Perasaan takut juga semangat bercampur di benak Manda karena untuk pertama kalinya, dia bisa bepergian menggunakan pesawat. Hal yang dari dulu amat dia idam-idamkan dan selalu menjadi keinginan terbesarnya.
Dulu semua itu hanya angan-angannya semata karena dia berasal dari keluarga yang kurang mampu, untuk pergi ke sekolah menggunakan bus saja dia harus berpikir dua kali. Lebih baik uang tersebut dia gunakan untuk makan.
Tak lama setelah pesawat lepas landas, wajah Manda terlihat begitu panik apalagi ketika pesawat semakin naik ke atas.
Tangannya kemudian memegang erat Reza yang malah tertawa kecil menanggapi sikap istrinya. Syukurnya, Reza memesan tiket penerbangan khusus sehingga dia bisa duduk bersebelahan dengan istrinya bahkan tidur bersama.
"Nggak usah takut gitu kali," ucap Reza dengan nada bercanda. Mata Manda tak kunjung terbuka. Namun, dia tetap bisa menanggapi ucapan suaminya.
"Tetep aja bego. Gue takut!"
Manda tau bahwa suaminya pasti sudah sering berpergian menggunakan pesawat, tapi pria itu seharusnya tidak menyepelekan ketakutannya sekarang.
"Ya udah, tidur aja. Ntar kalau udah sampe gue bangunin," balas Reza mengalah, sepertinya dia merasa kasihan pada istrinya yang sudah terlihat begitu pucat.
Sesuai perintah, Manda mencoba untuk tidur di sisi suaminya. Namun, tangannya tetap mencengkeram lengan Reza bahkan terlihat seperti memeluk sebuah guling.
Karena perlakuan Manda tersebut, Reza menjadi sedikit kesusahan untuk bergerak. Namun, dia tetap berusaha untuk diam dan menikmati kebersamaannya dengan sang istri.
***
Sebelum jam makan siang tiba, beberapa pramugari datang untuk menawarkan makanan. Mereka membawa sebuah buku menu agar penumpang dapat memilih apa yang akan mereka makan dalam setengah jam lagi.
Saat sampai di kursi Reza dan Manda, hanya sang pria yang masih terlihat segar tanpa ada rasa kantuk. Di sisinya, Manda malah tak kunjung bangun sejak tidur beberapa jam yang lalu.
"Ini Mas buku menunya," ucap salah satu pramugari sembari menyodorkan buku menu ke hadapan Reza.
Tanpa menoleh, pria itu mengambil buku menu yang ada di hadapannya dan membaca beberapa menu yang ada di dalam hati.
Selama Reza membaca, pramugari yang berdiri di sisinya terus memperhatikan dengan senyum kecil juga semu di wajahnya bahkan sikap pramugari itu tetap sama hingga Reza selesai membacakan pesanannya.
Setelah selesai, Reza menutup buku menu dengan sedikit keras sehingga membuat pramugari di sisinya terkejut. Wajah pria itu kemudian terangkat sembari mengembalikan buku menunya kepada sang pramugari dan langsung diterima dengan senang hati.
"Ada tambahan lagi, Mas?" tanya pramugari berpapan Naura itu dengan ramah.
"Nggak ada," jawab Reza singkat dengan ketus.
Sebagai pertanda bahwa Reza sudah memiliki istri, pria itu kemudian semakin mendekatkan dirinya pada Manda yang tengah tidur lelap. Tangan perempuan itu sudah terlepas dari tubuh Reza dan membuat pria itu sedikit merasa kehilangan.
"Baik, Mas. Saya permisi dulu."
Sepeninggal pramugari tersebut, Reza ikut membaringkan tubuhnya di sisi Manda. Wajah keduanya kemudian saling bertatapan dan tiba-tiba Reza mengecup dahi Manda dengan perlahan. "Mimpi indah."
***
Setelah perjalanan yang cukup melelahkan dan memakan waktu lama, Reza dan Manda sampai di sebuah pulau tempat keduanya akan berbulan madu selama satu minggu lamanya.
Tadi saat sampai di bandara, mereka langsung dijemput oleh seorang utusan vila yang Reza sudah pesan jauh hari sebelum kedatangan mereka hari ini.
"Mari, silakan masuk, Mas, Mbak," ucap orang itu dengan ramah sembari membuka pintu vila yang Reza pesan.
Tangannya kemudian menahan pintu tersebut agar tidak tertutup kembali. Reza masuk terlebih dahulu dan Manda mengikutinya dari belakang dengan sebuah koper yang dia tarik dari depan.
Ketika masuk, mata Manda langsung membulat sempurna saat melihat pemandangan indah di depannya. Tepat di belakang vila yang suaminya pesan, ada pantai yang jaraknya tidak terlalu jauh. Namun, di area vila yang mereka pesan juga ada sebuah kolam renang pribadi yang mungkin akan segera Manda nikmati.
"Kalau ada apa-apa silakan hubungi saya ya, Mas, Mbak. Saya permisi dulu, selamat berbulan madu."
Ucapan terakhir yang disampaikan oleh penjaga vila tersebut sebelum keluar dari kamar Manda dan Reza berhasil membuat keduanya saling bertatapan untuk waktu yang cukup lama. Namun, sang perempuan segera mengalihkan pandangannya. Ada guratan merah di wajahnya yang tak mau dia perlihatkan pada sang suami.
"Gue mau berenang boleh nggak?" tanya Manda pelan dengan posisi membelakangi suaminya. Rasa malunya masih terus menyelimuti apalagi sekarang mereka hanya berduaan.
Manda terdiam sembari menunggu jawaban Reza, ingin sekali dia membalik tubuh sekarang juga untuk melihat apa yang suaminya lakukan sehingga tidak menjawab pertanyaannya. Namun, sebelum itu tiba-tiba Reza memeluknya dari belakang.
Pelukan hangat yang suaminya itu lakukan membuat Manda terkejut dengan mata yang membulat sempurna. Wajah keduanya saling menempel dan Reza terlihat begitu menikmati keintimannya dengan sang istri.
"Boleh kok, apasih nggak nggak boleh buat kamu."
Godaan Reza berhasil membuat Manda salah tingkah. Perempuan itu bingung kenapa dia bisa begitu malu akan ucapan sang suami. Apa gue udah jatuh cinta sama dia? tanya Manda di dalam hati dengan ragu.
"Hmm, nggak jadi berenang?" bisik Reza yang membuat Manda sadar dari lamunannya. Perempuan itu kemudian membebaskan dirinya dari sang suami dan bergegas pergi ke kamar mandi.
"Jadi kok."
***
Dengan baju kaus juga celana pendek, Manda masuk ke dalam kolam renang pribadi vilanya. Walau tak terlalu hebat berenang, perempuan itu tetap menikmati waktunya.
Di sisi kolam, Reza terus memperhatikan sang istri sembari sibuk membaca beberapa berkas yang ada di i-pad nya. Matanya bergantian menatap Manda dan juga ipad yang ada di tangannya. Ingin sekali dia ikut berenang bersama Manda. Namun, ada hal yang perlu dia kerjakan.
Setelah cukup lama berenang, Manda naik dan duduk di sisi kolam. Dari belakang, Reza dapat melihat pakaian dalam istrinya tersebut karena kaus yang dia gunakan terlalu tipis. Tanpa sadar pria itu meneguk air liburnya dengan kasar. Shit! Kenapa pikiran gue kotor gini sih!
Reza berusaha membuang pikiran kotornya terhadap Manda dengan menggeleng pelan. Saat itu sang istri membalik tubuhnya dan kebinggungan saat melihat sikap Reza yang aneh.
"Lo kenapa?" tanya Manda yang berhasil membuat Reza berhenti menggelengkan kepalanya.
"Nggak pa-pa kok," jawab Reza singkat sembari mengalihkan pandangannya tanpa mau melihat wajah Manda yang mengerutkan dahi.
"Aneh banget sih," cicit Manda sebelum kembali meluruskan tubuhnya.
Melihat langit masih cerah, Manda kembali turun ke kolam renang. Dia mau menghabiskan waktunya di dalam sana hingga nantinya dia merasa bosan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kontrak [End]
RomantizmPernikahan kontrak yang Reza dan Manda lakukan membuat mereka masuk ke dalam hubungan yang cukup rumit, apalagi saat itu Reza masih berstatus sebagai suami sah Oliv yang berarti Manda menjadi istri kedua pria tersebut. Kecemburuan terasa di benak Ol...