Aku berdiri dipinggir pantai sambil melamun. Entahlah, perkataan khun Risa terngiang-ngiang terus di kepalaku
"tidak peduli apapun keadaannya, apapun gendernya, siapapun dia. Cinta tetaplah cinta"
"aku tau kau pasti masih bingung menerimanya, tapi biarkan perasaanmu mengalir, percayalah pada cinta"
"cinta tau dimana tempatnya akan berlabuh"
Sigh..
drrtttt..
drrrtt..Dering telepon membuyarkan lamunanku. Aku mendapatkan sebuah panggilan dari nomor asing. Tanpa kecurigaan, aku pun mengangkat teleponnya
"halo"
"Becky Sayang"
mataku mendelik saat mendengar suara yang sangat ku hafal itu"Nop" gumamku
Sebelumnya, semua nomornya dan akun media sosialnya telah ku blokir. Kini dia menghubungiku lagi menggunakan nomor lain
"aku merindukanmu Beck" katanya
"aku juga merindukanmu Nop" batinku
"apa maumu Nop? sudah ku katakan, jangan menghubungiku lagi!"
"tunggu jangan ditutup teleponnya. Berikan aku kesempatan untuk bicara denganmu" pintanya
"hmm.. cepatlah"
"ngomong-ngomong kau ada dimana? kok aku mendengar suara laut?"
"bukan urusanmu! cepat mau ngomong apa!"
"sigh.. Beck aku minta maaf telah menyakitimu. Tapi itu semua hanya salah paham sayang. Aku mencintaimu, aku tidak akan menghianatimu"
"bisa kita bertemu? aku akan menjelaskan semuanya"
Aku menghela nafas "Untuk apa lagi?Bagiku semuanya sudah jelas Nop"
"Aku tidak bisa kau bodohi dengan kata-kata manismu" sambungku
"tunggu Beck-"
"Nop kau sedang apa?"
deg
Aku bisa mendengar suara wanita dari panggilan Nop. Berarti semuanya yang dikatakan Irin memang benar. Untuk apa aku percaya lagi padanya? Nop Brengsek!pip
Aku langsung memutus panggilan teleponnya lalu memblokir nomornya.
hiks.. hiks..
Aku menangis hingga dadaku terasa sesak. Aku kembali dibuat sakit oleh Nop.
"Becky"
Aku memalingkan wajahku saat Freen menghampiriku. Aku tidak mau dia melihatku menangis"ayo kita makan malam" katanya
"kau saja. Aku tidak lapar" jawabku dengan suara bergetar. Seberusaha apapun aku menutupinya, aku pasti ketahuan juga
"Beck, ada apa denganmu?" tanyanya. Tapi aku tidak membalasnya
"tinggalkan aku sendiri" ucapku lalu melangkah pergi
"Beck" panggilnya sambil menahanku
Aku berbalik menghadapnya "pergilah Freen!!" pekikku. Wajah Freen langsung berubah sendu
"kenapa kau menangis? apa yang terjadi Beck?" tanyanya
Aku mendorongnya "Pergilah! Jangan ganggu aku Freen!" seruku
"ini semua salahmu!! Sejak kau datang dalam hidupku, kau selalu merebut kebahagiaanku. Dulu kau merebut ayah dan ibuku, sekarang kau merebut hidupku. Aku ingin hidup normal! bukan menjadi istri seorang lesbian seperti ini!!" Aku kehilangan kendali hingga menumpahkan semua amarahku pada Freen
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days
Fanfiction"beri aku waktu 365 hari, setelah itu kau boleh meninggalkanku"