Sembilan belas

21 0 0
                                    

                Biasakan untuk vote and komen
                              ~Happy reading~
                                           •
                                           •
                                           •

"Tidak!!" Ucap Ian tegas

Joy dan Taeyong mendengar ian lantas sangat terkejut, bagaimana tidak? Coba kalian bayangkan saat situasi tenang dan damai dan tiba-tiba ada yang mengagetkan kalian?

Back to story....

Joy pun sedikit kesBackal dengan Ian "issshh dad jangan seperti itu, pak Taeyong sementara sakit" terlihat jelas dari raut Joy dia memang kesal berbeda dengan Taeyong yang tersenyum menang.

"T-tapi say--" belum sempat meneruskan perkataannya, mata Ian langsung melotot melihat Joy yang langsung berbaring di samping Taeyong.

"KAU TIDAK BOLEH BEGITU" sungguh dari wajah Ian terlihat sudah sangat merah menahan marah.

Joy pun mengarahkan pandangannya ke Ian "kenapa kau seperti ini dad, siapa tahu dengan begini pak Taeyong bisa sembuh, kau malah melarang" dengan gampangnya Joy berkata seperti itu, apa ia tidak melihat wajah Ian?

Ian pun melongo lalu melihat ke arah Taeyong "hey kau" tunjuk ian.

"Jangan tunjuk-tunjuk seperti itu dad, tidak bagus!" Ujar Joy yang menekankan kata tunjuk-tunjuk, karena ibunya mengatakan bahwa itu bukanlah hal yang baik.

Ian tak mempedulikan apa yang Joy katakan dia tetap dengan pendiriannya "kali ini kau menang Taeyong, lihat saja nantinya aku yang akan mendapatkannya" ujar Ian dengan serius.

"Coba saja" gumam Taeyong namun masih bisa di lihat Ian.

"Sudah-sudah cukup sampai sini, sekarang pak Taeyong istirahat dan dad jika kau ingin disini kau bisa duduk dulu di sofa" kata-kata yang Joy keluarkan langsung membuat Ian terkejut lagi, apa katanya? Duduk di sofa? Dan melihat mereka berpelukan?.

Cih, jika saja Joy tidak sepolos ini maka sudah ia jamin sudah menerkamnya dari lama apalagi saat ini ia sedang bersama Taeyong sambil mengelus rambutnya, Taeyong cukup beruntung karena masih berstatus keluarganya jika tidak? Sudahlah mungkin hari terakhirnya ini.

"Tidak!!" Bentak Ian tidak setuju.

Ian tetap Ian, dia selalu mempunyai cara agar miliknya selalu berada disisinya.

Ian pun langsung menyuruh Taeyong yang belum tidur sepenuhnya untuk memposisikan dirinya di pinggir kasur sebelah kiri, dan sekarang Joy yang berada di tengah-tengah kasur, lalu Ian pun langsung berbaring di sebelah kanan Joy, apakah kalian mengerti dengan yang author maksud?👽 Tenang ukuran kasur Taeyong king size jadi sangat muat untuk mereka.

Joy pun hanya geleng-geleng, kenapa tiba-tiba Ian jadi seperti ini, sangat ini dekat dengannya.

"Terserah kau dad" ujar Joy pasrah.

"Elus kepala ku juga baby" minta Ian tak ingin kalah dari Taeyong karena saat ini sementara dielus oleh Joy.

Huhhh...

Joy dengan senang hati harus mengelus rambut kedua pria itu dengan lembut layaknya seorang ibu menidurkan anak-anaknya, namun disini seperti kebalikannya di karenakan anak-anak disini ialah Joy bukan mereka. Hadeh

•••••

Hyunjin, Jake dan Lisa kini terkumpul di markas mereka, yaitu apartemen Joy. Sungguh malang apartemen ini.

Ketiganya terlihat mengobrol biasa saja tanpa mempedulikan keberadaan Joy, toh lagipula mereka sudah tahu dan dari hasil pengamatan mereka bahwa Joy pasti akan baik-baik saja bersama CEO YC'Company itu.

Stay Or Go || Christian Yu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang