Chapter 3 : Pemilihan Leader

131 20 0
                                    

"Fokus, karena udah pada kenal semua. Kita pemilihan leader aja, perempuan satu, laki-laki satu. Nggak ada penolakan buat yang ketunjuk. Diem dan ikutin alurnya."

Semuanya mengangguk dan ngikutin pelatihnya untuk main buat pemilihan leader. Kalian tahu permainan dimana pemain ngangkat kelima jarinya dan seseorang nyatain pernyataan. Bila merasa iya, tutup satu jari. Kalau lima jari udah ketutup semua, berarti dia kepilih. Tahu nggak?

"Pernyataan dari gue, kalian tinggal tutup jari-jari kalian kalau menurut pernyataan atau pertanyaan ini kalian banget."

"Oke, gue mulai. Tutup jari kalian kalau kalian perempuan," pelatih itu melihat sekitarnya dan fokusnya sekarang ada di Zoa. Dia melihat perempuan itu dan meminta penjelasan. Jelas-jelas dia perempuan.

"Kak, dia bisa jadi laki-laki bisa jadi perempuan. Tapi kayaknya dia lagi di fase laki-laki sekarang," jelas Wonyoung.

"Wajar, dia anak taekwondo, kak!" Tambah Jihan semangat.

Doyoung menyenggol Junghwan di sebelahnya, "Pasangan lo tuh, Hwan."

"Kak Doy diem aja!" Doyoung cekikikan nggak jelas gara-gara jawaban Junghwan.

Pelatihnya itu ngangguk-ngangguk doang, anak didiknya ini terlalu aneh atau bahasa halusnya unik buat dirinya. "Tutup jari kalian kalau kalian laki-laki," bener aja, Zoa nutup jari jempolnya.

Semuanya bermain dengan teriakan nggak jelas yang menuhin ruangan itu. Teriakan, ocehan nggak jelas, debat yang ngundang gelak tawa pun dikeluarin sama mereka semua.

"Oke, sisa Jeongwoo, Doyoung, sama Yujin yang jarinya tinggal satu."

"Astaga bang, jari gue masih banyak. Jari kaki gue juga masih ada," jawab Jeongwoo yang emang otaknya belum nyampe sama apa yang dimaksud pelatihnya.

Pelatihnya itu ngehembusin nafas, "Jangan pura-pura goblok deh, Woo. Semua orang juga tahu kalau lo emang goblok."

"Kejam lo sama anak didik sendiri," Jeongwoo pantang menyerah kalau sama pelatihnya ini.

"Woo, lo bacot sekali lagi, gue keluarin lo dari pemilihan ya."

Jeongwoo berteriak bahagia, "Bagus lah! Mending gue bacot biar keluar dari game ini. Gue nggak mau jadi leader! TOLAK JEONGWOO SEBAGAI LEADER! TOLAK JEONGWOO SEBAGAI LEADER!"

"Pemilihan leader berasa demo," gumam Yujin.

Pelatihnya tersenyum, "Oke, karena Jeongwoo nggak mau jadi leader, selamat buat Yujin dan Doyoung yang jadi leader kalian buat semester ini! Yeay, congraduation!"

"Congratulation kali," timpal Wonyoung, maklum dia anak pinter.

Pelatihnya itu tampak bodo amat, dia emang bukan sarjana Bahasa Inggris jadi nggak salah kan? Nggak salah, dia cogan.

"Anjir, gue nggak mau sama Doyoung, kak!" Teriak Yujin yang ngebuat mereka berhenti ngeselamatin dirinya dan Doyoung karena kepilih jadi leader.

Doyoung nepuk pundak Yujin dan tersenyum, "Jin, ini buat kepentingan dance doang kok. Gue juga bakal jaga sikap gue dan berusaha buat profesional. Lo mau ya? Kesampingin dulu ego lo, ini buat sementara."

Yujin mengangguk pelan, hatinya merasa tenang begitu ngedenger ucapan Doyoung. Boleh dikata, Doyoung itu emang tampangnya aja yang suka ngegenitin perempuan tapi dia punya banyak kata yang bagus buat didengerin orang lain ditambah sikap dia yang tenang.

"Terus abis ini gimana, kak?" Tanya Yujin begitu dirinya dan Doyoung menjadi pusat perhatian di ruangan itu.

Pelatihnya itu tersenyum, "Kita nentuin dua lagu buat pensi sebelum penilaian akhir tahun bulan Juni nanti. Sesekali latihan dance buat lomba di acara lain."

"HAH?! PENSI?!"

"Gue udah duga kalian bakal kaget, tapi ini permintaan dari pihak sekolah juga. Tapi kalian tenang aja, konsepnya udah ditentuin. Murid-murid sekolah tinggal ikut berpartisipasi sama acaranya dan kita salah satunya," ucap pelatihnya.

Semua mengangguk mengerti, "Lagunya buat opening sama closing, apa gimana kak?"

"Nggak, lagunya buat di pertengahan ketika cowok itu nembak ceweknya dan satu lagi buat closing. Yang buat closing, katanya nggak nyambung sama acara puncak juga nggak apa-apa. Yang penting dibawa asyik aja."

"Anu, kak, sebelumnya mau nanya. Itu temanya romance apa gimana? Kok ada acara cowok nembak cewek?" Tanya Wonyoung.

Pelatihnya itu ketawa, "Gue juga nggak tahu. Cuma katanya emang gitu, ya udah ikutin aja."

"Bener, daripada pensi terus ada drama tentang bully, kan nggak banget," timpal Yujin.

"Dikata pensi jadi tugas ujian sekolah anak-anak SMP zaman sekarang kali ya?" Doyoung jadi ikut-ikutan, emang tugas dia ngomporin. Nggak lebih.

"Chemistry leader kita ini mantul banget ya." Jihan adalah pengganti Doyoung buat ngomporin.

Doyoung sama Yujin bagian tepar aja sekarang mah. Semoga mereka kuat menghadapi bencana ini.

Dance Club Love StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang