Dua puluh

8 0 0
                                    

Biasakan untuk vote and komen
~Happy reading~


Setelah Mark pergi, Ian dan Taeyong pun langsung menujukan perhatian mereka sepenuhnya pada Joy, wajah gadis itu terlihat memerah dan berkaca-kaca, bagaimana tidak? Dagu Mark tadi mengenai tulang dadanya lebih tepatnya di bawah leher.

"Mark sialan"

"Akan ku beri pelajaran dia"

Ujar keduanya yang dimulai dari Ian bahkan Taeyong pun ikut-ikutan tanpa mempedulikan kalau saat ini dia sedang sakit.

1
2
3

"Huaaaaa hiks hiks" dengan sakit di dadanya ia pun menangis rasanya perih dan panas bercampur menjadi satu.

Hal tersebut langsung membuat Ian dan Taeyong panik dan dengan sigap Ian langsung menarik gadisnya kedalam dekapannya. Dan Taeyong? Dia hanya bisa melihatnya sambil memegang tangan gadis itu. Malang sekali

"Tenanglah sayang aku disini" Ian terus mengelus rambut Joy sambil mengutarakan kata-kata penenang.

Taeyong pun tak ingin kalah ia pun terus mengelus Joy dari pundak hingga ke jemarinya Joy "Tidak apa Joy aku akan memberikan pelajaran pada anak itu" terlihat dari wajah Taeyong bahwa ia sangat khawatir.

Terlihat samar-samar Joy mengangguk menanggapi keduanya karena saat ini ia sedang terisak.

"Dimana yang sakit sayang" tak kuasa terus melihat Joy seperti ini akhirnya ian membuka suara.

"D-dada j-joy hiks s-sakit" ujar Joy sambil memegang tempat dimana ia merasakan sakit, jangan pikirkan yang aneh-aneh dulu, tempat yang sakit tidak bertempat di "dada" yang itu.

Tanpa pikir panjang Taeyong pun sedang tiba-tiba membuka kancing baju Joy yang paling atas, dan tentu itu terus disaksikan oleh Ian.

"Apa yang kau lakukan!" Mata Ian langsung menatap horor pada Taeyong bisa-bisanya dia langsung melakukan ini tanpa ijinnya. Humm memangnya kau siapa Ian?

Taeyong pun lantas menatap Ian dengan mata elangnya dan wajah pucat nya itu "apa Hyung ingin dia terus merasakan sakit?" Tanya Taeyong tanpa merubah ekspresinya.

Ian pun hanya diam dan saat kancing Joy berhasil terbuka mereka dapat melihat dada Joy yang memerah dan juga terasa panas, pasti ini sangat sakit bagi Joy.

Tak lama setelah itu Nyonya Yu datang tergesa-gesa Karen mendengar suara tangisan yang adalah tangisan Joy.

"Christian, Taeyong apa yang terjadi" Nyonya Yu melihat mereka berdua secara bergantian dan kemudian matanya tertuju pada Joy yang masih terisak di dekapan Ian.

"Apa yang kalian lakukan pada Joy hah?!!" Suara Nyonya Yu tiba-tiba meninggi dan menatap keduanya horor.

"BUKAN KAMI!" dengan cepat dan bersamaan Ian dan Taeyong menjawab sebelum Nyonya Yu mengira ini perbuatan mereka.

Terlihat dari mimik wajah Nyonya Yu dia sangat marah, ia pun mendekati mereka di kasur "lalu kenapa Joy sampai seperti ini? Apa yang terjadi huh?!" Jujur Nyonya Yu sedikit panik melihat Joy yang Masih terisak menyembunyikan wajahnya di dada Ian.

"Tanyakan saja pada Mark mom" kali ini Ian membuka suara sambil tangannya terus mengelus kepala Joy.

"MARK!!" teriak Nyonya Yu bukan main-main sampai bisa memenuhi seluruh isi rumah.

Sementara itu Nyonya Yu mengambil ahli Joy dari Ian "sayang sini mommy lihat" dengan lembut ia menarik Joy untuk mendekatinya dan ia bisa lihat sendiri wajah gadis itu yang sangat merah dan masih terisak.

Stay Or Go || Christian Yu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang