Dasar Hama

17 1 0
                                        

Setenang-tenangnya hidupmu pasti ada saja hama-hama yang membuat kamu risih dan tergangu percaya atau tidak tapi sepertinya terjadi kan.


Jam dinding yang terus berdenting di atas sana, seiring dengan Raizel yang sibuk memeriksah tugas mahasiswanya tentu saja. Sembari pula dia melihat ponsel apakah Ace telah memberi pesan untuknya terkait, dia tidak bisa kelapangan UNIMUDA lantar tugas mahasiswanya banyak jika waktu itu dia tidak memberhentikan Ace sebagai asiten mungkin sekarang tugasnya jadi lebih mudah tapi tak mungkin pula dia membebani perempuannya itu. 

"Halo Mas gak jadi datang ini? Seru."

"Mas sibuk Ace, gak bisa datang ini banyak sekali tugasnya."

"Kalau gitu saya bantu saja mas?" Pemudah itu berhenti senjak menimang antara iya atau tidak. Untuk penawaran wanita itu. 

"Jangan tidak perlu kamu nonton pertandingan aja, nanti  kamu cerita sama Mas." 

"Okelah mas, gapp ini serius?" 

"IYa gapp." Untuk apa merepotkan perempuannya kalau dia bisa sendiri, terpikir lagi dulu awal bertemu Ace, anak itu yang paling membuat Raizel risih selama awal mengajarny diunimudah dan dan Ace di awal perkuliahan. Nyatanya malah mereka berahkir seperti ini.

...

Ace yang selesai menjawab telepon dari Sir Raizel merasa harus ke prodi untuk membantu pemudah itu tapi, karena dia sendiri yang mengatakan tidak berarti pemudah itu bisa sendiri dan tidak membutuhkan bantuannya. Sorak-sorak dari pendukung tim sepak bola AEES dan penjas sepertinya panas. 

"Nyaris aja gollll itu." Dj atau siti Hadija yang duduk tendah bersama Ace dengan yang lain greget karena, sungguh kalau3 penjas lengah sedikit saja pasti golll.

"Kalau tra tau main bola itu diam saja, cuma bisa dalam ruangan saja." Sorakan dari tendah sebelah membuat seluruh anak-anak himpuanan bahasa english geram ini sangat menghina sekali, padahal mereka tergolong dalm satu fakultas yang sama. FABIO/FKIP

"Panas ya kipas kah panas ehh." Suara Ace dan Haya membalas pada mereka ditenda yang berjarak lima belas meter. 

"Maknya tahu main bola tolong yaa." 

tepat setelah mengatakan hal itu bobol pula gawang anak penjas anak bahasa inggris bersorak hebo dan balik mencemoh anak penjas khususnya bagian mereka yang ditenda para perempuan disana itu yang seperti menjadi penyakit para sopter yang tak sehat ternyata. 


"MOHON  TENANG UNTUK PARA SPORTER DARI KEDUA KUBU AGAR PERTANDINGAN INI MENJADI AMAN MOHON KERJA SAMANYA." Suara yang tentu saja dari mic panitia karena risih dengan kedua pihak yang ribut. Pahalal mereka yang dalam lapangan sedang santai dan asyik tanpa masalah sebaliknya dengan mereka yang diluar lapangan dengan keributan. 

"Dong disana kaya gatal kah." Ace sudah tenang tapi karena jengkel dan ikut koar koar tadi kini kembali terpancing dengan omogan dari kubu sebelah memang sangat buat naik darah. 

"Memang dong kira anak penjas sendiri yang bisa main bola," komentar Haya Ezri pun sependapat dengannya, tepat saat itu gawang anak bahasa inggris bobol karena anak penjas dan tentu saja mereka ditenda anak penjas makin gencar untuk mengatai anak bahasa inggris. "Aiii sudah biarkan kalau ditangapi nanti dong merasa lebih jadi kita diam saja."  Mereka ikut saran dari Dj karena tak ingin memperpanjang dari masalah ini. 

....

"Ko kan? Yang namanya Ace sok cantik banget?" Ace menatap orang yang berkata sinis padanya tak ada hujan tak ada angin bahkan dia sendiri tidak mengenal orang itu. Haya yang memang nyaris satu mahasiswa unimuda dia kenal perempuan itu berbisik ditelingah Ace. "Kating penjas semester 8. Namanya Nur Siti pindahan dari Akper sekarang semester 6." Ace hanya menganguk menatap perempuan itu dari atas hingga atas sampai bawah. 

"Oh kenapa gak senang ya situ?" Perempuan yang memakai hijab maron dengan seragam olaraga unimudah itu menilik Ace dari kepala hingga kaki. "Tra usah sok cantik deh adik tingkat saja baru GAK USAH SOK SOKAN." 

"Memang ko siapanya mas Raizel jadi sok sekali begitu tolong ya," kata Ace sembari mengambil sebagian rambutnya ke belakang telingah. "Iya maaf kak sebenarnya hubungan kak dan Sir Raizel apa ya, Ace ini pacarnya sir."

"Pacar saja  bangga." Muka Ace langsun diguyur dengan aqua botol oleh perempuan berhijab itu serta dua kawannya yang tertawa puas. "Kurang aja memang." Haya dengan gugup perempuan itu malah jadi nekat memasuki toiilet dan menyimar mereka dengan air segayun.

"Mohon maaf ya mbak kita impas dan sa tra kenal ko jadi maaf saja ee." Ace dan Haya menghilang dari kamar mandi belakang gedung malak. "Anjirr gatal banget itu cewek, kenal sa tidak malah datang nyinyir gitu gila banget itu orang."

Omongannya disanbut Haya, " Iyokah sa bilang Eta maki de ampas mbak jawa satu itu terlalu bikin diri sekali anjing memang."

Dua perempuan itu ketika tiba didriking setelah pakian mereka kering dan berganti dikos Haya yang langsung berhadapan dengan kampus jadi tidak perlu mengeluarkan banyak ongkos taksi atau angkot lagi. 

"Perempuan itu memang de gatal sekali kah. Atau ini karena kam ribut yang dilapangan bola itu," tanya Eta yang mencocol gorengan pada sambal. "Bisa jadi sih." Madhu yang datang dengan boba empat botol untuk mereka, serentak mengakui. "Ehh tapi kalau memang karena itu gak semua aja serang sa, kenapa juga mbak siapa Haya namanya." Ace menatap Haya yang menyeruput es boba dengan penuh kenikmatan tak mau ada yang mengagu kesenangnya itu. 

"Nah iya kah perempuan sinting, bahh de yang mana kah jangan sampai nanti sa maki orang pu anak hancur."

...


"Selamat sore," salam Raizel pada Ace yang tengah duduk diteras dengan hpny, perempuan itu lagi sengang dan karena pemudah itu akan datang main kerumahnya jadi dia menunggu depan pintu sekarang pemudah itu, telah datang. "Sore mas."

"Sa dengar tadi kamu dilabrak anak penjas ya?" Raizel duduk disamping Ace dengan pertanyanya itu yang seharian ini mengisi kepalanya. "Iya sih kating penjas saya gak kenal katanya Nur Siti." 

"Perempuan itu lagi tapi kamu gak papa kan?" 

"Iya mas gak papap disiram doang pake aqua botol," kesal Ace, tentu saja siapa yang tidak kesal kalau semisalnya tak ada masalahnya sama orang itu tapi dia datang dan membuat kamu dalam masalah. Kaus kaki pemudah itu dia lepas saat Ace mengajak untuk masuk didalam rumah saja, tidak baik kalau mereka duduk didepan teras begini. Tentu saja untuk belajar, yakali untuk bucin terus tidak terima kasih ini bukan cerita wattpad dan novel romantis yang biasa temannya si Yoseph tulis tapi kisah hidup Aceana ya hidup Ace sendiri. 

"Minum teh atau kopi mas?"

"Teh aja tapin jangan pake gula, soalnya saya gak bisa minum yang manis manis ace."

"Tapi nanti tawar mas, gula dikit aja." Perempuan itu membuat penawaran bersama dosennya. tapi lelaki itu masih keras kepala dengan pendapatnya. "Tidak Ace nanti saya diabtes saya tidak tertarik dengan yang manis manis kecuali kamu." Ace seakan mau lompat kodok sekarang juga pemudah ini yang kenapa bisa jadi begini, "Mas kemarih tidak minum bensin kan?" 

"Saya serius Ace saya tidak perna bermain dengan ucapan saya." Dalam dada perempuan itu bohong kalau tidak berbunga-bunga dengan penuh kesenangan. Makin kemarih perempuan itu makin cantik batin Raizel berteriak senang pula. Materi pelajaran yang Ace rasa dia kesulitan pemudah itu ada yang dia mintai tolong khusus pelajaran antikorupsi yang hobi bikin sakit kepala ditambah dosen kebiasan ngasih tugas gak ngotak. 

"Materi ini tidak perlu dihafalin cukup kamu pahami saja, dibaca ulang-ulang dan buat catatan biar diingat ya," kata Raizel sambil menyeruput teh yang perempuan itu hidangkan. 

"Selamat malam semua." Darah Ace seakan mendidih ketika ada manusia itu disini. Tapi dia hanya bisa menahan amarah dalam dada saja, tanpa bersuara dan diam saja seperti dinding rumahnya






VC [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang