26

401 42 0
                                    

♪ Music Playing : Sakura no Hanabiratachi - JKT48 ♪ ♡

•••

Satu hari sebelum Zhang Hao meninggalkan Korea, di tengah suasana sepi yang mengelilingi sekolahnya, ia memutuskan untuk berkeliling sambil mengenakan seragam sekolah kesayangannya. Di tangannya, ia memeluk erat sebuah buket bunga yang telah ia beli sendiri, dengan kehadiran sahabatnya, Matthew, yang setia menemaninya.

Zhang Hao melakukan hal tersebut karena ia tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti upacara kelulusan yang telah lama ia nantikan. Kendati demikian, Zhang Hao menerima kenyataan bahwa ia harus mematuhi jadwal yang telah ditetapkan oleh Ayahnya tanpa bisa melawan lagi.

"Matthew! Cepat kemari!" seru Zhang Hao sambil menyalakan timer pada ponselnya untuk mengabadikan momen di depan pohon sakura yang belum sepenuhnya mekar.

Matthew mendekati Zhang Hao dengan langkah mantap, lalu merangkul sahabatnya erat. Tiga tahun terasa begitu singkat, tapi mereka telah melewati banyak momen menyenangkan dan tantangan bersama-sama, dari tawa riang hingga pertengkaran yang tak terhindarkan.

Tak terasa, air mata mulai mengalir di pipi Matthew ketika ia melihat hasil foto mereka, yang memperlihatkan senyuman bahagia di wajah keduanya. Kepergian Zhang Hao yang tiba-tiba meninggalkannya terasa begitu menyakitkan. Bahkan tidak ada kesempatan bagi mereka untuk merayakan kelulusan yang selama ini mereka nantikan dengan penuh harap.

 Bahkan tidak ada kesempatan bagi mereka untuk merayakan kelulusan yang selama ini mereka nantikan dengan penuh harap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua terdiam sejenak, meresapi momen yang berlalu begitu cepat. Zhang Hao mencoba menenangkan Matthew dengan senyuman hangatnya, meskipun hatinya sendiri juga terasa berat meninggalkan teman baiknya itu.

"Ini terlalu mendadak, Hao. Kau bahkan tidak pernah menyinggung tentang ini. Padahal kita sudah banyak merencanakan kehidupan kampus yang menyenangkan bersama," ujar Matthew dengan nada keheranan, matanya mencerminkan kebingungan atas keputusan tiba-tiba Zhang Hao.

"Ini bukan atas kemauanku sendiri, Matthew. Ini permintaan dari Ayahku," Zhang Hao menjelaskan dengan nada yang sedikit terpaksa, mencerminkan keterbatasannya dalam menentang kehendak keluarganya.

"Pokoknya kita harus tetap saling menghubungi. Awas saja kalau tiba-tiba kau hilang kontak disana. Aku tidak akan memaafkanmu kau tahu," ancam Matthew sambil memperlihatkan ekspresi serius, namun di balik itu terdapat kekhawatiran yang dalam atas kepergian sahabatnya.

Mereka saling bertatapan dalam momen yang sarat emosi, lalu tertawa bersama di bawah langit yang cerah hari itu, menciptakan kenangan indah yang akan menemaninya di saat kesepian menyergap di masa depan.

•••

Di tepi pantai pasir putih yang menyejukkan, di dekat panti tempat Zhang Hao tumbuh, ia mengajak Yujin berjalan menyisiri hilir pantai bersama. Senyumnya tidak pernah luntur saat melihat betapa senangnya Yujin dengan wajah manisnya yang tersenyum itu bermain-main di tepian pantai.

[✓] Querencia | BinHao ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang