3. Tertarik

515 21 0
                                    

Jendela besar berbahan kaca di sebuah ruangan menampilkan pemandangan indah langit sore yang siap menghilang. Sayangnya, sang pemilik ruangan  itu terlihat masih sibuk mengurus berkas-berkas penting di hadapannya. Walau sedikit frustasi, dia tetap melakukan kewajibannya untuk menyelesaikan semua berkas tersebut.

Setelah pukul delapan malam, pria dengan tinggi 180cm itu akhirnya sampai di rumahnya.

Sembari melangkah masuk ke dalam rumah, Reza meregangkan badannya yang terasa kaku setelah seharian duduk bekerja.

Beberapa pembantu kemudian datang untuk membantunya. Ada yang mengambil tas kerjanya dan ada pula yang bertugas untuk membuka jas juga sepatu yang dia gunakan.

"Mau langsung makan, Pak?" tanya salah satu pembantu Reza. Namun, pria itu tidak menjawab dan langsung pergi ke kamarnya.

Saat masuk, Reza sangat terkejut karena mendapati Manda yang baru saja keluar dari kamar mandi. Perempuan itu terlihat berbeda setelah membersihkan tubuhnya. Kini baju perempuan itu sudah berganti menjadi baju yang lebih baik. Entah dari mana baju yang Manda gunakan sekarang, karena Reza tidak pernah melihat sebelumnya dan baju itu pasti bukan miliknya atau milik istrinya.

"Kamu sudah sadar?" tanya Reza yang langsung membuat Manda mengangguk pelan.

Dengan canggung, perempuan itu berjalan mendekat ke arah Reza. Wajah Manda kemudian menunduk karena merasa takut pada pria di hadapannya, apalagi setelah dia masih berpikir bahwa Reza adalah orang yang suka menjual perempuan.

"Maaf, apa saya sudah boleh pulang sekarang?" tanya Manda dengan hati-hati.

Tangan Reza perlahan mengangkat wajah Manda sehingga mereka saling bertatapan. "Mau pulang kemana? Sekarang ... rumah ini adalah rumahmu juga."

Mendengar ucapan Reza yang tiba-tiba berhasil membuat Manda terkejut. Perempuan itu sampai melangkah mundur untuk menjauhi Reza. "Nggak, ini bukan rumah saya. Saya mau pulang! Saya mau ketemu Ayah!" tegas Manda dengan nada suara yang meninggi.

Namun, Reza tidak peduli dengan itu dan memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Jika terlalu lama di hadapan Manda, dia takut bisa menyakiti perempuan itu. Apalagi setelah melihat kondisinya sekarang.

Dengan bathup yang penuh air hangat, Reza merendam nyaris seluruh tubuhnya kecuali kepala. Dia merasakan sensasi hangat yang perlahan masuk ke dalam kulit dan membuatnya menjadi lebih tenang.

Saat Reza tengah menikmati kegiatan berendamnya, tiba-tiba saja pintu kamar mandi yang dia gunakan diketuk berulang-ulang dari luar. Mata Reza yang sebelumnya terpejam langsung terbuka lebar. Wajahnya berubah kesal saat mendengar teriakan Manda dari luar.

"Saya mau pulang! Mau pulang!"

Hanya kalimat itu yang dikatakan Manda berulang kali, tetapi berhasil membuat amarah di benak Reza muncul dan meluap.

Dengan cepat pria itu bangkit dan membiarkan air yang ada di tubuhnya menetes membasahi lantai kamar mandi. Tak lupa, dia mengambil jubah handuk untuk menutupi tubuh telanjangnya.

Saat pintu kamar mandi itu terbuka, Manda sangat terkejut karena melihat wajah Reza yang begitu menyeramkan. Dia tau bahwa pria di hadapannya kini tengah marah karena rahangnya terlihat mengeras dengan mata yang memerah.

Tak peduli dengan ketakutan di wajah Manda, Reza kemudian menarik tangan perempuan itu dan menyeretnya hingga ke kasur. Manda kemudian didorong dengan kasar hingga tertidur di atas kasur tersebut. Mata perempuan itu membelalak penuh saat mendapati perlakuan kasar dari Reza.

"Gue nggak suka ya sama kelakuan lo kaya gini!" tegas Reza sembari ikut naik ke atas kasur.

Tak ada lagi kata-kata sopan yang keluar dari mulutnya, karena amarah sudah menguasai penuh dirinya. Kakinya mengunci tubuh Manda sehingga membuat perempuan itu tak bisa kemana-mana. Perlahan wajahnya mendekat ke arah wajah Manda yang tak berani menatap mata Reza.

Pernikahan Kontrak [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang