19. Cemburu

8.4K 549 429
                                        

Bismillahirrahmanirrahim

Utamakan follow sebelum baca

Follow Instagram _ikaa.riska dan wattpad_riska

Selamat membaca 🌻



Setelah sampai di ruangannya, gadis itu kembali membaringkan tubuhnya di atas brangkar, lalu memiringkan tubuh nya ke kanan membelakangi salma.

Wanita itu heran mengapa anak nya bersikap aneh setelah mereka pulang dari musholla. Dari yang awalnya ingin mencari Rasyid tiba-tiba mendadak ingin kembali ke ruangannya. Bukankah ia tadi bosan tiduran terus?, lalu mengapa malah sebaliknya. Entah apa maksud gadis itu.

Ceklek.

Pintu ruangan terbuka tatkala seorang pemuda mendorong pintu itu hingga terbuka dan membuat Salma menoleh menatap ke arahnya.

"Nak Rasyid?" Panggil Salma

"Kamu dari mana saja nak?".

"Rasyid tadi dari musholla habis sholat dhuhur mah".

"Mama sama Syifa baru aja pulang dari musholla mencari kamu, tapi mendadak syifa mau pulang".

"Oh iya, kalau begitu mama ke musholla dulu ya, mama belum sholat dhuhur".

Rasyid mengangguk,"iya mah, oh iya ayah dimana?".

"Ayah kamu pulang nak, katanya ada urusan".

"Yasudah kalau begitu mama pergi dulu ya sayang". Ucap salma lalu mencium putrinya itu

Setelah nya, salma pun berjalan keluar dari ruangan itu hingga tersisa Rasyid dan Syifa.

Rasyid melangkah lalu duduk di atas kursi tepat di samping brangkar. Perlahan, tangannya terangkat mengelus kepala Syifa.

"Syifa". Panggil Rasyid dengan nada lembut dan senyuman tipis di bibirnya.

Namun, gadis itu tak merespon, ia hanya memejamkan matanya. Menganggap panggilan itu hanya angin yang berlalu.

"Syifa, istriku". Panggil nya kembali

"Sayang".

Bukannya menjawab, gadis itu malah menepis tangan Rasyid. "Lebih baik ustadz pergi dari sini ". Usir nya tanpa berbalik menatap rasyid.

"Kamu kenapa sayang, hmm?".

Syifa menghela napas berat,"saya bilang ustadz Rasyid pergi dari sini ini".

"Tapi kenapa sayang?". Tanya Rasyid

Gadis itu hanya diam dengan memalingkan wajahnya.

"Sayang, hei, lihat suami mu ini". Ucap Rasyid pelan ke arah telinga Syifa.

Gadis itu menggeleng kecil.

"Saya mohon Syifa, saya hanya ingin melihat wajah istri saya, apakah itu salah?".

"Udah!, lebih baik ustadz pergi dari sini!" Usir dengan nada yang cukup keras

"Kamu nangis?". Tanya Rasyid ketika syifa membalikkan tubuhnya, setetes air matanya berhasil mendarat di pipinya.

Dengan cepat Syifa menepis kedua air matanya itu, ia menggeleng."Gak". Elak nya mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Rasyid menghela napas ringan, ia menatap manik mata gadis itu. Mau bagaimana pun Syifa tak bisa mengelak jika dirinya tak menangis.

Rasyifa ( rasyid & syifa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang