02

1.5K 186 3
                                    

Selama perjalanan sepulang sekolah tadi Zhang Hao berpikir mungkin Hanbin itu bukan orang jahat. Hanya saja dia memiliki emosi yang tinggi dan sifatnya yang dingin itu. Dibuktikan kalau dia tidak pernah mengganggu orang-orang yang tidak mengusiknya dan dia bukan pembully.

Dan kejadian hari ini di UKS tadi sebenarnya cukup membuat Zhang Hao penasaran. Sorot binar dari manik Hanbin tadi siang cukup indah namun terasa banyak hal yang disembunyikan di balik sorot mata indah itu. Karena biasanya yang selalu Hanbin nampakkan adalah sorot tajam penuh rasa dingin seakan siap menusuk ke dalam mata lawan bicaranya. Terkadang sorot matanya juga nampak sayu seperti orang yang sedang kelelahan dan kurang tidur.

Dia cukup misterius.

"Selamat datang" ujar penjaga kasir di minimarket yang Zhang Hao datangi malam itu.

"Eoh? Hanbin?" seru Zhang Hao sedikit terkejut.

Hanbin hanya menatap Zhang Hao dengan tatapan biasanya dan mengangguk pelan. Ingin rasanya Zhang Hao menanyakan sederet pertanyaan pada Hanbin namun ia mengurungkan niatnya sebab ini masih jam kerjanya.

Dan yang Zhang Hao sayangkan ini sudah pukul sebelas malam lebih dan Hanbin masih harus bekerja selarut ini. Inikah alasan dibalik sorot mata yang ia lihat tadi?

Di balik rak minimarket Zhang Hao melirik mengintip pada Hanbin yang sedang melayani pembeli dengan ramah. Terlihat senyumnya yan tipis saat sedang melayani pembeli.

"Dia tampan juga kalau tersenyum" gumamnya tanpa sadar.

Zhang Hao mengerutkan dahinya sadar akan apa yang ia katakan. Ia menggelengkan kepalanya cepat menghilangkan pikiran-pikiran aneh yang merasukinya malam ini.

"Hai, Hanbin. Jadi kau bekerja disini ya?" sapanya ramah lalu menaruh barang yang ia beli di meja kasir.

"Ini saja?" tanya Hanbin.

Zhang Hao mengangguk lalu Hanbin mulai menyecan dua ramyeon instan dan dua cola yang ia beli. Zhang Hao terus menunggu Hanbin menampakkan senyumnya tadi padanya tapi sampai transaksi selesaipun senyuman itu tidak kunjung muncul. Zhang Hao cemberut kecewa.

"Kau sudah makan malam?" tanya Zhang Hao.

"Totalnya 8000 won"

Zhang Hao mengerutkan dahinya sedikit kesal pasalnya Hanbin terus mengabaikan pertanyaannya.

"Kau sudah makan malam atau belum, Hanbin?" tanyanya sekali lagi.

"Mau pakai kantong plastik atau tidak?"

"Kau ini pandai sekali mengabaikan pertanyaan orang ya..."

Yang di ajak bicara masih saja diam tiga ribu bahasa tak menghiraukan perkataan Zhang Hao. Mungkin ini alasan Hanbin sama sekali tidak memiliki teman di sekolah. Selain sosoknya yang cukup mengintimidasi kepribadiannya juga buruk. Padahal tadi siang mereka sudah memulai percakapan.

"Apa dia tidak akan memedulikan orang yang tidak memiliki urusan dengannya?" batin Zhang Hao.

Zhang Hao kemudian beranjak membuat dua ramyeon yang ia beli tadi di dalam minimarket itu. Setelah matang Zhang Hao mengambil dua ramyeon itu dari dalam microwave.

"Ini"

"Apa ini?" tanya Hanbin setelah menatap satu mangkok ramyeon instan yang Zhang Hao beli tadi.

"Ramyeon"

"Aku tahu. Kenapa kau menaruhnya disini?"

"Ini untukmu"

"Kau pikir aku mau makan ini?" tolak Hanbin, tatapannya sangat menginterupsi.

[✓] Querencia | BinHao ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang