22:reupload

402 52 4
                                    

Hari ini, Zhang Hao memutuskan untuk mengunjungi panti asuhan tempat ia menghabiskan masa kecilnya melepas penat karena belajar dengan keras untuk ujian akhir nanti, besok adalah hari ujiannya. Meskipun sepuluh tahun telah berlalu, kenangan-kenangan itu tetap segar dalam ingatannya, seolah-olah waktu tidak pernah berlalu di tempat itu. Dari luar, ia tersenyum melihat halaman panti yang dipenuhi dengan tawa riang anak-anak yang sedang bermain dengan bahagia, tempat di mana Zhang Hao juga dulu sering bermain.

Namun, kenangan manis itu terhenti ketika Zhang Hao diadopsi oleh Ayahnya. Kebahagiaan kecilnya pun terenggut oleh tekanan dan tuntutan yang diberikan oleh Ayahnya. Zhang Hao mencoba mengusir pikiran-pikiran itu jauh dari benaknya, takut akan mengganggu suasana hatinya yang sedang baik.

Dengan genggaman erat pada dua kantong plastik besar yang berisi camilan dan mainan untuk anak-anak panti, Zhang Hao melangkah ke dalam panti asuhan. Hatinya penuh harap akan melihat senyuman manis anak-anak ketika menerima hadiahnya.

Sesaat kemudian, ia mengetuk pintu kamar Mama, sebutan yang biasa digunakan untuk Ibu pengasuh di panti tersebut. Seorang wanita berusia empat puluhan membuka pintu dengan ramah, menyambut kedatangan Zhang Hao dengan senyuman hangat. Zhang Hao tidak mengenali wanita itu.

"Selamat siang," sapa Zhang Hao sopan, ia masih setia menenteng barang bawaannya.

"Selamat siang. Ada yang bisa dibantu?" tanya wanita berambut pendek sebahu itu.

"Saya Zhang Hao, saya dulu pernah tinggal di panti ini sampai sepuluh tahun lalu Ayah saya mengadopsi saya." Zhang Hao memperkenalkan diri.

Wanita itu tampak antusias begitu Zhang Hao memperkenalkan diri, ia langsung saja membawa Zhang Hao masuk dan menyuruhnya duduk dengan nyaman.

"Perkenalkan saya Lim Suyeon. Pengurus baru panti ini sekarang, sudah lima tahun sejak saya mengurus panti ini," kini giliran wanita itu memperkenalkan diri.

"Apa yang membuatmu datang kemari, Zhang Hao?" Suyeon bertanya dengan senyumnya yang sejuk.

"Aku ingin sedikit memberi hadiah untuk anak-anak disini, dan aku ingin bertemu dengan Mama. Aku sangat merindukannya, aku belum bertemu dengannya sejak aku di adopsi."

Senyuman hangat Suyeon perlahan berubah menjadi senyum yang pahit, seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan di baliknya. Zhang Hao dengan cepat menyadari perubahan itu, dan rasa waspada mulai menyusup ke dalam hatinya.

"Eum, apa semuanya baik-baik saja?" Tanya Zhang Hao khawatir.

"Sebenanrnya, Yumi-eonnie– maksud saya.. Mama sudah meninggal lima tahun lalu."

Keterkejutan menusuk hati Zhang Hao begitu mendengar kabar duka dari Mama yang sangat ia rindukan selama ini. Rasa sedih meliputi hatinya, dan sedikit penyesalan mulai menyelinap mengapa ia tidak datang lebih awal. Ternyata, Suyeon adalah Mama baru di panti asuhan ini, dan dia adalah sepupu dari Yumi.

•••

Sorakan antusias dan ceria dari anak-anak panti terdengar begitu nyaring, disertai dengan senyuman manis para malaikat kecil itu, membuat suasana hati Zhang Hao menjadi lebih baik.

"Yuk adek-adek antri dulu ya, yanb rapi dan jangan dorong-dorongan," ujar Zhang Hao dengan senyum menghiasi wajahnya.

"Sebagai imbalan dari Kak Hao kalian harus ucapkan terimakasih ya!" Suyeon menyahut.

"Baik, Mama!" Jawab anak-anak itu bersamaan.

Dengan hati penuh kasih, satu persatu anak-anak panti mengantri, menerima camilan dan mainan dari Zhang Hao. Dalam tatapan mereka, terpancar kehangatan yang begitu tulus, dan senyuman mereka menjadi pancaran keceriaan yang menghangatkan hati. Dalam momen tersebut, Zhang Hao merasakan betapa besar kebahagiaan sederhana dapat membawa ke dalam kehidupan seseorang. Beberapa anak bahkan meraihnya dalam pelukan hangat, mencium pipinya dengan penuh kasih, menggambarkan rasa terima kasih yang mendalam atas kebaikan dan kepedulian Zhang Hao.

[✓] Querencia | BinHao ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang