Satu persatu barang bawaan Oliv dimasuk ke dalam rumahnya dan hampir semua pembantu di rumah itu membantu untuk membawakan barang milik istri Reza yang baru saja pulang dari liburan.
Dengan menggunakan kacamata hitam, perempuan itu berjalan anggun masuk ke dalam rumahnya yang terlihat begitu sepi. Matanya menjelajah mencari sang suami yang sangat dia rindukan.
Sayangnya, dia tidak menemukan sosok Reza di dalam rumahnya. Karena bingung perempuan itu memutuskan untuk bertanya pada salah satu pembantu yang tengah mengangkat koper miliknya.
"Mbak, Reza dimana ya? Kok nggak keliatan?" tanya Oliv sembari terus menatap sekeliling rumahnya.
"Oh itu, Pak Reza lagi jalan sama Mbak Manda, Bu."
Dahi Oliv mengerut setelah mendengar nama yang tidak familiar di telinganya. "Manda?"
"Iya, Bu. Mbak Manda. Calon istri kedua Pak Reza," jawab pembantu itu dengan santai.
Sebenarnya Oliv sudah tau mengenai keinginan suaminya untuk menikah lagi. Namun, dia tidak menyangka akan secepat ini Reza menemukan calon istri keduanya.
Walau berat, tapi Oliv harus menerimanya. "Oh gitu, ya udah. Kamu bawa semua barang ini ke kamar ya. Saya mau langsung mandi."
Bohong jika Oliv mengatakan dirinya baik-baik saja. Namun, apa yang bisa dia lakukan sekarang saat semua kekuasaan berada ditangan Reza.
Perlahan, Oliv memasuki kamarnya yang sudah dia tinggalkan selama hampir satu bulan. Saat masuk, dia cukup terkejut karena menemukan beberapa potong pakaian perempuan tergeletak di atas kasur.
Ini baju perempuan itu? tanyanya di dalam hati sembari mengangkat salah satu baju yang ada.
Tak mau dikuasai pikiran buruk mengenai calon istri baru suaminya. Oliv bergegas masuk ke dalam kamar mandinya dan segera membersihkan tubuhnya yang begitu terasa lengket setelah perjalanan yang cukup jauh antara Jepang - Jakarta.
Di sisi lain, Reza memang tengah jalan bersama dengan Manda. Dibawanya juga Arni untuk menemani perempuan itu. Niatnya agar perasaan Manda membaik. Namun sayang hingga nyaris pulang, perempuan itu masih terlihat murung.
Di mobil, Reza berkali-kali melirik ke arah Manda dan mencoba mendapat perhatian perempuan itu. "Man, lo nggak pa-pa, kan?" tanya Reza perlahan sembari mencoba untuk menggenggam tangan Manda.
Saat tangan mereka bertemu, Manda malah menepis tangan Reza dan membalik tubuhnya agar tidak melihat wajah pria itu.
Mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari Manda membuat Reza menghela napasnya pelan karena jujur dia lebih suka Manda yang tegas dan nakal dibanding Manda yang pendiam seperti ini.
Sesampai di rumah, Reza sangat terkejut karena mendapati banyak barang di lorong rumahnya. "Ini semua barang siapa?" tanya Reza dengan wajah bingung.
"Ini semua barangnya Ibu Oliv, Pak," jawab salah satu pembantu yang membuat Reza langsung berlari ke lantai dua rumahnya.
Ketika tangannya membuka pintu kamarnya, dia bisa melihat Oliv yang baru saja keluar dari kamar mandi. Perempuan cantik yang kini masih menyandang status sebagai istrinya itu tersenyum ke arah Reza sembari sibuk mengeringkan rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk kecil.
"Sudah pulang, Mas?" tanya Oliv dengan lembut.
Reza hanya mampu tersenyum canggung ke arahnya dan membuat Oliv sedikit kecewa. "Mana calon istri keduamu? Katanya kalian habis pergi jalan ya?"
Oliv menengok kesana kemari mencari keberadaan Manda. Namun, dia tidak menemukan sosok perempuan itu.
Tanpa sadar, Reza menggaruk tengkuk lehernya dengan pelan untuk meredakan rasa gugup yang ada di benaknya. "Kamu sudah tau tentang masalah itu? "
Lagi-lagi Oliv tersenyum kecil dan berjalan ke arah Reza. Tangannya perlahan mengelus pelan lengan suaminya itu. "Tau kok, kamu nggak usah khawatir. Aku dukung apapun yang kamu lakukan."
Di balik ucapannya itu ada sedikit kecemburuan di hati Oliv karena merasa bahwa Manda lebih unggul darinya.
Sejak menikah lima tahun yang lalu, dia dan suaminya sangat jarang jalan berdua. Mereka akan bersama hanya saat ada acara penting atau acara keluarga.
Kini, Reza malah mau membagi waktunya untuk pergi bersama dengan Manda yang bahkan belum 'sah' menjadi istrinya.
"Makasih ya," balas Reza dengan suara yang cukup kecil. "Gimana liburan kamu?" tanya Reza lagi dengan maksud agar membuat suasana canggung di antara mereka sedikit mencair.
"Seru banget. Lain kali, Mas harus ikut ya. Kita ajak Manda juga."
Untuk ke dua kalinya, Reza dibuat terkejut oleh ucapan Oliv. Selama ini dia belum membicarakan tentang Manda karena dia belum menemukan waktu yang tepat dan kini Oliv malah mengetahui tentang perempuan itu dari orang lain.
"Maaf ya, aku belum cerita apa-apa tentang Manda dan kamu pasti tau semua itu dari pembantu di sini."
Oliv mengangguk pelan setelah mendengar penjelasan dari suaminya. "Nggak pa-pa, Mas. Aku tau kamu sibuk dan belum bisa ngasih tau semua itu."
Kecanggungan itu masih terus berlangsung hingga seseorang mengetuk pintu kamar Reza dan Oliv beberapa kali. Keduanya kemudian sama-sama menoleh ke arah sumber suara tersebut.
Reza menjadi orang pertama yang melangkah untuk membukakan pintu tersebut. Namun, Oliv segera menahan kepergian suaminya itu. "Aku aja, Mas."
Perlahan Oliv berjalan melewati tubuh Reza yang kini mematung di tempat. Saat pintu itu terbuka, Arni sangat terkejut karena mendapati Oliv tengah berdiri di hadapan mereka.
"Bu Oliv," ucap Arni dengan gugup.
Di sisi perempuan itu, Manda terlihat tak peduli dan langsung masuk ke dalam kamar. Melewati Arni dan Oliv yang menatap ke arahnya.
Perlahan perempuan itu naik ke atas kasur dan menyelimuti penuh tubuhnya. Dia hanya menyisakan wajahnya yang masih dapat terlihat dan perlahan menutup matanya.
Rasa penat tiba-tiba menyerang perempuan itu dan tanpa peduli dengan sekitar, dia berusaha untuk tertidur.
Setelah ditinggal Manda tidur, Arni bingung harus berbuat apa sehingga perempuan itu hanya terdiam sembari menunggu arahan dari majikannya.
Reza yang memahami perasaan Arni, langsung menyuruh perempuan itu untuk pergi. "Kamu bisa pergi dari sini, Ar."
Sesuai perintah Reza, Arni segera pergi dan di dalam hatinya, dia terus berdoa agar tidak ada pertengkaran yang terjadi di antara kedua majikannya itu.
Sepeninggal Arni, Oliv masih berdiri di dekat pintu kamarnya, perlahan membalik tubuhnya dan menatap jauh ke arah Manda yang kini sudah tertidur pulas di atas kasur.
"Cantik ya dia," gumam Oliv dengan pelan.
Karena tidak mendengar dengan jelas ucapan dari istrinya, Reza kemudian bertanya, "kenapa, Liv?" pria itu yakin, dia mendengar sesuatu yang keluar dari mulut istrinya.
Tatapan Oliv kini beralih ke arah suaminya yang berdiri tepat di sisi kasur. Senyum kecil perempuan itu kembali terlukis seakan mengatakan bahwa dia merasa baik-baik saja.
"Kamu hebat cari istri ya, Mas."
Pujian tiba-tiba yang keluar dari mulut Oliv berhasil membuat Reza tak mampu membalasnya. Dia merasa tak enak pada istrinya. Namun, dia juga tidak mau melepaskan Manda karena perasaannya terus menolak akan hal itu.
Oliv yang memahami bagaimana sikap Reza yang berubah kemudian mengalihkan pembicaraan. "Aku mau pakai baju dulu ya, Mas."
Perempuan itu berjalan ke ruang lain yang memang menjadi tempat khusus untuknya berganti baju.
Sejak tadi, perempuan cantik itu masih menggunakan jubah dan belum memakai baju tidurnya.
Ditinggal begitu saja oleh Oliv membuat Reza frustasi. Dia bingung harus berbicara apa lagi setelah ini. Dia juga harus mencari cara untuk memindahkan Manda ke kasur lain karena kasur yang perempuan itu gunakan adalah kasurnya bersama Oliv.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kontrak [End]
Roman d'amourPernikahan kontrak yang Reza dan Manda lakukan membuat mereka masuk ke dalam hubungan yang cukup rumit, apalagi saat itu Reza masih berstatus sebagai suami sah Oliv yang berarti Manda menjadi istri kedua pria tersebut. Kecemburuan terasa di benak Ol...