kita?" tanya Manda dengan dahi mengerut. Ucapan suaminya begitu aneh, apalagi setelah pria itu perlahan kembali turun ke lantai dasar rumahnya.
Sesampai di tangga, Reza menoleh ke arah Manda yang masih berdiri di tempat sebelumnya. "Ayo, buruan!"
"Lo mau ikut?" tanya Manda yang langsung dijawab anggukan oleh Reza. Pria itu sekarang sudah berjalan ke luar tanpa menunggu kedua perempuan yang tengah menatap bingung ke arahnya.
Sebuah mobil berwarna hitam terparkir rapi di depan pintu masuk rumah Reza. Di dalamnya, ada sang pemilik juga seorang supir yang siap mengantar mereka kemana saja.
Manda dan Arni yang baru saja sampai di depan rumah kemudian saling bertatapan setelah pintu mobil hitam tersebut terbuka, menampilkan Reza yang sudah duduk rapi di dalamnya.
"Nunggu apa lagi? Buruan masuk!" perintah Reza yang membuat Manda menghela napasnya.
Arni terlebih dahulu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi paling belakang. Setelahnya, Manda menyusul masuk dan duduk di kursi tunggal tepat di sisi Reza.
"Jalan, Pak," perintah Reza setelah kedua perempuan tersebut masuk ke dalam mobilnya.
Sesuai perintah, mobil hitam itu berjalan dengan kecepatan sedang. Selama perjalanan, Manda asyik memperhatikan jalanan yang lumayan padat karena tengah hari libur. Makanya, Reza berada di rumah.
Sesampai di sebuah mal, mobil tersebut berhenti dan Reza juga kedua perempuan yang ada di dalam mobil tersebut keluar. Mobil hitam itu kemudian pergi mencari tempat parkir.
Reza berjalan terlebih dahulu untuk masuk ke dalam mal. Di belakangnya, Manda dan Arni berjalan berdampingan. "Kenapa jadi ke mal sih? Uang aku nggak bakal cukup buat beli baju di sini," omel Manda yang membuat Arni mengusap punggungnya.
"Yang sabar ya, Mbak. Tapi, kayanya Pak Reza mau bayarin baju Mbak deh. Kalau enggak, ngapain dia ngajakin kita ke sini. Ikut pula."
Manda terdiam sejenak setelah mendengar ucapan Arni. Langkah keduanya terus mengikuti Reza dari belakang.
Sesampai di depan sebuah toko baju, langkah kaki Reza terhenti. Sambil menoleh pria itu berkata, "beli di sini aja. Oliv biasa belanja di sini."
Mendengar nama Oliv diucapkan Reza membuat perasaan Manda menjadi tak karuan. Mau bagaimana pun, istri pertama Reza tersebut akan selalu mencampuri hubungan mereka. Ya walaupun Manda memahami hal itu. Namun, dia harus bisa beradaptasi dengan semuanya.
"Lo cari aja baju yang lo pengen. Kalau sudah, liatin ke gue. Gue nggak mau ya, lo beli baju yang aneh-aneh."
Bola mata Manda memutar malas setelah mendengar ucapan Reza. Dia juga paham dengan etika berpakaian, lagipula dia juga tidak merasa nyaman jika menggunakan pakaian-pakaian yang kekurangan bahan tersebut.
"Ya udah, Ar. Yuk kita cari bajunya, kita beli yang banyak biar uang dia habis!"
Manda menarik tangan Arni untuk masuk ke dalam toko baju tersebut. Meninggalkan Reza yang tersenyum kecil setelah mendengar ucapan istrinya tersebut. Jika hanya untuk membeli semua pakaian di toko itu, tentu Reza bisa bahkan pria itu juga bisa membeli mal yang tengah dia datangi tersebut.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kontrak [End]
RomancePernikahan kontrak yang Reza dan Manda lakukan membuat mereka masuk ke dalam hubungan yang cukup rumit, apalagi saat itu Reza masih berstatus sebagai suami sah Oliv yang berarti Manda menjadi istri kedua pria tersebut. Kecemburuan terasa di benak Ol...