Chapter 16 : Flashback

45 12 0
                                    

"Kenapa? Tumben banget manggil kita ke sini, Jin," ucap Wonyoung sambil buka kotak bekalnya.

Ini udah jam istirahat by the way. Yujin tiba-tiba ngechat Wonyoung buat ngajak Jihan pergi ke rooftop, Zoa sih langsung dia bawa pergi aja.

Yujin gugup sist.

"Kalian masih nungguin cerita beberapa minggu yang lalu nggak?"

Butuh waktu lama buat nungguin mereka sampai akhirnya mereka, ralat, Zoa nemuin jawaban. Tumben inget, Zo.

"Lo udah siap ceritain masalah lo sama Jeongwoo ke kita?"

"Oh, masalah itu. Mending kalau belum siap, jangan deh, Jin."

"Nggak, kok. Gue udah siap. Gue harap Jihan bisa nimbang-nimbang ya setelah gue ceritain," Jihan ngangguk mantep.

Yujin narik nafas, "Oke, jadi gini..."












Yujin kelas 10 masih seorang perempuan yang nggak tahu arti cinta, bahkan dia belum pernah yang namanya ngalamin suka sama cowok. Tapi bukan berarti dia suka sama cewek juga.

Sampai akhirnya, dia ketemu sama Jeongwoo yang dikenal dengan tampangnya baik dan idaman semua siswi di sekolah ini ternyata anak berandalan.

Kok Yujin bisa tahu kalau Jeongwoo, pria berkulit tan itu anak berandalan? Ini ceritanya.

"Lo, Jeongwoo, kan? Lo ngerokok?"

Yujin udah siap-siap buat ngelaporin ke guru BK karena siapa sih yang nggak tahan buat ngelaporin, apalagi ngomporin? Tapi akhirnya dia ditarik buat balik ke rooftop itu.

"Lo mau apa? Gue jabanin asal lo nggak bilang ke guru atau bahkan murid."

"Gue nggak mau apa-apa, lo berharap gue minta apa emangnya?"

"Gue nggak banyak berharap sama lo."

"Ya udah gue lapo-"

"Lo bisa nggak sih jadi cewek tuh nurut?! Gini doang nggak nurut!"

Iya, Jeongwoo yang pertama kali Yujin kenal itu cowok kasar.

Setelah hari itu, Yujin nggak berhenti 'diteror' Jeongwoo buat nggak ngasih tahu kalau pemuda itu ngerokok ke siapapun. Yujin awalnya nggak takut, sampai Jeongwoo nembak dia secara blak-blakan setelah Yujin selesai piket dan jam menunjukkan pukul empat sore.

"Tiba-tiba? Gue nggak apa-apa diteror sama lo soal ngerokok, tapi nggak usah sampe nembak gue, bisa?"

Jeongwoo tertawa tulus, yang belum pernah Yujin ketahui. "Gue bener-bener suka sama lo, Jin. Gue juga tahu, lo punya rasa yang sama kan kayak gue?"

Yujin diem, diem karena dia nggak tahu harus jawab apa. Yujin nggak suka sama Jeongwoo, terlebih sifat dan sikapnya.

"Diem tanda iya, gue cabut dulu. Bye, sayang."

Cewek itu nunduk. Dia pikir dia cemen banget jadi perempuan, mau aja diapa-apain sama laki-laki itu.

"Kasihan Jeongwoo, harus suka satu pihak doang," gumamnya.

Sayang, perkataan itu didenger sama Jeongwoo. "Harusnya gue yang bilang itu ke lo. Tapi nanti," diakhiri senyuman remeh.

Sebulan kemudian, mereka lancar-lancar aja. Iya, lancar, karena nggak ada orang yang tahu mengenai pacaran itu kecuali temen-temen Jeongwoo. Mereka sebatas tahu kalau Jeongwoo itu suka neror Yujin perihal yang mereka sama sekali nggak tahu.

Dan apa kalian tahu sesuatu?

Yujin udah jatoh ke pesona orang bernama Park Jeongwoo selama lima bulan itu.

"Udah sebulan, mana uang lo?"

"Uang mulu pikiran lo, pikirin noh cewek lo gimana."

Jeongwoo berdecak, "Dapet uang, langsung gue putusin. Gue yakin tuh cewek udah suka sama gue."

Temen Jeongwoo yang udah ngajak taruhan itu ngasih uang seratus ribu segepok, mungkin jika ditotalkan mendapat satu juta.

"Ok, langsung gu-"

"Ayo putus."

Ups, Jeongwoo ketahuan

"Gue nggak butuh penjelasan lo karena lo juga nggak akan ngejelasin ke gue. Makasih buat semuanya...










...Park Jeongwoo si anak berandalan. Soal rokok, gue nggak akan bilang siapa-siapa."

Deg!

Jeongwoo merasa keanehan dalam dirinya, dia belum pernah dipanggil nama lengkap selama pacaran sama Yujin. Yujin selalu manggil dia dengan sebutan 'Uwo' dan itu permintaan Jeongwoo sendiri.

Sayangnya, Jeongwoo adalah orang yang dengan mudahnya menutup perasaan aslinya. Dia hanya mengatakan...

"Makasih udah ngerasain rasa suka satu pihak, Ahn Yujin."

...sebagai salam perpisahan mereka










"Gitu, kepanjangan ya gue ceritanya? Bingung sendiri gue nyimpu-"

"YUJIN!"

Kalimat Yujin harus kepotong karena Zoa yang teriak namanya, Jihan yang udah meluk dia dari samping, dan Wonyoung... yang masih asyik makan.

"Lo beneran nggak apa-apa? Duh, gue nggak enak. Pasti lo udah mati rasa ya kayaknya?"

Yujin senyum lalu ngegeleng pelan, "Nggak, gue pasti bisa hilangin memori itu. Sekarang gue percaya Jeongwoo udah berubah kok...

Mereka nungguin Yujin lanjutin omongannya.

...dan gue tahu, Jihan penyebab Jeongwoo berubah lebih baik. Semangat ya, Han? Gue tahu lo bisa."

Dance Club Love StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang