11

1.3K 152 0
                                    

"Ketika laki-laki memelukmu dengan perasaan, dia pasti merasakan kenyamanan saat bersamamu. Dia juga berusaha meyakinkanmu kalau kamu adalah orang yang pantas untuk di lindunginya."

Bola mata Zhang Hao membulat sempurna ketika seorang karakter sebuah seri drama malam di dalam televisi yang sedang menyala di ruang tengah di saat Zhang Hao sedang makan malam seorang diri. Zhang Hao jadi kepikiran tentang kejadian dua hari lalu saat dirinya dan Hanbin terjebak di dalam kamar mandi dan saat Hanbin memeluknya dengan lembut penuh perasaan yang bisa Zhang Hao rasakan. Dadanya tiba-tiba selalu berdebar tidak karuan kala Zhang Hao kembali mengingat-ingat hal tentang Hanbin selama ini. Tidak biasanya Zhang Hao seperti ini. Ini semua terjadi sejak kejadian terkunci di dalam kamar mandi malam itu. Hanbin selalu tiba-tiba muncul dalam pikirannya di tengah kegiatan yang Zhang Hao lakukan, terkadang membuatnya tidak bisa fokus.

Setelah selesai menghabiskan makan malamnya Zhang Hao berniat kembali masuk ke kamarnya untuk kembali belajar seperti biasa, namun baru menaiki satu anak tangga tiba-tiba Sang Ayah memanggil namanya dari ruang depan. Suara berat laki-laki berusia empat puluh empat tahun itu langsung menginterupsi pendengaran Zhang Hao. Ia berhenti melangkah lalu berbalik menghampiri Sang Ayah yang memanggilnya.

"Ada apa, Ayah?" tanyanya.

"Duduklah, kemari," ajak sang Ayah untuk duduk di meja tempat Zhang Hao makan malam barusan. Zhang Hao mendekat duduk di sebrang Ayahnya duduk. Ia menundukkan kepalanya tidak berani menatap mata tajam pria lajang tua itu.

"Kamu sudah memutuskan universitas mana yang ingin kamu masuki?" tanyanya langsung tanpa basa-basi bahkan setelah beberapa hari lamanya mereka tidak bertemu, bahkan menanyakan kabar saja tidak pernah. Tapi Zhang Hao sudah biasa dengan situasi seperti ini, Zhang Hao sadar pria yang sudah mengadopsinya itu tidak pernah berniat untuk mengadopsi Zhang Hao sebagai anaknya.

"Aku belum menentukannya, Ayah," jawab Zhang Hao.

"Kalau begitu setelah lulus kamu akan Ayah kuliahkan di Kanada tempat Ayah kuliah dulu,"

Zhang Hao mencelos begitu mendengar ucapan Ayahnya barusan. Ia tidak pernah berpikir untuk kuliah di luar negeri sejauh itu, ia tidak menginginkannya. Rencana itu sudah lama Ayahnya utarakan namun Zhang Hao tolak dengan alasan dia masih ingin tinggal dan mengejar ilmu di tanah tempatnya ia tumbuh dan hidupnya selama ini. Ayahnya akhirnya memberi satu syarat yaitu dia harus mendapatkan beasiswa dari salah satu Universistas terbaik yang ada untuk Zhang Hao melanjutkan pendidikannya. Tapi kenapa tiba-tiba Ayahnya memberikan kabar sepihak seperti itu lagi?

"Ta-tapi Ayah bilang jika aku bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Negri?"

"Memang benar. Tapi melihat nilai dan peringkatmu yang semakin menurun setiap tahunnya Ayah tidak yakin kamu bisa mendapatkan beasiswa itu. Karena dari itu mulai besok kamu harus datang ke tempat kursus Bahasa Inggris yang sudah Ayah daftarkan,"

"Aku tidak mau, Ayah!"

Mata pria dihadapan Zhang Hao menajam kala pemudanya itu berbicara dengan nada tinggi. "Jadi kamu sudah berani membantah Ayah, hm?"

"Bu-bukan seperti itu Ayah, maksudnya... Aku sungguh-sungguh akan bisa mendapatkan beasiswa itu dan masuk ke Universistas manapun yang Ayah inginkan. Jadi aku mohon Ayah, percayalah padaku. Aku yakin aku akan bisa membuatmu bangga." Tutur Zhang Hao berusaha meyakinkan Ayahnya agar dia mengurungkan niatnya untuk menyekolahkan Zhang Hao di Kanada.

Sang Ayah terdiam tidak mengucapkan apa-apa. Kepalanya menganggguk lalu ia bangkit dari duduknya. "Aku akan percaya padamu, lakukanlah." ucapnya lalu ia berjalan meninggalkan Zhang Hao yang masih duduk termenung.

Zhang Hao menghela napasnya lega, setidaknya ia tidak akan langsung di sekolahkan di Kanada. Sekarang yang harus ia lakukan adalah belajar lebih keras lagi untuk bisa mendapatkan nilai yang lebih baik lagi. Tapi niat untuk belajarnya barusan seketika menghilang akibat obrolan dengan Ayahnya tadi.

[✓] Querencia | BinHao ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang