21

540 59 1
                                    

"Zhang Hao?"

"Lama tidak berjumpa, Sung Hanbin sialan!"

Seperti kilat menyambar, Hanbin berusaha menutup pintu rumahnya dengan keras, namun tangan Zhang Hao dengan sigap menyelip di antara celah sempit, menghalangi upayanya. Kehati-hatian Zhang Hao bertentangan dengan keputusasaan yang terserak di wajah Hanbin, menciptakan sebuah adegan yang membingungkan di ambang rumah kecil itu. Dalam gerakannya yang tegas, Zhang Hao berhasil meraih lengan Hanbin, menariknya keluar dari kegelapan rumah yang seolah menutup rahasia yang mereka simpan selama ini.

BUGHH!!

Dengan kepastian yang menggetarkan, Zhang Hao melancarkan pukulan tajam ke arah wajah halus Hanbin, mengirimnya terjatuh ke tanah dengan kejutan yang melumpuhkan. Rasa terkejut terpampang jelas di wajah Hanbin yang terjatuh, seolah mencerminkan perasaan keterkejutan dan kebingungan yang menghantui benaknya dalam kegelapan malam yang menyelimuti.

Dengan gerakan tegas, Zhang Hao menangkap kerah seragam Hanbin, merenggutnya dengan kasar, sementara matanya memancarkan gelombang emosi yang memilukan: amarah yang membara, kekecewaan yang mendalam, dan kesedihan yang menyelubungi hatinya. Ketika mereka akhirnya bertemu, Hanbin seolah berupaya menghindar, menghantam perasaan Zhang Hao dengan pukulan emosional yang mengejutkan dan menusuk.

"Sung Hanbin, Sialan! Memangnya apa yang sudah kamu lakukan selama ini, hah?! Tiba-tiba pergi seperti ini tanpa berpamitan. Padahal kamu bilang akan selalu bersamaku saat itu!"

Dalam keheningan yang terhuyung-huyung, Zhang Hao membanjiri Hanbin dengan lautan kata-kata yang mengandung emosi yang menggulung-gulung, seolah-olah mencari jalan ke dalam hati Hanbin yang tersembunyi di balik dinding-dinding pertahanannya. Hanbin, dengan mata yang masih terbelalak, terdiam seperti patung, terpaku oleh gelombang emosi yang menghantamnya, merasakan tekanan untuk membuka jendela-jendela rahasia di dalam dirinya.

"Zhang Hao.."

"Kenapa kamu tega melakukan hal ini padaku, Hanbin? Setelah semua yang kita lalui bersama walau singkat tapi itu cukup berarti untukku."

Dalam momen yang penuh tekanan dan emosi, Zhang Hao tidak mampu lagi menahan gelombang air mata yang mengalir begitu saja. Tetesan-tetesan hangat itu jatuh dengan lembut, menyentuh pipi yang masih merah dari pukulan. Genggaman tangan Zhang Hao pada kerah seragam Hanbin mulai melemah, mengisyaratkan kelemahan dalam kekuatan dan keputusasaan yang mendalam.

Dalam keheningan yang menyentuh, Hanbin terdiam tanpa mampu mengeluarkan sepatah kata pun, hanya menerima tatapan penuh emosi dari mata yang jernih namun kini terbanjiri oleh air mata. Hatinya terasa hancur dan terpukul, dipenuhi rasa bersalah yang tak terhingga.

Dalam momen yang penuh kehangatan dan kesedihan, Hanbin dengan lembut mengangkat Zhang Hao dan memeluknya dengan penuh kasih, membiarkan air mata yang tak terbendung membasahi bahunya. Dalam dekapannya yang hangat, Hanbin memberikan kekuatan dan kenyamanan kepada Zhang Hao, sementara tangannya yang lembut mengelus rambut coklatnya dengan penuh kelembutan, mengungkapkan rasa rindu dan kepeduliannya yang terpendam selama ini.

•••

Di bawah langit malam yang cerah, di taman yang sepi yang terletak dekat rumah Hanbin, keduanya duduk bersebelahan di atas ayunan tali. Meskipun agak berjarak, keheningan taman itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk merenungkan segala yang telah terjadi. Suasana malam yang tenang memberi ruang bagi mereka untuk memperbaiki hubungan mereka yang sempat terputus.

"Maafkan aku. Tiba-tiba pergi tanpa pamit. Ada alasan yang tidak bisa aku jelaskan kepadamu–" ucap Hanbin terputus ketika Zhang Hao memotongnya dengan tegas.

[✓] Querencia | BinHao ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang