Setelah insiden tersebut, Yujin ngembaliin jaket milik Jeongwoo dan menyuruh Doyoung untuk menunda tugas kelompoknya dengan alasan,
"Gue lagi pengen bareng Zoa, kalian boleh pulang. Maafin gue udah bikin suasananya nggak nyaman."
Keempat perempuan itu terbagi menjadi dua kubu. Yujin dengan Zoa, dan pastinya Jihan dengan Wonyoung. Untungnya mereka sama-sama sekelas.
Bukan musuhan, mereka lagi nenangin diri aja. Mereka nggak sechildish itu buat mikir musuhan karena hal ini.
"Udah tenang?"
"Udah, makasih ya, Zo. Gue nggak tahu harus apa sekarang."
Zoa menghembuskan nafasnya dan memeluk salah satu boneka milik Yujin.
"Lo makan dulu ya? Gue ambilin bentar."
Belum dijawab sama Yujin, Zoa si perempuan bersabuk merah itu langsung melenggang pergi. Bonekanya juga masih dibawa sama dia.
"Padahal belum tahu dapur bagian mana, udah main pergi aja tuh anak," gumam Yujin dan rebahan di kasurnya.
Sementara itu...
"Dapur mana ya?"
"Lo belok kanan aja udah dapur."
"Itu dapur?"
"Nggak, lubang buaya."
"Oke, makasih Yujin!"
Zoa belum konek.
"Perasaan Yujin cewek, deh, ini kenapa suaranya jadi ngebass gini? Terus masa di rumah ini ada lubang buaya? Ngadi-ngadi arsiteknya! Eh tapi, LO SIAPA ANJIR?!" Zoa udah ancang-ancang megang sapu di sebelahnya.
"Woi sabar woi! Ini gue, Jihoon!"
"Lho, kakak? Kakak ngapain malem-malem di sini? Mau ngapain Yujin, hah?!"
Mulai protektif dan banyak nanyanya.
"Gue kakaknya dia," ucap Jihoon dengan santainya.
Zoa masih mencerna perkataan Jihoon sampai akhirnya ting! "KOK YUJIN NGGAK PERNAH CERITA? Sebenernya berapa banyak cerita yang dia sembunyiin? Selain dua ini masih ada?"
Ada, Zo. Lo cuma tahu sebagian kecil dari ceritanya dia. Belum sepenuhnya
"YUJIN! MAU KEMANA LO?!"
Udah deh, berhasil kabur atau lolos dari kejaran Zoa itu nggak ada apa-apanya, hasilnya bakal sama yaitu kekejar dan ketangkep.
"Gue mau bolos. Sekali ajaaaa, ya, Zo? Pleaseeee," jurus maut aegyo Yujin dia keluarin. Dia sebenernya ogah sih tapi ini the power of kepepet.
Zoa ngehembus nafasnya, "Alasannya apa?"
Yujin tersenyum, kalau Zoa udah kayak gitu berarti diizinin, "Ehm, sakit aja! Iya, gue sakit perut."
"Ya udah, bawa handphone lo, nyalain datanya juga," ucap Zoa sambil ngasih handphone ke Yujin.
Yujin makin ngelebarin senyumnya karena temennya ini, "Utututu, Zoa ini tsundere banget, lo perhat-"
"Bukan perhatian, gue nggak mau gue dimarahin karena lo bolos. Gue bakal spam lo kalau lo dicariin sama guru, dah gue masuk dulu," potong Zoa.
"Emang gue nggak salah pilih lo, Zo."
Perempuan dengan tinggi sekitar 172 sentimeter itu duduk di bangku yang mengarah ke gedung-gedung yang mengelilingi sekolahnya. Jangan lupakan sinar matahari yang hangat dan angin sejuk yang menerpa wajahnya.
"Kalau ada manusia dengan cap sahabat terburuk, mungkin itu gue... karena banyak cerita yang belum gue sampein ke kalian. Won, Han, Zoa, maafin gue. Gue gagal jadi sahabat kalian. Bahkan cap 'teman' aja gue nggak bisa dapetin apalagi 'sahabat' ya?"
"Gue pantes nggak ya sahabatan sama mereka?"
"Kesannya di sini gue jahat banget."
"Juga, gue takut mereka mikir kalau gue hilang kepercayaan buat mereka."
"Kak, lo nggak apa-apa?"
Yujin tersentak, dia pikir dia sendiri di sini. Ternyata salah.
"Eh, Hwan. Kok di sini?" Tanya Yujin dan menepuk tempat di sebelahnya supaya Junghwan duduk.
Junghwan duduk di sebelahnya, "Hehe, iya, kak. Lagi nggak mood belajar gue."
"Dasar, lo baru kelas 10, gimana nanti coba?"
"Yaa, gue bakal sering mabal lah! Keluar-masuk ruang BK."
Keduanya tertawa bersama. Emang nggak bisa dipungkiri kalau pemuda asal Iksan ini baik tampangnya, lain sifatnya.
"Jadi? Kakak nggak apa-apa?"
"Ah, gue nggak apa-apa, kok. Keliatan banget ya gue ada apa-apanya?" Junghwan ngangguk.
"Maaf, kak. Gue udah sembarang ngedengerin ucapan lo. Tapi bisa gue simpulin, kayaknya lo ada masalah sama sahabat lo? Alias kakak kelas gue juga di ekskul dance," jawab Junghwan.
"Bener, Hwan. Menurut lo, gue harus gimana?"
Junghwan tampak berpikir, "Gue nggak tahu spesifik masalah kalian, tapi kalau gue boleh kasih saran, lebih baik lo lebih terbuka deh, kak. Soalnya, gue yakin seratus persen, temen-temen kakak juga udah percaya sama kakak. Yang ngebangun persahabatan itu saling percaya dan kakak juga jangan patah semangat, that's the point."
Yujin merenung percakapan dari adik kelasnya ini, sampai akhirnya, "Makasih banyak ya, Hwan. Lo ngebantu gue."
"Ah, gue cuma bantu sedikit kok, kak. Jangan sungkan juga sama gue," Junghwan menggaruk kepalanya yang gatel beneran.
"Gue boleh meluk nggak, Hwan? Gue pengen punya adik kayak lo deh, seriusan!"
Junghwan tertawa dan merentangkan kedua tangannya, "FREE HUG!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dance Club Love Stories
FanficDOYOUNG | YUJIN Dance club angkatan tahun ini emang paling the best. Behind the scenenya juga luar biasa meresahkan Cast lain: wonyoung, jihan, zoa, haruto, jeongwoo, junghwan