10. Kemarahan

7.6K 531 55
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Utamakan follow sebelum baca
Ig
@ikaa.riska
@wattpad.riska
Tik tok
_riskahumaira

Jangan lupa difollow ya Prem

Part sebelumnya gak mencapai target, sedih banget gak sih? :(
Tapi kalau gak update di teror😢.
Tapi aku berharap kali ini vote dan komen nya harus mencapai target, biar author nya juga semangat. Gimana?,setuju?.

Jangan pelit vote and komen ya prwn😁 jangan lupa follow juga ✌️

Selamat membaca 🌻


"Ustadz asyid kenapa sih mecahin gelas segala?, Emangnya biar apa kayak gitu?, Mau keliatan jago?". Sejak beberapa menit terakhir, gadis itu terus menggerutu di teras rumah sambil mengobati tangan rasyid yang terluka.

Tidak ada balasan dari rasyid, gadis itu mendecak kesal lalu mendongak menatap rasyid,"ustadz rasyid denger gak sih sayang ngomong apa?!".  Terlihat wajah pria itu sangat datar dan dingin dengan pandangan nya yang lurus, Tangan kiri rasyid masih terkepal kuat.

Gadis itu hanya menelan saliva nya kasar. Jujur, ia sedikit takut melihat ekspresi wajah rasyid yang tak seperti biasanya. Ia pun langsung menunduk lalu kembali mengobati luka rasyid tanpa sepatah kata apapun lagi.

Setelah beberapa saat, gadis itu bangkit, berjalan meninggalkan rasyid akan tetapi...





"Syifa", ucap rasyid dengan nada dingin

Mendengar itu, sontak syifa menghentikan langkahnya. perlahan, Ia pun berbalik menatap rasyid.

"I-iya?", ucap syifa sedikit gemetaran melihat ekspresi wajah pria itu yang masih dingin dan datar.

Tangan pria itu masih terkepal kuat sambil melangkah mendekati syifa. "Mati lo syifa" Batin nya.

Gadis itu pun mundur beberapa langkah saat rasyid semakin dekat dengan nya namun pria itu malah menahan tangan nya agar berhenti mundur.

Merasa tak berdaya, ia hanya bisa memejamkan kedua matanya. Namun, selang  beberapa detik ia merasakan kehangatan pada tubuhnya.

Rasyid. Pria itu memeluk sang istri, lantas ia berucap."telah hilang amarahku setelah memelukmu ya zaujati".





Syifa pun hanya bisa terdiam, ia memohon kedalam hatinya agar hanif tak melihat mereka sedang berpelukan. Namun disisi lain ia merasa heran mengapa rasyid tiba-tiba memeluknya?, Bukankah ia sedang marah?.

...

Setelah melaksanakan sholat Maghrib berjamaah di rumah keluarga syifa, akhirnya mereka pun langsung pulang menuju ke pesantren.

Di sepanjang perjalanan, tidak ada percakapan apapun diantara mereka karna kejadian tadi. rasyid menunduk menatap jam tangan miliknya dan beberapa menit lagi adzan isya berkumandang. Ia pun mulau mencari mesjid terdekat lalu memarkirkan mobilnya disana.

"Sebentar lagi adzan isya berkumandang, lebih baik kita sholat berjamaah di sini". Ucap rasyid

Mendengar itu, syifa hanya menganggukkan kepalanya. Ia pun turun dari mobil dan melangkah menuju ke tempat wudhu wanita. Namun sebelum itu rasyid memanggil dirinya.

"Syifa". Panggil rasyid

Syifa membalikkan tubuhnya menatap rasyid,"iya ustadz?".

Rasyid melangkah mendekati syifa, tangan nya terangkat mengelus kepala nya yang ditutupi oleh hijab,"setelah sholat isya kita ketemu lagi disini". Ucap gus yang diangguki oleh syifa.

Rasyifa ( rasyid & syifa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang