Sembilan

22 2 0
                                    

"Hah!!" Kaget Nyonya Yu.

"Ian kau sedang tidak bercanda dengan mommy kan?" Apakah anaknya kehilangan akal sehatnya sampai-sampai harus mengambil anak SMA.

"Iya lah mom benar, kenapa juga Ian ingin bercanda" ujar Ian yang mulai agak kesal dengan mommy yang seperti Thomas, apakah harus ia buktikan dulu?

"Tapi Ian..."

"Sudahlah mom mengertilah aku hanya ingin dia dan aku mau Joy saja tidak dengan yang lainnya" ujar Ian berusaha meyakinkan mommynya.

"Baiklah mommy paham, jadi kapan kalian menikah?" Tanya Nyonya Yu tak sabar.

Ian yang mendengar itu pun langsung terkejut, ia pikir Jika Nyonya Yu sudah mendengar ia punya  pasti akan merasa puas tapi ternyata tidak, apakah Nyonya Yu memang tidak sabar untuk menggendong seorang bayi?

"M-menikah?" Tanya Ian lagi gelagapan.

"Iya menikah nak memangnya kau tidak mau menikah dengan gadis yang kau cintai hm?" Jawab Nyonya Yu sambil menatap anaknya.

Ian pun langsung bingung sendiri, padahal ini baru awal rencana kenapa malah jadi seperti ini. "Tidak mungkin aku mengajak Joy menikah, meski aku mencintainya tapi memangnya dia mau menerima ku?" Batin Ian pada dirinya sendiri.

"Hey kenapa kau melamun ian?" Suara itu tiba-tiba mengejutkan Ian hingga lamunannya langsung hilang.

"T-tidak apa mom, tapi Joy masih sekolah tidak mungkin dia mau" alasan Ian, yang memang ada benarnya.

"Tapi kan kita bisa melangsungkan pernikahan secara tertutup" usul Nyonya Yu yang memang ingin segera melaksanakan pernikahan anaknya itu.

"Nanti Masalah Joy mau atau tidak nanti mommy yang urus" sambung Nyonya Yu.

"T-tapi mom..."

"Ssshhhttt, sudah kau pergi tidur sana mommy juga mau tidur, selamat malam" setelah mengatakan itu pada Ian, Nyonya Yu pun dengan langsung pergi ke kamar yang selalu ia tempati saat dirumah anaknya.

"Sial!!" Umpat Ian.

                                   *****

Hufff... untung saja hari ini tanggal merah jadi tidak perlu di takut kan bagi Joy yang bangun kesiangan, mungkin karena terlalu nyaman makanya dia tertidur terus, Joy mulai merenggangkan tubuhnya dari tidur malam yang panjang dan saat ia akan turun dari kasur aroma kamar itu membuat dirinya mulai sadar. Tunggu ini bukan kamarnya, lalu ini kamar siapa?.

"Eh" dua huruf itulah yang keluar dari mulut Joy saat mengetahui bahwa ini bukanlah kamarnya.

"Bukan kah semalam aku di mobil..." Ingat Joy.

Joy mulai turun dari kasur, mengatur kembali tempat tidur itu menjadi rapi lalu pergi ke kamar mandi, hanya untuk sekedar cuci muka, ya karena peralatan mandinya ada di apartemennya meski di dalam kamar mandi itu memang sudah lengkap segala keperluan ritual untuk mandi tapi tentu membuat Joy merasa tak enak untuk memakainya. Lagi pula semua pakaian nya ada di apartemen tidak mungkin setelah mandi ia hanya menggunakan handuk saja bukan.

Joy pun mulai mendekati pintu yang berwarna coklat itu lalu pelan-pelan membukanya. Setelah pintu itu berhasil terbuka lebar, Joy langsung menganga melihat bahwa saat ini ia sedang berada disebuah istana, lebih tepatnya mansion.

Mulai melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu dan...

Bugh...

Joy langsung jatuh ke lantai setelah bertabrakan dengan seseorang yang lewat. Joy langsung bangun tanpa melihat seseorang yang ia tabrak tadi.

Stay Or Go || Christian Yu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang