25. Peran istri

2.3K 246 22
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Sebelum memulai membaca utamakan bersholawat

Follow Instagram @ikaa.riska dan wattpad_riska

Selamat membaca 🌻

Kini, pasangan itu pun menuju ke mobil. Rencananya mereka akan pergi ke taman saja menghabiskan waktu bersama.

Namun saat Rasyid ingin menyetir mobil tiba-tiba ponselnya berdering. Ia mengambil benda itu saku celananya memeriksa siapakah yang menghubunginya.

"Siapa yang telfon mas?", tanya Syifa sedikit memiringkan kepalanya menatap rasyid.

Pria itu menoleh,"Abi yang telfon, tunggu bentar ya sayang, mas angkat telfon dari abi dulu", ucapnya.

Syifa tersenyum tipis lalu  mengangguk pelan.

"Assalamualaikum, Abi".

"...."

"Sekarang Abi?".

"..."

"Baik Abi, Rasyid akan kesana, assalamualaikum".

Pria itu langsung mematikan telfon nya dan menaruh kembali benda itu di saku celananya.

"Ada apa mas?, abi bilang apa?", tanya nya penasaran.

Rasyid tersenyum tipis, "Abi bilang, akan ada tamu yang datang ke pesantren sebentar siang. Jadi abi menyuruh mas untuk kesana". Ia mengangkat salah satu tangannya mengelus kepala Syifa,"kita tunda dulu ya, ke pantainya?".

Mendengar itu, Syifa hanya bisa menghela napas panjang. Beberapa saat kemudian, ia mengangguk pelan dengan bibir yang ia tipiskan. "Gak apa-apa, lain kali aja kita ke pantai".

Rasyid mengulas senyum mendengar jawaban Syifa, ia memajukan tubuhnya ke arah Syifa untuk mencium istrinya kening istrinya itu. "Terimakasih ya sayang. Yasudah, kalau begitu kita langsung ke pesantren".

...

Setelah sampai di pesantren darul ulum. Rasyid pun segera menyusul abinya di kantor sedangkan syifa menyusul umi Fatimah.

"Assalamualaikum, umi". Syifa berjalan menghampiri umi fatimah yang tampaknya sedang menjahit sesuatu.

"Waalaikumussalam, eh anak umi datang".

"Umi lagi ngapain?," tanya nya.

"Oh, ini, umi lagi menjahit baju untuk abi kamu", ucapnya dengan senyuman tipis sambil menjahit baju yang hampir selesai itu.

Mendengar itu, sSyifa merasa heran terhadap uminya. Bukankah umi Fatimah bisa membeli saja baju di toko daripada harus menjahit yang jelas-jelas akan membuat tenaga saja. Lantas ia pun bertanya. "Kenapa gak beli aja umi?, kan banyak jenis-jenis baju yang cocok untuk abi".

Umi Fatimah yang masih sibuk dengan pekerjaannya itu. Kini, ia beralih menatap syifa dengan senyuman tipis. "Nak..., ini bukan tentang bajunya, tapi tentang peran seorang istri".

Syifa hanya diam, masih belum memahami ucapan umi Fatimah. "Syifa gak ngerti, maksud umi apa".

"Syifa..., umi sengaja menjahitkan baju untuk abi dengan tangan umi sendiri. Itu umi lakukan karna Abi kamu sangat suka baju yang umi jahitkan daripada membeli diluar sana. maka dari itu, sebagai seorang istri umi pun melakukan apa yang suami umi sukai dan menjauhi dari apa yang tidak disukainya".

"Tak peduli jika umi harus mengeluarkan banyak tenaga hanya karna ini semua. Asalkan, suami umi bahagia dan umi pun juga bahagia ".

Mendengar penuturan umi Fatimah, ia mengulur senyuman dengan tatapan penuh kagum. "MasyaAllah umi, Abi pasti beruntung banget punya istri seperti umi".

Rasyifa ( rasyid & syifa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang