Tiga belas

26 3 2
                                    

              Biasakan untuk vote and komen
                           ~Happy reading~

                                     *****

Flashback:

Setelah Nyonya Yu pamit untuk pergi kekamar, Joy dan Ian pun melanjutkan kegiatan mereka hingga selesai. Setelah selesai Ian tiba-tiba teringat akan sesuatu yang ingin ia tanyakan pada Joy.

"Kenapa kau tadi menangis hm?" Tanya Ian setelah sudah berada disebelah Joy.

Joy pun yang teringat akan kejadian tadi langsung menundukkan kepalanya, tubuhnya tiba-tiba bergetar yang membuat Ian langsung memeluknya kembali, ia sedikit heran kenapa Joy tiba-tiba menangis lagi?

Ian pun sedikit merasa bersalah karena menanyakan hal itu kepada Joy.

Joy pun lalu mengangkat kepalanya dengan wajah yang merah menghadap Ian "daddy apakah aku murahan" tanya joy menahan isakannya.

Ian mengerutkan keningnya "murahan?"

Joy mengangguk "tadi kata pak Taeyong kalau aku murahan hiks..." Setelah mengatakan itu air mata Joy langsung membanjir pipinya.

Ian sedikit terkejut mengapa Taeyong mengatakan hal seperti itu pada gadis kecil ini?

"Sudah jangan menangis Taeyong tidak bermaksud berbicara seperti itu padamu mungkin ada sedikit kesalahpahaman," ujar Ian sambil mengusap punggung Joy.

"K-kalau aku murahan, b-berarti aku ini bisa dijual sama seperti barang-barang yang ditoko hiks..." Ian yang mendengar itu langsung geleng-geleng kepala, kenapa dia bisa berpikir bisa dijual seperti barang-barang yang ada di toko?.

Ian pun kembali mencerna perkataan Joy, dia sedikit terkekeh akhirnya dia paham gadis murahan dalam pengertiannya Joy murah sedangkan kalau yang sudah paham kata gadis murahan pasti sudah beda lagi pengertiannya.

"Sudah jangan menangis, kau itu mahal bukan murah Taeyong saja yang mungkin iri karena mungkin kau lebih mahal dari dia" ujar Ian mengada-ada.

"T-tapi yang pak Taeyong katakan benar juga kan? Kata mama perkataan orang yang lebih tua dari kita itu benar" sungguh rasanya Ian ingin memakan Joy saat ini, entah kenapa sifatnya yang seperti ini bisa membuat Ian tertarik padanya.

"Tidak itu tidak benar, jangan percaya dengan perkataannya Taeyong ya, dia itu hanya iri"

"I-iya" jawab Joy sambil mengelap air matanya.

"Sudah jangan menangis lagi ya baby" Ian pun mengecup kepala Joy, Ian sedikit terkekeh karena tingkah laku Joy yang sangat kekanakan, eh bukan kekanakan malahan seperti balita.

Flashback off.

Mendengar yang Joy katakan tadi tiba-tiba membuat Taeyong merasa bersalah berkata seperti itu padanya kemarin tapi juga Taeyong menjadi penasaran dan bingung dengan perkataan Joy tadi.

"Maaf Joy kalau kemarin saya menyakiti perasaan kamu" ucap Taeyong dengan tulus.

Joy langsung mengangguk "iya, tapi jangan seperti itu lagi ya pak, kalau pak Taeyong iri aku lebih mahal seharusnya pak Taeyong bilang ke aku" Taeyong langsung melongo mendengar tuturan katanya Joy, Joy ini sebenarnya polos atau memang terlalu jujur?

                                    *****

Kring...

Mendengar bunyi lonceng itu semua siswa yang ada di dalam kelas langsung ribut dan lekas-lekas bersiap untuk kembali pulang.

Stay Or Go || Christian Yu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang