Like I said, siapin hatinya ya.
Takut terbang soalnya.
Enjoy~
_______________________________
Itu tidak seperti pagi lainnya dimana Jeongyeon biasanya terbangun oleh suara jam weker manusianya; Nayeon yang mengetuk pintu.
Hari ini di tengah kesunyian dan ketenangan yang mematikan, pengalaman yang indah datang untuk menyambut Jeongyeon setelah dia mendapatkan kembali kesadarannya.
Sejenak Jeongyeon menolak untuk mempercayai penglihatannya, tapi sebanyak dia mencoba untuk menyangkal, semakin Jeongyeon sadar bahwa Im Nayeon benar-benar tidur di sebelahnya.
Tak hanya itu, Nayeon juga mendekap tubuhnya dengan aman. Gadis itu tidur nyenyak seperti bayi. Dan yang dari Jeongyeon perhatikan; melihat dada Nayeon naik turun dengan teratur, Jeongyeon tahu Nayeon begitu lelap dalam tidurnya.
"Nay?"
Hening, gadis itu tidak menunjukkan reaksi apa pun.
"Im Nayeon?" panggil Jeongyeon lagi dan sekarang dia mendengar leguhan pelan sebagai jawaban.
Terkekeh sendiri, Jeongyeon memutuskan untuk membiarkan gadis itu tertidur lebih lama.
Jeongyeon membawa tangannya ke rambut Nayeon; memainkannya dan menyisipkan rambut cokelat harum lembut itu dengan jari-jarinya.
Dirinya mulai bertanya-tanya apa yang membuat malaikat ini ada di ranjang yang sama dengannya? Hal terakhir yang Jeongyeon ingat adalah saat hidungnya berdarah dan ia dapat memprediksi sesuatu yang buruk terjadi setelahnya.
"Bunny, bagaimana kita bisa sampai di sini?"
"Hng~ kamu pingsan kemarin dan dokter bilang kamu gak akan bangun sampai pagi."
"Oh, oke."
Dalam sepersekian detik, gadis dalam pelukan Jeongyeon itu melompat dari tempat tidur; menatapnya dengan tak percaya.
Mereka bertukar pandang selama beberapa detik sebelum Nayeon akhirnya angkat bicara lagi.
"Kamu udah bangun?"
"Ya."
"Bagus kalo gitu."
Jeongyeon memperhatikan Nayeon menjatuhkan dirinya ke tempat tidur lagi, lalu bergeser ke sisi lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/340112362-288-k146860.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑴𝒚 𝑺𝒘𝒆𝒆𝒕𝒉𝒆𝒂𝒕 𝑰𝒔 𝑨 𝑮𝒐𝒍𝒅 𝑫𝒊𝒈𝒈𝒆𝒓 [𝟐𝒀𝒆𝒐𝒏]
Fiksi PenggemarIm Nayeon, bukanlah gadis licik atau sembrono. Dia hanya seorang gadis miskin biasa yang begitu lugu, dan naif. Mendapati harga dirinya dihina dan diinjak-injak oleh orang asing angkuh yang baru saja ia temui pada kejadian absurd membuatnya muak hid...