16 - Cemburu

259 7 1
                                    

Sejak pukul lima sore, Manda didandani oleh Oliv guna menghadiri acara perpisahannya. Entah apa yang perempuan itu lakukan pada wajah polos milik Manda hingga harus mendandaninya dua jam sebelum acara perpisahan digelar.

"Masih lama nggak, Mbak? Aku kebelet nih," ucap Manda dengan peluh yang tiba-tiba menetes di dahinya.

Dari tadi, dia menahan diri untuk tidak pergi ke kamar mandi. Namun, sepertinya dia sudah tidak bisa menahannya.

"Loh, kamu kebelet? Kenapa nggak ngomong dari tadi. Ya udah, ke wc gih," balas Oliv yang langsung membuat Manda berlari ke arah kamar kecil.

Ditinggal oleh Manda membuat Oliv sedikit kesepian, di kamar tersebut hanya ada dia dan Oliv. Arni yang harusnya ada sedang sibuk dengan kegiatan di dapur dan Oliv tak mau mengganggunya.

Sembari menunggu Manda selesai dengan kegiatannya, Oliv memasukkan beberapa makeup yang sudah digunakan ke dalam pouch miliknya. Olesan wajah Manda tinggal bagian bibir dan Oliv tak perlu menggunakan alat makeup lagi.

Di tengah kesibukkannya itu, ponsel Manda yang tertinggal di sisi Oliv terlihat menyala dan membuat perempuan itu sedikit penasaran dengan isi di dalamnya.

Dengan hati-hati, Oliv mengangkat ponsel tersebut dan terkejutnya dia saat melihat merek ponsel yang Manda gunakan. Kenapa ponsel ini mirip milik Mas Reza ya? Warnanya pun serupa.

Bukan tanpa alasan Oliv kebingungan seperti itu, Reza, suaminya tidak menyukai hal-hal seperti layaknya kembaran. Oliv bahkan pernah membeli pakaian dengan warna serupa untuknya dan Reza. Namun, suaminya itu menolak memakainya hingga sekarang.

Lamunan Oliv memudar saat mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Perempuan itu dengan cepat meletakkan kembali ponsel milik Manda dan mencoba bersikap biasa. "Sudah selesai?" tanya Oliv menutupi kegugupannya.

Tanpa suara, Manda menganggukkan kepalanya. Dia merasa lega setelah pergi ke kamar mandi dan siap kembali melakukan apa yang Oliv inginkan.

"Ya udah. Yuk, dilanjutin. Tinggal lipstik aja kok."

Walau Manda tidak yakin dengan ucapan Oliv, perempuan itu nyatanya mengikuti apa yang Oliv perintahkan. Manda kembali duduk di tempat sebelumnya dan Oliv mulai kembali memoles wajahnya.

Tepat setelah bibir tipis milik Manda dipenuhi dengan lipstik berwarna Mauve. Oliv menghentikan kegiatannya. "Selesai," ucap perempuan itu dengan bangga.

***

Sesuai dengan jadwal yang tertera di undangan, Manda dan Reza memutuskan untuk pergi ke acara perpisahan tepat pukul tujuh malam.

Layaknya menunggu suatu kejutan, Reza begitu gugup di depan rumahnya. Sekitar lima menit yang lalu, Oliv, istrinya mengatakan bahwa Manda akan segera turun dari kamarnya yang berada di lantai dua. Reza yang tak sabar kemudian menunggu dengan gelisah. Lama banget sih tuh anak!

Perasaan campur aduk kini menghantui Reza saat sebuah tangan menepuk pundaknya dari belakang. Perlahan, pria itu membalik tubuhnya dan matanya membulat sempurna saat menatap sosok yang ditungguinya sejak tadi.

Riasan wajah Manda begitu begitu cantik, apalagi ditambah dengan gaun yang dia gunakan. Reza benar-benar terpanah melihat perubahan calon istrinya itu.

Sayangnya, Manda yang memang tidak menyukai sikap Reza langsung menyadarkan pria itu dari lamunannya. "Hey! Sudah melamunnya, gue entar telat!"

Reza menggelengkan kepalanya dengan pelan dan kembali memasang wajah datarnya. "Ya udah. Yuk, buruan."

Tanpa sadar, Reza menarik tangan Manda dan membawanya ke dalam mobil. Perilakuan itu nyatanya dilihat oleh Oliv yang kini memasang senyum kaku di wajahnya. Kamu sudah berubah, Mas.

***

Reza pikir, perpisahan sekolah Manda digelar sederhana karena sekolah perempuan itu adalah sekolah biasa. Namun, ternyata acara perpisahan yang diselenggarakan begitu meriah sampai-sampai Reza beberapa kali kehilangan jejak calon istrinya itu. Shit! Kemana dia!

Untuk kesekian kalinya, Reza kehilangan Manda yang entah pergi kemana. Dengan berani, pria itu menyisiri setiap sudut sekolah dan akhirnya menemukan Manda yang tengah berbicara dengan seorang pria.

Entah kenapa, rasa cemburu tiba-tiba muncul di benaknya dan tanpa aba-aba Reza mendorong sosok pria yang berbicara dengan Manda tepat setelah berdiri di sisi perempuan itu.

"Hei! Apa-apaan sih!"

Manda merasa kesal dengan sikap Reza yang tiba-tiba mendorong temannya.

"Lo kenapa!" tanya Manda dengan sedikit berteriak agar dapat terdengar.

Sejak beberapa menit yang lalu, beberapa lagu mulai dinyalakan dengan volume yang cukup besar sehingga membuat gangguan di telinga. Lagu-lagu itu sengaja dinyalakan tepat setelah acara perpisahan selesai.

"Harusnya gue yang nanya! Lo ngapain sama dia!" tanya Reza sembari menunjuk pria yang berbincang dengan Manda tadi.

Memahami maksud ucapan Reza, Manda memijat kepalanya dengan pelan karena merasa bingung dengan sikap pria tersebut.

"Dia temen gue, gue cuman ngobrol biasa sama dia!" jelas Manda tak kalah emosi. Bisa-bisanya, Reza cemburu pada Toni, teman sekelasnya.

"Temen?" tanya Reza lagi sembari berdecih pelan karena tidak mempercayai apa yang diucapkan oleh Manda. Tubuhnya berbalik sempurna sehingga dapat berhadapan dengan Toni.

Karena takut Reza melakukan hal yang tidak-tidak, Manda segera menarik tangan pria itu yang sebelumnya tengah bergerak ingin memegang tubuh temannya. "Ayo kita pulang!"

Tanpa penolakan, Reza ditarik paksa oleh Manda hingga ke parkiran. Sesampai di sana, perempuan itu segera melepas cengkeraman tangannya di pergelangan tangan Reza. "Gue nggak suka lo ngurusin kehidupan pribadi gue!" tegas Manda karena merasa Reza terlalu menguasainya.

Sebelum menjawab, Reza melangkah mendekat pada Manda yang masih menampilkan raut wajah kesalnya.

Perlahan pria itu mengusap pipi tirus milik Manda guna memperbaiki suasana hati calon istrinya itu."Tapi gue suka ngurusin hidup lo!"

Setelah mengucapkan hal tersebut, Reza berjalan ke sisi kanan mobilnya. Tangan pria itu sudah siap membuka pintu. Namun, sebelum benar-benar membuka pintu tersebut, Reza kembali berbicara.

"Lo nunggu apa lagi? Buruan masuk!"

Mendengar hal tersebut, Manda yang masih kesal pada Reza kemudian menghentak-hentakan kakinya ke tanah seperti anak kecil yang tengah ngambek pada orang tuanya.

Namun, karena tidak mau ditinggal oleh Reza. Manda tetap mengikuti perintah pria tersebut dan langsung masuk ke dalam mobil miliknya.

Di dalam mobil, keduanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Reza terlihat fokus menyetir dan Manda memperhatikan jalanan lewat jendela di sisi kirinya.

Tidak ada suara keluar dari keduanya setelah pertengkaran yang terjadi sebelumnya. Reza terlalu egois untuk meminta maaf dan Manda merasa tidak bersalah.

Setelah mobil Reza terparkir di garasi, Manda langsung keluar dan meninggalkan Reza sendirian. Perempuan itu tidak hanya masuk ke dalam rumah. Namun juga, dia langsung pergi ke kamarnya.

Di tengah perjalanan menuju lantai dua, Manda bertemu dengan Oliv yang dengan ramah menyapanya. "Hai, Man."

Sayangnya, sapaan itu tidak dipedulikan dengan Manda dan membuat Oliv sedikit bertanya-tanya.

Belum habis rasa penasarannya dengan sikap Manda. Oliv kembali dibuat kebingungan saat melihat raut wajah suaminya yang begitu menyeramkan. Apa mereka habis bertengkar ya?

***

Pernikahan Kontrak [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang