28 : EPILOG

736 56 13
                                    

2030 WAKEONE TECH.

Di tengah sorotan publik yang gemilang, Zhang Hao, pewaris tunggal dari perusahaan teknologi terkemuka di Korea yang telah mengukir sejarah dalam pasar global. Dibesarkan dengan didikan keras dari ayah angkatnya dan berkat pendidikan yang cemerlang, Zhang Hao telah menapaki perjalanan kepemimpinan yang gemilang. Dua tahun terakhir telah menjadi saksi bisu dari transformasi luar biasa yang ia ciptakan di perusahaan ayahnya. Tidak hanya menjadi pemimpin yang efektif, tetapi juga agen perubahan yang revolusioner di dunia teknologi.

Dengan kehadiran para wartawan yang penuh antisipasi, tamu undangan yang terpukau, dan investor bisnis yang penuh antusiasme, Zhang Hao tampil di atas panggung dengan kepercayaan diri yang tak tergoyahkan. Melalui sambutan singkat yang penuh semangat, ia mempersembahkan teknologi terbaru buatannya dengan penuh kebanggaan. Dengan setiap kata yang diucapkannya, Zhang Hao menggambarkan visi masa depan yang cerah, di mana inovasi teknologi buatannya tidak hanya akan merajai pasar domestik Korea, tetapi juga akan memperoleh pengakuan global yang luas.

Zhang Hao mempersembahkan dengan bangga, "Teknologi ini disebut: Sistem Integrasi Realitas Virtual (SIRV) adalah platform pembelajaran masa depan yang menggabungkan VR, AR, dan MR untuk menciptakan pengalaman belajar yang immersif. Dengan fitur simulasi realistis, interaksi sosial, adaptasi individual, lingkungan multisensori, dan aksesibilitas universal, SIRV meningkatkan keterlibatan siswa, memperkuat pemahaman konsep, dan mengurangi ketimpangan pembelajaran. SIRV membantu siswa mempersiapkan keterampilan digital dan pemecahan masalah untuk masa depan yang semakin terhubung secara teknologi.."

"..Dengan SIRV, masa depan pembelajaran diharapkan akan menjadi lebih menarik, inklusif, dan efektif daripada sebelumnya, membuka pintu untuk generasi yang lebih terampil, kreatif, dan terhubung secara global. Sekian, Terimakasih atas perhatian hadirin semuanya."

Dalam suasana gemuruh tepuk tangan, Sung Hanbin, seorang guru yang diundang ke acara tersebut, duduk dengan hening, memperhatikan Zhang Hao dengan tatapan yang kosong. Mereka dulunya dekat, tetapi hubungan mereka menjadi renggang setelah Zhang Hao pergi ke Kanada sepuluh tahun yang lalu. Meskipun Zhang Hao menjadi sosok publik yang terkenal, Hanbin tetap menjadi figur yang terpinggirkan, sulit dijangkau oleh kebesaran Zhang Hao.

Hanbin hanya bisa tersenyum pahit saat melihat kesuksesan Zhang Hao dari kejauhan, tanpa Zhang Hao menyadarinya. Meskipun undangan itu memberinya kesempatan untuk melihat Zhang Hao secara langsung, Hanbin tahu bahwa kesenjangan antara mereka tidak akan pernah terlampaui.

"Aku akan selalu bisa melihatmu, tapi aku tidak akan bisa terlihat olehmu, Zhang Hao." gumam Hanbin dengan getir setelah Zhang Hao turun dari panggung. Dengan hati yang terasa berat, Hanbin memilih untuk meninggalkan acara sebelum selesai, menyadari bahwa meskipun mereka berada dalam ruangan yang sama, mereka kembali menjadi orang asing, seperti semula.

•••

Dengan tatapan bangga yang menerangi wajahnya, Tuan Zhang, duduk tegak di kursi roda dengan pakaian rapi dan mata tajam yang memancarkan kebanggaan. Meskipun keadaannya berbeda dari masa lalu, kini ia mulai menunjukkan sedikit senyum, sebuah tanda pengakuan terhadap prestasi yang telah diraih oleh Zhang Hao selama memimpin perusahaan. Bagi Tuan Zhang, kebahagiaan atas kesuksesan anaknya merupakan hadiah yang sangat berharga, dan bagi Zhang Hao sebuah pengakuan atas kerja kerasnya selama bertahun-tahun yang akhirnya terbayar.

"Dengan segala prestasi yang telah kau capai, kau membuatku sangat bangga, Zhang Hao," ucap Tuan Zhang dengan suara tegasnya, mengisyaratkan penghargaan yang mendalam.

Zhang Hao, tersenyum penuh rasa syukur, mendekati Ayahnya dengan langkah mantap dan memeluknya dengan hangat. "Terima kasih, Ayah. Semua ini berkat bimbingan dan dukungan Ayah," ujarnya dengan penuh rasa hormat.

Tuan Zhang mengangguk, mengakui ucapan Zhang Hao. "Dengan pencapaian ini, aku yakin kau siap untuk mengambil alih perusahaan ini sepenuhnya, Hao," ucapnya dengan mantap.

Namun, Zhang Hao menolak dengan lembut, merendahkan dirinya sendiri. "Belum, Ayah. Aku masih memiliki banyak hal yang harus dipelajari darimu," ujarnya dengan rendah hati.

Tuan Zhang mengerti dan menghargai sikap rendah hati anaknya. "Baiklah, lanjutkanlah perjalananmu, Hao," katanya dengan suara penuh keyakinan.

"Dengan senang hati, Ayah," jawab Zhang Hao dengan tekad yang mantap.

•••

Dalam kedamaian malam yang larut, Zhang Hao memasuki apartemen megahnya, satu-satunya tempat di mana ia menemukan kedamaian dalam kesendirian. Tubuhnya yang lelah merunduk ke atas kasur yang empuk, menyambut pelukan lembut dari kelembutan alasnya. Matanya menatap langit-langit kamar yang hening, membiarkan pikirannya melayang ke masa lalu yang kini terasa begitu jauh.

Pandangannya meluncur ke nakas di sebelah tempat tidur, di mana terletak sebuah foto yang terlindungi oleh sebuah bingkai yang indah. Tangan Zhang Hao meraihnya dengan penuh makna, membiarkan jemarinya menyentuh gambaran yang mengandung begitu banyak kenangan berharga.

 Tangan Zhang Hao meraihnya dengan penuh makna, membiarkan jemarinya menyentuh gambaran yang mengandung begitu banyak kenangan berharga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalamnya, terpatri sosoknya bersama Hanbin, cinta masa sekolahnya. Mereka telah berbagi begitu banyak momen berharga bersama, dan Zhang Hao tahu betapa Hanbin telah menjadi penopang yang kuat dalam kehidupannya.

Namun kini, Hanbin seperti lenyap tanpa jejak, menghilang begitu saja dari kehidupannya. Meskipun bertahun-tahun telah berlalu sejak Zhang Hao mencoba mencari, namun bayang-bayang Hanbin tetap terus menghantuinya.

"Kenapa menemukanku sangat sulit, Hanbin? Apakah keberadaanku masih terlalu samar bagimu?" desis Zhang Hao dengan suara serak, sambil memeluk erat bingkai foto tersebut ke dadanya.

Selain kesuksesannya dalam dunia bisnis, alasan lain yang mendorong Zhang Hao adalah untuk menemukan Hanbin. Ia berharap dengan menjadi terkenal, Hanbin akan muncul kembali, membawa senyum tulusnya seperti dulu.

"Aku sangat merindukanmu, Hanbin." bisiknya penuh dengan kerinduan yang mendalam, sambil menghembuskan nafasnya yang terdalam ke dalam kesunyian malam.

QUERENCIA SEASON 2:
COMING SOON...


- 02.04.2024 -

Kejutan!! Yeay!! Aku bakal buat season 2/kelanjutannya 😍😍😍 Ditunggu di buku baru ya, Enjoy!!

Kejutan!! Yeay!! Aku bakal buat season 2/kelanjutannya 😍😍😍 Ditunggu di buku baru ya, Enjoy!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Querencia | BinHao ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang