27. 'itu'

464 6 1
                                    

Pertengkaran tidak dapat terelakkan antara Reza dan Manda malam ini. Manda bersikeras untuk pulang setelah mendapat berita bahwa Oliv tengah sakit. Namun, suaminya menolak karena mereka tengah bulan madu.

"Ini baru sehari loh, masa mau balik!"

Nada suara Reza meninggi setelah mendengar istrinya terus menerus ingin pulang. Dia lelah dan sekarang Manda malah membuat masalah.

"Iya gue tau, tapi Mbak Oliv lagi sakit. Lo nggak khawatir apa?"

"Gue khawatir, tapi kan nggak perlu pulang sekarang juga! Lo pikir rumah kita deket dari sini!"

Manda terdiam setelah mendengar ucapan suaminya. Kemarin saat pergi, dia dan Reza harus memakan waktu lima jam.

"Tapi ... ."

"Nggak ada tapi-tapian. Gue capek ya, jangan sampe gue ngelakuin hal buruk ke elo!"

Reza bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk menurunkan emosi yang ada di benaknya. Di dalam kamar mandi, Reza menatap pantulan wajahnya yang memerah karena menahan amarah. Capek banget gue hadapin tuh anak!"

Setelah cukup lama di dalam kamar mandi, Reza keluar dengan rambut yang sedikit basah. Dia hanya menggunakan handuk karena sebelumnya dia membersihkan tubuhnya guna meredam perasaan tak enak di benaknya.

Saat sudah di luar, mata keduanya bertemu secara kilat. Tetapi, Reza memutusnya terlebih dahulu. Pria itu bergegas pergi ke lemari untuk mengambil pakaiannya.

Tanpa disangka, Manda memeluknya dari belakang dengan erat. Tentu Reza terkejut akan sikap yang istrinya lakukan. Namun, dia tetap tenang menunggu Manda bertindak lebih lanjut.

"Gue minta maaf, gue nggak maksud buat lo kesel. Gue cuman khawatir sama Mbak Oliv," cicit Manda dengan mata memerah.

Reza perlahan membalik tubuhnya dan kembali memeluk erat sang istri. "Gue juga khawatir sama Oliv, tapi kita lagi bulan madu. Lo juga harus mikirin agenda kita, gue janji abis ini gue bakal hubungin orang rumah buat ngurus Oliv."

Perlahan Manda menganggukkan kepalanya, dia juga yakin dengan mengubah sedikit sikapnya. Reza akan melunak padanya.

Seperti janji Reza sebelumnya, pria itu langsung menghubungi orang-orang yang ada di rumah tepat setelah mengenakan pakaiannya. Pria itu terlihat begitu serius berbicara pada orang yang tengah dia telepon dan Manda hanya terdiam sembari memperhatikan di atas kasur.

"Udah gue hubungin mereka, katanya Oliv nggak enak badan aja kok. Kalau emang sampai besok pagi badannya masih sakit, gue udah nyuruh mereka buat bawa Oliv ke rumah sakit."

Manda mengangguk pelan setelah mendengar jawaban Reza. Kini perasaannya terasa lebih baik.

"Ya udah, mending kita tidur aja ya," ajak Reza sembari naik ke atas kasur. Pria itu segera membaringkan tubuhnya, begitu pula dengan Manda. Keduanya berhadapan dan saling bertatap. "Semoga mimpi indah ya."

Reza mengecup dahi Manda sebelum akhirnya mereka tidur bersama. Untuk hari ini, cukup sampai di sini. Besok masih ada banyak hal yang perlu mereka lakukan selama di pulau tersebut.

***

Tidak seperti biasanya, Manda terganggu oleh suara bising saat tengah tidur. Perlahan mata perempuan itu terbuka mencari sumber suara yang sejak tadi menggelitik di telinganya.

Setelah matanya terbuka sempurna, dia melihat sesosok pria tengah berjalan tak tentu arah tepat di balik tirai kamar yang menjadi pemisah antara bangunan dengan kolam renang.

Karena terlalu penasaran dengan apa yang Reza lakukan di luar, Manda bergegas bangun dari tidurnya dan berjalan mendekat ke arah suaminya itu.

Sebelum sampai di pintu kaca tersebut, Manda tak sengaja mendengar percakapan Reza pada orang yang tengah dia telepon. "Jadi gimana kondisinya? Dia baik-baik aja kan?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut Reza berhasil membuat Manda kebingungan. Dengan kasar perempuan itu menyibak tirai yang menutupinya dan Reza terkejut menatap wajah istrinya itu. "Manda!"

"Lo nelepon siapa?" tanya Manda dengan ekspresi wajah yang tak dapat dideskripsikan.

Gelagat Reza semakin membuatnya penasaran dengan apa yang pria itu sembunyikan karena tak kuning menjawab pertanyaan Manda. "Za, kenapa nggak jawab pertanyaan gue!"

"Nanti gue jelasin ya," ucap Reza sembari mencoba memegang lengan Manda. Sayangnya, perempuan itu langsung mengelak.

"Kenapa harus nanti!" desak Manda.

"Oke, gue bakal jelasin. Tapi, izinin gue buat ngomong dulu sama orang ini."

Orang yang dimaksud Reza ialah penelepon yang sedang bicara dengannya. Mau tak mau Manda mengangguk pelan sebagai jawaban. Namun, perempuan itu tetap berdiri tegak sembari menyimak apa yang suaminya itu sampaikan di telepon.

"Gue nggak bisa balik sekarang dan lo tau itu!"

Mata keduanya bertemu saat Reza berbicara. Sebenarnya dia tidak mau menyampaikan hal itu. Namun, orang di balik telepon tersebut terus mendesaknya.

"Iya, gue minta bantuannya ya. Lo tau sendiri kan, gue baru sehari di sini."

Lagi-lagi Manda dibuat penasaran dengan apa yang suaminya itu bicarakan. Ingin sekali dia menyela, tetapi terus dia tahan agar tidak memperkeruh suasana.

"Oke, makasih ya."

Panggilan tersebut selesai dengan Reza yang mematikan teleponnya dan memasukkan benda elektronik itu ke dalam saku celananya.

Semua yang dilakukan pria itu tak luput dari perhatian Manda dan membuatnya sedikit gugup.

"Sudah selesaikan teleponnya?" tanya Manda dengan tangan yang terlipat di depan dada. "Sekarang, jelasin ke gue. Ada masalah apa?"

Sebelum menjelaskan, Reza menghela napasnya dengan pelan. Tidak ada hal yang bisa dia lakukan sekarang dan mau tak mau dia harus menjelaskan semuanya pada perempuan itu.

"Keadaan Oliv nggak ada perubahan, jadi tadi dia dibawa ke rumah sakit."

Manda tidak bisa menahan keterkejutannya setelah mendengar penjelasan singkat dari sang suami. Dia benar-benar lupa jika istri pertama suaminya itu sakit tadi malam.

"Kan udah gue bilang, kita pulang aja, kasian Mbak Oliv."

Manda merengek layaknya seorang anak kecil karena semalam Reza tidak mendengarkan ucapannya. Di sisi lain, Reza tidak bisa melakukan apa-apa. Walau dia juga khawatir, tetapi bulan madunya kali ini juga begitu penting.

"Nggak bisa, gue nggak mau balik."

Mendapatkan penolakan dari Reza membuat Manda bersiap untuk menangis. Dia benci dengan sifat keras kepala sang suami. "Lo nggak punya hati banget sih!"

Dahi Reza mengerut kesal setelah mendengar ucapan Manda yang tiba-tiba. "Oke, kita bakal balik hari ini. Tapi ... ."

"Tapi apa?" tanya Manda dengan cepat karena perempuan itu benar-benar ingin melihat keadaan Oliv. Apalagi sebelum pergi bulan madu, perempuan itu terlihat begitu pucat dan membuat Manda khawatir.

Sebelum menjawab, Reza melangkah untuk mendekati Manda. Wajahnya perlahan maju ke depan dan berbisik ke telinga istrinya tersebut.

"Tapi gue mau kita ngelakuin 'itu' sekarang juga."

Reza sengaja menekan kata 'itu' di ucapannya yang membuat Manda melangkah mundur. Perempuan itu tau apa yang Reza maksud. Namun, dia belum siap jika harus melakukannya.

Melihat sikap Manda yang berubah, Reza tersenyum sinis sembari melipat kedua tangannya di depan dada. "Kalau lo nggak mau, nggak pa-pa kok."

Reza bersiap pergi dari hadapan Manda seakan tau jawaban apa yang istrinya akan ucapankan. "Oke, gue mau!" tegas Manda sembari memegang lengan Reza dengan erat.

***

Pernikahan Kontrak [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang