Becky POV
Sudah satu bulan kami menjalani hubungan pernikahan ini. Tidak ada yang berubah diantara kami. Kami seperti orang asing yang tinggal dalam satu rumah.
Sebulan sebelumnya
Aku dan Nop tergepoh-gepoh menuju ke rumah sakit karena ayah baru saja menelponku jika kondisi ibu sedang melemah.Ibu selama ini mengidap penyakit gagal ginjal, dan memang beberapa hari ini kondisinya sangat menurun
Aku telah sampai diruangan ibu, lalu aku langsung masuk tanpa mengetuk pintu
"ibu" aku langsung berlari mendekap ibuku yang terbaring lemah
"ibu hikss.." aku menangis dalam pelukannya
Ibu perlahan-lahan membuka matanya lalu mengelus kepalaku "Becky"
Aku mendongakkan kepalaku "ibu" Ibu memberikan senyuman dengan bibir pucatnya itu
"akhirnya kau datang juga nak"
Aku menyadari Ibu menatap ke arah Nop yang berdiri dibelakangku "kenalkan bu, dia Nop. Kekasihku" kataku sambil merangkul lengan Nop
"sawadeeka bibi" sapa Nop dengan sopan
Ibu hanya menengok Nop sebentar "dimana Freen?" tanyanya pada ayah.
"dia sedang dalam perjalanan kesini" jawab Ayah
dahiku berkerut mendengar nama itu "Freen?" ucapku dalam hati. Ibuku mengacuhkan kekasihku dan malah menanyakan Freen
tok
tok
tokTak lama, orang yang dicari ibuku muncul. Akhirnya aku bertemu lagi dengan seorang yang selama satu tahun ini aku hindari.
Dia tampak berbeda, ia nampak lebih dewasa dan berwibawa sekarang. Mungkin karena perbedaan umur kami terlampau 4 dan karena profesinya sebagai CEO membuat auranya terpancar makin kuat. Tapi satu yang tidak berbeda darinya, yaitu tatapannya yang hangat.
Aku langsung mengalihkan pandanganku saat tatapan kami bertemu.
Freen mendekati brangkar ibu, lalu dia menggenggam tangan ibu dengan lembut "bagaimana keadaan ibu? maaf aku baru bisa menengokmu" katanya
Kalian harus tau kenapa Dia memanggil ibuku dengan sebutan ibu juga. Karena sejak kecil Freen tinggal bersama keluargaku. Freen sudah kehilangan orang tuanya sejak dia berusia 10 tahun karena kecelakaan.
Ia kemudian diasuh keluargaku sementara waktu, karena ayahku adalah sahabat ayahnya. Tidak lama dia tinggal bersama kami, hanya 1 tahun, selanjutnya dia tinggal bersama pamannya yang memiliki hak wali atasnya. Meskipun begitu, ia masih sering datang ke rumahku untuk menemui kami yang sudah ia anggap sebagai keluarganya
Ibu tersenyum menatap Freen "Gapapa, ibu senang akhirnya bisa melihatmu"
Ibu memegang tangan Freen dan tanganku "Freen, Becky"
"iya bu" jawabku dan Freen bersamaan
"ibu ingin kalian menikah" kata sambil Ibu menyatukan kedua tangan kami
"APA??!" aku sangat terkejut dengan permintaan Ibuku. Freen hanya diam walaupun sebenarnya dia juga terkejut
"tidak.. tidak" Aku menggelengkan kepala
"aku tidak mau. Aku tidak mungkin menikah dengan Freen. Kita sama-sama perempuan, dan aku sudah punya kekasih" sanggahku
"Beck" rintih ibu
"Tidak! aku menolaknya bu"
"ibu hanya minta satu hal ini saja padamu nak. Setidaknya ibu bisa tenang saat ibu tidak ada, karena ibu yakin kalo Freen adalah orang yang tepat untukmu" kata Ibu dengan lirih
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days
Fiksi Penggemar"beri aku waktu 365 hari, setelah itu kau boleh meninggalkanku"