Chapter 30

100 10 2
                                    

Amber mencoba melepaskan pelukan Ghaffar, tetapi Ghaffar menahannya.
"Tunggu sebentar, aku butuh energi ku. Mood ku sore ini sampai sekarang tidak bagus hanya karena melihatmu berpakaian seperti ini dan dilihat oleh banyak lelaki lainnya" ucap Ghaffar dengan nada manja nya
Amber membiarkan itu dan perlahan Ghaffar melepaskan pelukan nya.
"Hem aku harus kembali ke Ballroom" Ucap Amber perlahan
"Aku tidak mengijinkan nya" Ucap Ghaffar
"Loh, kenapa? Aku panita dan harus ada sampai acara selesai" Ucap Amber
"Ganti bajunya jika ingin ke Ballroom" Ucap Ghaffar
"Hem sungguh merepotkan" Ucap Amber dengan nada pelan
"Kamu ngomong apa?" Ucap Ghaffar
"Gapapa ko, yaudah aku ke Ballroom dulu dan silakan melanjutkan meeting mu" Ucap Ghaffar
Amber baru akan membuka pintu tetapi Ghaffar menahannya. Wajah dan tatapan mata Ghaffar berubah menjadi Dingin dan datar dengan nada suara yang tegas tetapi tidak meninggikan nada volume suaranya
"Kamu tidak boleh keluar sebelum mengganti bajumu itu" Ucap Ghaffar
Amber menatap wajah Ghaffar yang Dingin dan Datar serta mata yang tajam melihat ke arahnya membuat dirinya merasa terintimidasi, Amber memilih mematung di tempat tanpa berbicara apapun.

Ghaffar mengatur dirinya untuk menahan Amarahnya dia sampai ia benar-benar tenang dan menguasai dirinya barulah dia membuka pembicaraan.
Ghaffar menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya.
"Sayang, aku sudah menjelaskan tadi kenapa kamu tidak boleh keluar karena aku tidak suka laki-laki lain melihat kamu berpakaian terbuka seperti ini. Sungguh aku benar-benar tidak menyukai nya" Ucap Ghaffar
Amber meneteskan air mata disudut matanya yang terlihat oleh Ghaffar.
Ghaffar mengusap air mata itu dan memeluk Amber "Sayang, maafin aku karena terlalu over protektif sama kamu aku benar-benar tidak ingin melihat mu dilihat oleh orang lain dan katalah aku seegois itu" Ucap Ghaffar sambil mengusap punggung belakang Amber

"Aneh memang menghilang hampir sebulan lebih muncul-muncul bersikap seperti ini, pacar Bukan apalagi calon suami juga bukan bisa-bisa nya dia bersikap seolah pacar gue. Lagian juga kenapa sih Amber saat marah jadi mudah menangis huft" Ucap Amber dalam hatinya.

Ghaffar melepaskan pelukannya, Amber sedikit lebih tenang sekarang.
"Aku akan menelepon Adnan untuk membawakan baju yang tertutup ya" Ucap Ghaffar
"Tidak perlu! Aku akan kekamar ku dan ganti baju biasa aja" Ucap Amber
"Apakah omongan mu bisa ku percaya?" Ucap Ghaffar
"Dan apakah kamu tidak percaya dengan ku?" Ucap Amber
"Bukannya aku tidak percaya hanya saja kamu suka ngeyel kalo dibilangin" Ucap Ghaffar lalu berpikir sejenak "hem baiklah, silakan kekamar mu ganti bajunya jika kamu masih mengelak menggunakan baju itu aku tidak segan-segan menyeret mu kembali. Oh ya satu lagi, jika acara sudah selesai kembalilah kekamar ku" Lanjutnya
"Ah kembali ke kamar mu? Untuk apa?" Ucap Amber
"Hanya saja aku ingin berduaan dengan mu. Apa kau tidak merindukan ku?" Ucap Ghaffar
Amber hanya menatap wajah Ghaffar tanpa membalas ucapan nya.
"Sungguh aku sangat sangat merindukan mu" Ucap Amber

"Hai, do you miss me?" Ucap Ghaffar
"Hem, tidak!" Ucap Amber berbohong dan
Ghaffar langsung menarik Amber ke dalam dekapannya sampai tidak menyisakan jarak diantara mereka.
"Do you Miss me?" Ucap Ghaffar sekali lagi
"Untuk apa aku merindukan seseorang yang bahkan dia tidak merindukan ku" Ucap Amber
Ghaffar langsung mencium bibir Amber sekilas, Amber hanya mematung atas hal yang Ghaffar lakukan.
"I love you" bisik Ghaffar, ia sudah berkali-kali memikirkan perasaan terhadap Amber dan akhirnya Ia mengungkapkan nya.

Amber langsung mundur satu langkah lebih jauh dari Ghaffar, dirinya merasa gugup dan panik.
"Aku pergi dulu" Ucap Amber, Amber ingin pergi tetapi tangan nya di tahan oleh Ghaffar.
"Sayang, ingat lah untuk kembali setelah ini" Ucap Ghaffar
Amber tidak menjawab apapun, yang dirinya ingin kan hanya ingin keluar dari kamar itu karena Ghaffar membuat jantung nya tidak baik-baik saja.
"Aku pergi, bye" Ucap Amber melepaskan tangan dari Ghaffar dan langsung keluar kamar Ghaffar.

Ghaffar tersenyum melihat tingkah Amber yang terlihat gugup.

Adnan call Ghaffar
Maaf Tuan meetingnya akan di mulai, jadi mohon untuk join langsung yaaa.

LOVE HOPE HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang