Happy reading
*******
Udara dingin dari rumah sakit menusuk kulit renjun. Diri nya tengah duduk di kursi panjang yang biasa digunakan untuk tempat menunggu.
Sudah selama 30 menit renjun menunggu seseorang. Iya, renjun tengah menunggu jaemin yang dari tadi belum datang.
"Jika dalam 5 menit belum datang, aku akan masuk sendiri!"
Kesal. Kesabaran renjun akan habis hanya karena menunggu kehadiran jaemin. Sebuah derap kaki terdengar oleh renjun.
"Renjun..?"
Renjun menoleh. Ia memasang ekspresi kebingungan kepada pria yang ada dihadapan nya. "Iya.. siapa?"
"Saya haechan." Haechan tersenyum tipis.
Astaga ternyata renjun begitu cantik ya, pantas jaemin ingin bertanggung jawab atas perbuatan nya.
"Haechan?"
Haechan terkekeh pelan. Sepertinya renjun sudah lupa pada nya, lagipula mereka bertemu hanya sebentar dan itu pun sudah lama.
"Aku asisten pribadi nya jaemin. Maaf tapi Sepertinya jaemin tidak bisa datang, jadi aku disuruh dia untuk kesini." Ujar haechan.
Renjun pun yang mendengar ucapan haechan hanya bisa mengangguk mengerti. Haechan yang melihat sedikit perubahan ekspresi wajah renjun, menjadi kesal pada atasan nya.
"Jaemin sialan, lihat si lucu ku ini jadi murung"
"Aku akan masuk kalau begitu, kau mau ikut?" Tawar renjun.
"Tidak usah. Aku akan menunggu disini."
Renjun mengangguk. Dia pun berjalan menuju ruang dokter yang tak lain adalah ruangan winter. Tangan renjun mengetuk pintu ruangan itu.
Ceklek
Renjun membuka pintu ruangan winter. Mata nya langsung melihat winter yang tengah sibuk dengan komputer nya. Winter yang sadar dengan kehadiran renjun langsung menoleh dengan wajah nya yang dihiasi senyuman.
"Renjun-ah, ku pikir kamu tidak datang hari ini." Ujar winter, dia bangkit dan menghampiri renjun.
"Tadi ada sedikit masalah, maaf karena telah membuat mu menunggu."
"Astaga tak apa renjun, ayo berbaring."
Renjun mengikuti ucapan dari winter. Renjun membaring kan tubuh nya di atas bankar. Winter pun langsung melakukan tugas nya, ia memeriksa keadaan janin renjun dengan melakukan USG.
Terlihat winter menghela nafas nya dan ekspresi wajah nya terlihat khawatir.
"Baiklah renjun, kau bisa bangun."
Kini mereka tengah duduk berhadapan. Winter tengah menulis sesuatu di sebuah kertas kosong. Renjun hanya mengamati ruangan winter dengan seksama.
"Renjun."
"Uh ya?"
"Apa ada sesuatu? Apa yang rasakan belakang ini?"
"Mm.. perutku sering keram pada malam hari."
"Hanya itu?" Renjun mengangguk.
Winter pun menuliskan resep obat untuk renjun. "Tebus obat & vitamin ini. Jangan terlalu stress ya ren."
"Baiklah, terimakasih. "
********
"Wah obat mu banyak sekali renjun." Haechan memperhatikan kantung obat transparan yang di tenteng oleh renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
for my baby[Jaemren]
ספרות חובביםrenjun yang masih berusia 19 tahun itu sudah berencana untuk mengakhiri hidup nya karena utang ibu nya yang begitu besar. Tapi bagaimana jika dirinya malah mengetahui diri nya tengah hamil saat hendak ingin pergi mengakhiri hidupnya. -Mpreg -bxb -ga...