Becky Pov
Pagi menyapa. Aku terbangun lebih dulu dari pada Freen.
Aku mengecek suhu tubuhnya dengan menempelkan punggung tanganku ke dahinya "syukurlah demamnya turun" gumamku
Aku pun turun dari tempat tidur lalu memunguti piayamaku yang berserakan dilantai kemudian memakainya dan buru-buru kembali ke kamarku sebelum Freen bangun. Sungguh aku sangat malu karena kejadian semalam
Aku masuk ke kamar mandi. Aku berdiri didepan cermin tanpa menggunakan busana.
Ditubuhku ada beberapa ruam kemerahan di sekitar dada dan leherku. Wajahku langsung memerah karena aku tau ini adalah hasil perbuatan Freen semalam
Tanganku merabah bagian sensitifku. Aku telah menyerahkan segalanya pada Freen. Aku masih bisa merasakan bagaimana semalam jarinya membawaku melayang. Oh Tuhan, apa aku sudah kecanduan? Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat. Jangan gila Beck!
Setelah mandi, aku menyiapkan sarapan, walaupun aku bisanya cuma masak telor ceplok sih.
ceklek
Freen keluar dari kamarnya lalu berjalan gontai ke dapur untuk mengambil minum di kulkas. Sepertinya dia masih mengantuk, lihat saja matanya masih merem hehe lucu sekali"morning" sapaku
"pffft..."
Freen menyemburkan minumannya terkejut karena baru sadar dengan kehadiranku "mo..morning Becky" dia tampak gugup menatapku, dan begitu juga denganku. Aku dan Freen sama-sama malu, mungkin karena apa yang sudah kita lakukan semalam"mandilah, setelah itu sarapan" kataku tanpa berani menatapnya
Freen mengangguk "baiklah" jawabnya lalu pergi ke kamarnya
Saat dia pergi, aku memegang dadaku yang berdebar "kenapa aku jadi gugup begini?"
aku mengatur nafasku supaya stabil "tenang Beck. Rileks"
***
Selesai mandi, Freen keluar dari kamar lalu menungguku di meja makan. Aku menyajikan dua piring nasi dan telor ceplok untukku dan untuknya
"maaf aku hanya bisa masak ini saja" ucapku seraya duduk di kursi yang ada dihadapannya
"gapapa Beck, ini sudah cukup kok. Terima kasih ya" jawabnya sambil menunjukan gummy smilenya. Aku mengangguk
Kami pun makan dalam suasana canggung, tanpa ada percakapan dan saling menghindari tatapan satu sama lain
"ehm, apa kau sudah merasa baikan?" tanyaku tanpa menatap matanya
Freen menelan makanan yang dikunyahnya lalu mengangguk "iya, aku sudah gapapa" jawabnya canggung
"apa kau sudah mengatakannya pada Orn?"
"belum, nanti aku akan menelponnya sekalian menanyakan dokter kandungan untuk program IVF kita" Aku mengangguk-angguk
"Beck, apa kau yakin mau hamil?" tanya Freen memastikan
Aku mengangguk "apa kau kira aku hanya bercanda setelah kita melakukannya semalam?"
Freen menggeleng sambil mengibaskan tangannya dengan cepat "bukan begitu maksudku. Kau kan masih kuliah, sebentar lagi juga magang. Apa kau siap untuk hamil?"
Aku mengangguk mantap "kau jangan mengkhawatirkanku. Aku pasti akan baik-baik saja"
Selesai makan, aku mencuci piring di wastafel dapur, sedangkan Freen membantuku untuk membersihkan meja
Tak lama ia menghampiriku "biar aku bantu ya" katanya
"gausah, aku bisa sendiri" jawabku
"gapapa, mari kita lakukan bersama-sama supaya cepat selesai"
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days
Fanfiction"beri aku waktu 365 hari, setelah itu kau boleh meninggalkanku"