Chapter 24

143 16 0
                                    

Amber berlari menuju toilet umum yang berada dilobi sambil menahan tangisannya karena baginya tidak mungkin dia menuju ke kamar, bagaimana juga dia harus menjelaskan kepada Lusi nantinya.
Sambil menangis dengan suara yang tertahan dibalik pintu toilet itu, Amber mempertanyakan kepada dirinya Apakah dirinya masih berharap terhadap Ghaffar atau kembali mati rasa akibat patah hati ini?
"Kenapa sih kenapa mudah sekali untuk baper dan jatuh cinta Amber! Sadar diri please! Siapa lu dan mengapa bisa-bisanya jatuh cinta dengan Pria yang secara fisik sempurna ditambah lagi dia adalah CEO di perusahaan lu kerja!" Ucap Amber dengan suara pelannya dan rintihan tangisan nya.

Amber sekarang sudah lebih tenang dan memilih untuk kembali ke kamar. Di perjalanan menuju ke kamar, ada nomor tidak dikenal menelepon nya.

0877357xxxxx calling you....
"Siapa nih?" Ucap nya tapi Amber langsung mengangkat nya

Hallo selamat siang,

Siang, Amber ini saya Adnan.

Oh ya pak, selamat siang. Ada yang bisa dibantu?

Saya tadi telpon Mr. Alex untuk memesankan makanan buat Mr. Ghaffar tetapi Mr. Alex bilang itu akan diurus oleh mu maka dari itu saya menelpon mu.

Oh yaa,boleh saya bantu Mr. Untuk pesanannya apa ya?

Saya telepon ke restoran saja ya, nanti bill nya atas nama kamu. Makasih Amber

Boleh-boleh Mr. Adnan.

Adnan langsung mematikan telepon nya begitu saja.
"Aduh, tidak atasannya tidak assisten pribadi nya kalo matiin telepon langsung saja dimatikan sepihak" Ucap Amber

Amber sudah tiba dikamar nya dan melihat Lusi tertidur, dikarenakan sudah pukul 4 sore ia memutuskan untuk mandi saja.
Selesai mandi ia mengecek ponselnya terdapat 5 panggilan tak terjawab dari Adnan langsung saja ia menelepon balik Adnan.

Amber call Adnan....

Siang Mr, maaf tadi saya lagi mandi.
Ada apa ya Mr.?

Tolong ke kamar Mr. Ghaffar sekarang, beliau tidak akan makan sampai kamu datang dan ia pun belum makan sejak pagi tadi hanya roti dan minum kopi.

Tapi Mr. Kenapa harus saya.

Karena kalo bukan kamu siapa lagi yang bisa membujuknya? Orang Tuanya? Dia bahkan tidak mendengarkan ucapan orang tuanya dan yang saya lihat sejak di Bali ia tidak pernah membantah mu dan mengikuti keinginan mu. Jadi aku tunggu kau didepan pintu kamar Mr. Ghaffar sekarang!

Tapi Mr.

Adnan langsung mematikan panggilan nya..
"Harus gimana ya? Apa samperin ajaa kali, terus kalo ada dikamar dia gue bujuk dia makan gitu? Duh perdebatan tadi aja belum ada ujungnya huft" Ucap Amber
Lusi terbangun dari tidurnya "hem Amber, ada masalah apa?" Ucap Lusi
Amber langsung menengok ke arah Lusi "ah ya mba, gak ada masalah apa-apa ko. Aku ada keperluan dulu ya, aku keluar ya mba" Ucap Amber, Amber langsung berlalu pergi meninggalkan kan kamar menuju kamar Ghaffar.

Sesampainya di lorong lantai kamar Ghaffar dan Adnan, Amber langsung melihat Adnan yang berdiri depan kamar Ghaffar bersama dengan staff hotel yang membawakannya makannya.
"Amber! Akhirnya anda datang juga" Ucap Adnan
"Iya Mr." Ucap Amber
"Tidak usah memanggil Mr. Cukup Adnan saja sama seperti waktu di Bali" Ucap Adnan
"Tapi ini beda ceritanya, anda secara tidak langsung adalah atasan saya kalo dulu kan saya tidak mengetahui nya" Ucap Amber
"Saat tidak ada siapapun kecuali didepan Mr. Ghaffar panggil lah Adnan dan lebih baik kamu silakan memencet bel dan masuk kedalam kamar Mr. Ghaffar okay!" Ucap Adnan
Amber memilih mengiyakan ucapan Adnan dan menyelesaikan misinya dibandingkan harus banyak berdebat sana sini yang tidak ada ujungnya lebih baik ia mengalah, lagian juga Amber bukan seseorang yang suka dengan keributan. Amber memencet bel kamar milik Ghaffar, tidak lama Ghaffar pun membukanya.
"Amber?" Ucap Ghaffar dengan kaget
"Aku boleh masuk?" Ucap Amber
Ghaffar yang memang menunggu kehadirannya pun langsung mengijinkan Amber masuk. Amber mengajak staff hotel untuk masuk dan menyajikan makanan di atas meja makan dikamar Ghaffar.
"Terima kasih ya mas" Ucap Amber
"Sama-sama bu saya Permisi ya" Ucap Staff hotel tersebut.
"Kalo gitu saya permisi juga Tuan dan Nona" Ucap Adnan.
Ghaffar hanya mengangguk kepalanya dan Amber hanya mengiyakan saja.

LOVE HOPE HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang