14. Disappointed Again

1K 109 7
                                    


Maaf ya aquh baru up

Happy Reading

*****

Halilintar memutar kenop pintu kamar adiknya, mengayunkan kaki kanannya mulai memasuki ruangan kecil itu.

Pandangannya menyapu ke seluruh kamar kecil milik sang adik, terlihat berantakan.

Tadinya Halilintar hanya ingin mengecek baju-baju kotor yang kemarin dibawa kerumah sakit, namun melihat ruangan Taufan yang sangat berantakan membuatnya geleng kepala.

Diiringi dengan sebuah decakan, Halilintar mulai membereskan beberapa buku berserakan di lantai juga tempat tidur kecil itu.

"Pantesan bukunya pada rusak kaya gini," komennya melihat beberapa buku terlihat lusuh dan sobek.

Sampai akhirnya sebuah buku kecil dengan gambar superhero membuat atensi Halilintar terpaku.

Buku berwarna merah bergambar super hero favorit Halilintar dulu, ini buku lama Halilintar. Tidak, sekarang sudah bukan sih, Halilintar ingat pernah memberikan buku itu pada Taufan saat Taufan merengek meminta sebuah kado ulang tahu padanya.

Dia yang malas menanggapi adiknya, akhirnya memberikan buku bekas padanya. Tidak disangka Taufan masih menyimpan buku itu, bahkan sampai sekarang.

Halilintar pikir Taufan langsung membuang buku pemberiannya itu karena bekas.

Tangannya bergerak membuka lembar pertama, ada sebuah bekas sobekan dibeberapa lembar, itu Halilintar yang menyobek agar terlihat baru, walau tetap saja bekas.

Tulisan tangan Taufan langsung terlihat, tulisan yang terlihat seperti ceker ayam membuat seketika mata Halilintar sakit melihatnya.

Benar-benar seperti ceker ayam, Taufan memang dulu sangat sulit untuk menulis.

Halilintar menatap deretan huruf berjejeran, membaca dan memahami apa yang adiknya tulis.

Ini hadiah pertama dari kak Hali
Upan senang banget

Kakak Hali bilang nggak sayang Upan
Upan sedih

Kenapa kakak bilang Upan pembunuh Bunda?

Teman-teman ejek Upan, katanya Upan cacat.
Tapi Ayah bilang Upan cuma berbeda.

Upan nggak suka berbeda

Upan nggak suka di ejek karena berbeda!

Kak Hali bilang katanya Upan lebih baik susul Bunda.

Tangannya kembali bergerak membuka halaman lainnya.

Ada banyak tulisan tangan Taufan yang terlihat kekanakan sekali, ya memang karena saat menulis itu dia masih anak-anak.

Ada sebuah wislist di lembar berikutnya.

1. Dapat maaf dari kakak Hali

2. Main bareng sama kakak

3. Liburan bareng sama Ayah dan kakak

4. Ziarah ke makam Bunda sama Ayah dan kakak

5. Ketemu Bunda

Halilintar tercekat membaca list terakhir adiknya, dia membaca berulang kalimat itu.

"Ketemu Bunda nya nanti aja ya, bareng sama kakak nanti," gumam Halilintar tersenyum getir.

Halilintar menutup buku itu dengan cepat, ingatannya kembali flasback ke masa dulu.

Dia menghembuskan napas pelan sembari memejamkan matanya sebelum sebuah deringan ponsel dari kantung celananya tiba-tiba bergetar.

Little Dream (Taufan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang