Pesan yang ramai

7 2 0
                                    

Setiap orang itu punya masalah hanya porsinya saja, yang beda-beda so jangan perna merasa paling menderita ya, soalnya bukan kamu manusia satu-satunya di planet ini. Tetap love yourself juga yaa.


Aldo yang masuk kamar Ace membuat perempuan itu kesal setengh mati karena harus mengangkat pangilan ponsel dari Raizel.

"Sa pinjam ko pu jaket yang warna biru itu dulu neh?"

"IH buat apa dasar laki-laki tra modal iyo ambil sana sudah."

Ace menatap jengkel anak laki-laki itu, aroma telur goreng yang mengangu hidung kecilnya, mengambil atensi gadis itu ditambah sambal gorenng juga. Sedikit kecap abc manis sudah Ace melupakan sebentar perihal kejadian hari ini. Maka kaki itu menutuntutnya ke dapur melihat siapa kah gerangan yang menghindingkan masakan kesusakan perempuan itu. Antara deret banyak makanan yang sajikan diacarah ultanya siang ini tak ada yang mengambil perhatian gadis itu kecuali telur goreng ini.

"Nah kalau aroma telur goreng datang sendiri tra usah bateriak besar besar, 'Ace Ace Ace' sendiri tahu diri langsung kastunjuk muka di dapur." Ella bertongkat pindah usai memindahkan telur goreng dari wajan dengan saus tomat yang Ace jamin ini nikmatnya tiada banding resto bintang lima alih-alih masakan rumahan. Perempuan itu hanya menyengir dengan tatapan mata mirip anak anjing yang paling mengemaskan. Ace segera mencuri piring kotor lebih baik sadar diri dari pada kemah cerocos terus percayalah rumah dengan minim anak perempuan itu berasa kamu jadi pembantu dirumah sendiri serius, tanya saja sama Ace kini. "Iyo bah sa cuci piring ini."

"Ko kalau cuci piring itu cepat jangan terlalu lama, tong tunggu sampai matahari gerhana kah?"

"Iyo iyo si paling cuci piring cepat kah ini," sewot Ace karena sering dia yang dikatan cuci piring paling lelet padahal dia hanya sedang menikmati waktu cuci piring saja malah salah kaprah begitu.

"Ko goreng telur banyak toh?" Ace melonggohkan lehernya mencari di mana benda lonjong warna putih pucat yang menjadi oranye termakan saus tomat dalam wajan tadi. "Sa lagi kah kayanya barang enak sioooo. Bagi nehh Lanox."

"Iyo sana cuci piring cepat sudah dirak trada piring untuk makan ini!" Ella duduk dibangku dekat kulkas memperhatikan perempuan yang mengenakan bandu putih membilas piring kotor bekas makan tadi siang. Serius kelurga Ace terbilang besar dengan jumlah saudarah yang sembilan 2 anak perempuan termasuk Ace salah satunya ya sisah semua saudarahnya yang berjennis kelamin laki-laki. Ace hendak mengatakan sesuatu tapi kalimat itu malah menjadi transisi kata yang terbata-bata dan kembali masuk dalam rongga mulutnya bulat-bulat. 

Ibarat pancing ikan umpan belum dipasang tapi pancing itu malah kembali disimpan saja daripada harus turun dalam air. "Paling tra adil itu anak-anak laki-laki yang pacaran baru tong trada."


"Nah ini barang tra adil sekali kah sa juga paling emosi makanya diam-diam begini?"

Ace yang setelah cepat membasu tangan dengan air bersih segerah mendekat pada perempuan itu. "Ko pacaran masa tra perna ketahuan itu?"

Perempuan berhidung mancung kaya perosotan itu, senyum sebentar dan menatap saudar sepupupunya itu serius mata Ace benar-benar menanti dengan sabar kalimat apa yang akan perempuan itu ucapakan, "Siooo Ace ko belum pro sekali ini adegan pro serius." Dengan tegah tangan kiri Ace menimpuk Ella anak itu telah serius mendengaar malah dipermainkan begini yaa, siapa yang tak kesal. 

"Tega sekali weee, tra boleh main pukul-pukul nanti sa gooblok bagaimana, trada yang mo jadi ko teman curhat eee." Anak itu ingin membalas Ace tapi keburu perermpuan itu telah menghilang untuk kembali menaruh piring diraknya semula usai dicuci. 

VC [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang