prolog

8.5K 507 1
                                    

Hai udah lama ya? Maaf sebelum nya, akun aku sempat di pegang sama sepupu aku. Dan aku juga merasa cerita aku sebelum nya jelek dan memutuskan untuk menghapus nya. Tapi sekarang aku bakal buat cerita baru, jika masih jelek bilang aja ya.

Selamat membaca semua nya~

Huang renjun pemuda itu duduk diatas lantai rumah nya yang dingin. Tubuh nya lemas dan wajah manis nya di penuhi oleh luka lebam.

"Cepat bayar hutang ibu mu! Atau aku tidak segan-segan untuk menghabisi mu!"

Ucapan seorang rentenir itu terus menghantui pikiran nya. Dia selalu berusaha untuk melunasi nya, bekerja pagi sampai malam hanya untuk melunasi hutang mendiang ibu nya.

Menghela napas nya dan berusaha bangkit untuk berdiri. Tangan kanan nya bersandar pada dinding, sebagai alat keseimbangan nya.

"Cukup. Aku sudah benar-benar muak." Renjun, dia mengepalkan telapak tangan nya.

"Lebih baik aku mengakhiri hidupku sendiri, daripada aku dibunuh oleh orang brengsek seperti dia." Renjun sungguh lelah. Ia mulai menangis, kenapa dia harus hidup seperti ini? Penderitaan selalu menimpa dirinya hingga membuat renjun lelah.

Tring....Tring..

Alarm di ponselnya berbunyi. Alarm yang menunjukkan jika renjun harus pergi bekerja.
Mencoba untuk tetap kuat, renjun tersenyum agar dirinya berhenti menangis.

"Setidak nya aku harus bertahan beberapa hari untuk mendatangi acara pertunangan winwin hyung."

Pukul 22.03 KST renjun baru selesai mengerjakan pekerjaan nya di sebuah restoran masakan china yang sudah menemani renjun selama 2 tahun. Seperti manusia yang tak memiliki semangat hidup, renjun masuk kedalam rumah nya lalu mengunci nya.

Melepaskan hoodie nya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sekaligus menghilangkan rasa lelah nya.

***

"Jangan berlebihan jaemin! Aku dan sunghoon hanya pergi makan biasa. Dan ingat! Kita hanya menikah karena perjodohan!" Ucap yujin penuh emosi. Dirinya dipaksa pulang oleh suaminya jaemin, padahal yujin tengah makan malam bersama sunghoon, teman nya.

"Saya tidak peduli dengan hubungan mu dengan sunghoon, tapi apa kamu tidak melihat jika tadi ada teman-teman bubu? Kau mau rencana kita gagal?" Ucapan jaemin membuat yujin diam.

"Tapi lain kali jangan menyeretku seperti tadi! Aku malu sialan!" Yujin beranjak pergi meninggalkan jaemin.

Jaemin menghela napas nya. Hubungan rumah tangga terpaksa ini membuat dia letih. Merenggangkan otot-otot nya dan kembali mengerjakan pekerjaan kantornya.

Drrtt...drrtt

Ponsel milik jaemin bergetar menandakan jika ada panggilan telepon yang masuk. Tertera nama seseorang disana "liu yangyang".

"Ada apa?" Jaemin mengangkat panggilan telepon dari teman nya itu.

"Ayo kita ke club, sudah lama kita tidak ke club." Ajak yangyang dengan tawaan di akhir kalimat.


Jaemin berdecak malas. "Terserah kau."

"Kita akan bertemu di club biasa 15 menit lagi, oke!" Yangyang langsung menutup panggilan telepon dan jaemin hanya bisa berdecak sebal. Tapi seperti nya dirinya memang membutuhkan alkohol.

****

Renjun merenggangkan kedua tangan nya. Selama 1 jam dia menghabiskan waktu nya untuk merajut. Ini sudah menjadi hobby renjun sejak ia masih di SMP.

Perut nya merasa lapar. Renjun pun segera pergi ke dapur untuk memasak mie instan kesukaan nya.

Oh tidak mungkin!

Lemari dapur nya kosong. Sepertinya renjun lupa untuk membeli mie instan. Renjun mengumpati dirinya sendiri, bagaimana ia bisa lupa? Seperti nya dirinya tengah banyak pikiran.

Dengan terpaksa renjun harus pergi ke luar disaat larut malam. Jujur, ia sangat tidak menyukai minimarket yang ada didekat rumah nya. Dikarenakan, tepat disamping minimarket ada sebuah club mewah yang dipenuhi oleh manusia yang tengah mabuk.

Tapi ini demi perutnya!


***

Gimana? Lanjut atau tidak?

Maaf jika ada typo, dan tolong tandain ya jika ada kesalahan kata

for my baby[Jaemren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang