Semesta punya ribuan cara membuat kita bahagia, sebab itu selalu berprangsak baik dan bersyukur dengan apa-pun yang kamu miliki. Rejekimu datang disaat tak disangkah-sangkah.
Setelah kejadian yang membuat Ace semakin canggung dengan Raizel apa lagi kalau bukan karena karoke, sekarang perempuan yang tengah mondar-mandir dalam kamarnya padahal kalau mau dibilang ini hari bahagianya, mereka yang diluar kamar sibuk masak untuk acarah kecil-kecillan dirumahnnya, hari ini pula dia, Eta, dan Madhu akan merayakan dikafe. Haya sedang pulang kampung anak itu. Jadi perempuan yang terbilang paling mudah dienglish21 dan cicrel mereka.
Apa yang membuat Ace mondar mandir itu adalah ini
나는 너를 사랑한다.
Bahasa apalagi ini Ace menatap layar ponsel karena notif pertama hari ini adalah kalimat bahasa itu bukan selamat ulang tahun ini dosen kenah penyakit apa sih? Tepat tangal 18 april setidaknya selamat ulang tahun atau HBD Ace dapat dari pemuda itu namun justru kalimat yang entah artinya apa, Ace pun bingung balas pesan itu seperti apa.
"Kam dua lihat sir de kastunjuk barang apa ini?" Perempuan yang memakai baju maron dengan lengan pendek itu menyodorkan ponselnya pada dua perempuan si cewek berjihab hitam tentu saja Mahdulika, dan Eta yang mengunakan kemeja kotak-kotak dengan warna hitam putih itu melongoh melihat tulisan ini.
"Ini itu kaya bahasa korea gak sih?" Eta menatap dua perempuan itu bergantian. "Ihhh itu loh bahasa korea tapi, gak tahu artinya apa."
"Demi teman pace maki ko ini!" Mahdu lantas memukul lengan anak itu. "Gak boleh zuusan gitu weeeh, mungkin aja sir salah kirim iyo toh."
Ace justru memijit kepalanya, pening juga memikirn kata sepengal itu yang artinya apa.
"Tumben Dhu ko otak berkerja dengan betul."
"Etaaa ya aula, ko mulut paling kurang ajar sekali eee," Madhu mencibir tanpa suara bibir sebelah perempuan berdarah Hindia itu, menyesap minumannya kembali. Eta menatap perempuan itu dengan dagu yang ada naik saja.
"Sudah tra usah pikir pace itu sudah ko kue ada ini tiup lilin." Ace disodorkan kue cokelah itu dengan tulisan hbd 21. Otak anak itu berisih kalimat aneh bahasa dosennya.
"Kurang Haya saja ee," Madhu menganguk dengan kalimat itu. Eta asyik chet dengan Yoseph tentang pmm-3 "Anak itungebet banget mau kejawa rata-rata pilihan kampusnya yogkarta atau tidak sekitaran jawa tengah.
"Jangan sampai cowoknya tugas disana maknanya de ngebet sekali itu."
"Mana ada begitu Dhu emang de perna bilang gitu."
Eta menyeruput minuman sebelum membalas omongan Mahdu, "AHH anak itu otak pikir kuliah saja itu, tapi yaa kalau masalah tentara de memang gila, de dengan Fransian nekat pergi ke katapop untuk barang itu."
"Gila Yoseph ke katapop itu jauh weeh."
Asyik dengan perbincangan parah manusia itu, Ace menatap susana dalam kafe itu ada yang membawah pacar, teman seperti dirinya atau keluarga yang akan menjelang libur lebaran. Suara manusia yang datang bersama kue ulang tahun membuat tiga perempuan itu tegang padahal sekarang bukan jam pelajaran tidak Ace Eta maupun Mahdu sama-sama gugup dengan kehadiran manusia itu.
"Selamat ulang tahun Ace." Raizel menyodorkan kue ulang tahun cokelat pada perempuan itu, apakah pemuda ini tidak sadar kalau sekarang Ace mendadak ingin salto-salto mengatakan dia senang luar biasa.
Eta ingin me3langkah menjauh namun cepat-cepat Raizel mengambil tindakan. "Tiup lilinnya Ace." Ternyata sistem perintah-perintah ini kumat juga ya, padahal sedang tidak ada kelas atau materi ini. Dasar dosen ya, hobi sekali suruh-suruh orang. Perempuan yang mengenakan baju dengan lengan pendek dan bagian atas dada kelihatan otomasi saja pemuda itu risih. Awalnya Eta dan Mahdu yang menyingkir dari situ tapi sepertinya Raizel izin mengambil teman mereka.
"Kalian disini saja, saya mau pinjam Ace nanti pulangnya sama saya jangan kalian tunggu."
"Baik sir oke sip."Madhu menanggsurkan dua jempolnya, sedangakan Eta dengan gerakan siap gerak hormat pula.
"GUYSSSS BYEEEEEE." Suara pasrah ditarik pemuda itu keluar kafe juga jas yang menutup tubuhnya de javu saat hujan laki-laki itu memberikannya jaket sekarang terulang lagi.
Ace seperti manusia bisu sekarang padahal anak itu ingin bertanya terkait bahasa korea tulisan aneh apa yang pemuda itu kirimkan padanya. Apa iya materi mereka sekarang dalam bahasa korea lagi ya, selain bahasa inggris.
"Kamu senang ya, pake baju kurang kain begitu?"
Gadis ini ingin menjawab ini treen pak, tapi hanya diam pada ujung lidahnya tanpa Riazel dengar.
"Apa iya treeen berbusana sekarang tidak punya etika yaaa?" Ace tetap diam saja padahal mulut perempuan itu ada gatal setengah mati untuk bersuara.
"Naik." Perintah Raizel seenak jidat pada mahasiswinya tak ada nyalih pun untuk bertanya kemana laki-laki ini akan membawahnya pergi Ace hanya bisu mulut anak itu mendadak keluh untuk sekadar bertanya "Sir kita mau kemana?"
"Gak usah banyak nanyak kamu diam saja, gak bakal juga saya berbuat jahat." Rasanya pemuda ini bisa menebak isi kepala Ace perasaan tadi dia saja yang bicara Ace mendadak jadi kalem padahal aslinya perempuan ini cerewet.
Motor bergerak dari arah kota menujuh kabupaten mereka melewati jalan kontener, suasana yang hijau hijau segar begitu pula dengan hadirnya satu yonif yang berbelok di yonzipur klalin enam. Anak itu langsung kepikiran pada Yoseph anak apakah benar anak itu tidak punya someone atau dia sedang menungguh someone. Perempuan satu itu pula susah ditebak dekat sama siapa karena ada beberapa laki-laki yang perna dia cerita untuk Ace dengar bagiamana mungkin Ace tak berasusmi demikian.
"Cantik banget pemandangannya." Ace yang dari tadi diam mulai membuka suara melihat pemandang dermaga sp 3 jauh-jauh Raizel membawahnya dari kota kemarih tak sia-sia, tempat yang begitu tenang dan damai sekali sangat nyaman dan teduh, suara gelombang dan angin yang bertup menjadi melodi indah. Ace paham sekarang kenapa Yoseph suka tempat ini katanya itu bisa dapat banyak ide menulis melihat suasan tenang begini tentu saja iya.
"Kamu suka tempatnya Ace?" Raizel menatap anak perempuan yang sibuk merengtakan kedua tangan mata terpejam merasakan tubuhnya diterpa angin sore yang damai. Dia menganguk setelah membuka dua retinanya melihat pemuda jangkung itu. "Senang sekali Sir thank so much."
"Anytime Ace." Ya pemuda ini sering memangil Apriyani atau Ace seperti biasa dipangil oleh para bestei perempuan itu. Namun, dipangil oleh pemuda ini rasanya selalu berbeda melayang-melayang dipangil oleh orang yang kita suka itu percayalah rasanya sangat beda membuat ingin terbang serius. Dada Ace bak gederang perang berkumandang dari tadi terus benda itu tak berhenti bunyi.
"I can tell something for u ace and its very important ace I c hope u know."
"Iya sir what this, saya akan dengarkan apa yang bapak bilang silakan." Perempuan itu duduk pada tempat duduk yang ada disitu. Sembari Raizel yang mulai dibanjiri keringat dingin laki-laki itu dilandah gugup setengah mati. Berusaha untuk bisa menatap mata Ace yang malah fokus melihat indah langit biru dan laut yang luas depan matanya, kesannya jadi Raizel yang terabaikan oleh gadis itu.
"나는 너를 사랑한다." Ace masih berfungsi dua kupingnya otomasi perempua itu memutar tubuh menghadap pemuda yang pasang muka tembok padahal ada dilanda gugup setengah mati ini.
"Saya anu saya--" Ada apa dengan lelaki ini kenapa malah terbatah-batah sekarang telah masuk semester 4 Ace baru mendengar pemuda itu jadi demikian ada apa dengannya. "Sir ada apa, apa ada masalah yaa, sir saya buat kesalaha ya sir?"
"Ngak -ngak saya, saya saya, saya suka sama kamu."
Perempuan itu mendadak jantungan sumpah ini mimpi disore hari Ace menatap Raizel bahkan dengan berani dia menepelkan punggun tanganya dikening pemuda itu.
"Sir Anda sehat kan?" jawaban yang membuat Raizel tidak habis pikir ternyata ada perempuan yang berani menolaknya itu adalah mahasiswanya maka yang laki-laki itu lakukan selanjutnya makin membuat jantung Ace seakan mati mendadak sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
VC [END] ✓
Romance"Goblok goblok!" Seseorang perempuan mengetuk dahinya pelan ketika orang yang kemarin salah dia vc. Ada didepan kelas. Tengah menulis stukur teks news. Dalam hati perempuan itu bersumpah serapa dengan tetap diam dia meneguk ludahnya kasar. Ketika ma...