12

2.6K 270 8
                                    

Yoona sepanjang jalan hanya menatap kartu nama milik renjun itu hingga diapun berada di depan mansion milik salah satu sahabatnya yang lebih tua saat ini.

"Silahkan nyonya." Ucap sang supir saat membukakan pintu mobil dan Yoona yang hanya mengangguk sembari tersenyum lalu diapun menekan bell pintu itu.

Ceklek.

"Silahkan masuk nyonya Na." Ucap salah satu maid itu.

"Apa Tiffany eonni ada dirumah?"

"Ne nyonya. Silahkan duduk, saya akan panggilkan nyonya Lee." Ucao salah satu maid lalu diapun langsung memanggil nyonya rumah itu.

Tak lama setelah itu, Yoona melihat sahabat sekaligus kakaknya itu mendekat dan diapun langsung tersenyum.

"Tumben kau kemari Yoona, ada apa?" Ucap Tiffany tersenyum.

"Apa eonni pernah mencoba untuk mencari keberadaan Seung Hwan?" Ucap Yoona menatap Tiffany dan sang sahabat hanya diam kareba ini kali pertama dia mendengar langsung dari Yoona mengenai Seung Hwan setelah bertahun-tahun berlalu, dan tak ada yang tau kemana menghilangnya Seung Hwan.

"Tidak, kenapa tiba-tiba kau bertanya soal itu?" Ucap Tiffany.

"Aku merasa Seung Hwan berada disekitar kita. Aku jadi meminta pada anakku untuk mencarikan datanya."

"Apa siwon tau soal ini?"

"Tidak eonni, aku sengaja tak memberitahu Siwon oppa."

"Kau tau ini tidak benar bukan Yoona. Kau bisa mendapatkan masalah."

"Kurasa sekarang tak masalah eonni, karena sudah lama Seung Hwan bagaikan menghilang dari kita semua. Bahkan adiknya saja tak tau sama sekali keberadaan kakaknya."

"Itu karena Naeun berada di Canada bersama suami dan anaknya Yoona."

"Aku tak bisa diam lagi eonni, selama ini Seung Hwan menderita. Jika bukan karena kita yang mengenalkannya dengan Chanyeol hidupnya mungkin masih baik-baik saja."

"Tenanglah Yoona." Ucap Tiffany mengelus bahu sahabatnya itu dan disaat bersamaan keduanya melihat kedatangan anak sulung Tiffany.

"Mark?" Ucap Tiffany. Mark hanya menatap keduanya lalu membungkuk dan masuk kedalam kamarnya.

"Aku juga merasa bersalah pada Mark eonni. Dia menjadi seperti ini karena mendiang anakku hiksss..." Ucap Yoona dengan tangis yang pecah begitu saja.

"Sssttt tenanglah. Ini sudah takdir kita semua Yoona. Tak ada yang bisa mengubah takdir saat ini." Ucap tiffany sembari memeluk sahabatnya itu.























At. KYH hospital.

Renjun sampai dan diapun langsung menuju ruangan senior dari Yangyang itu. Saat berada didepan pintunya, diapun mengambil nafas lalu mengetuk pintu ruangan dengan nama Ahn Yujin itu.

Tok...tok...tok...

"Masuk!"

Ceklek.

Renjun lantas membungkuk dari depan pintu, dan wanita yang merupakan seniornya iti hanya tersenyum.

"Masuk dokter Son." Dan renjunpun langsung masuk tak lupa menutup pintu ruangan itu.

"Silahkan duduk." Ucap Yujin dan renjunpun segera duduk disofa ruangan itu begitu pula dengan Yujin setelah memberikan sekotak susu pisang.

"Maaf mengganggu waktu liburmu dokter Son."

"Tak masalah sunbae. Ada apa?"

"Apa aku bjsa memintamu melakukan operasi pada seorang pasien vvip rumah sakit ini?"

"Kenapa harus saya sunbae?" Ucap renjun tak mengerti.

"Karena kau adalah dokter yang pantas. Aku akan sangat percaya jika pasien ini kau yang mengoperasinya bersama denganku dan juga dokter Do."

"Apa ini pasien penting rumah sakit?"

"Ya, ini juga kesempatan bagus untukmu. Kau bisa menjadi kepala dokter bedah seketika."

"Saya akan pikirkan dulu sunbae."

"Saya mengerti dokter Son. Lagian saya harus mencarikan dulu donor jantung yang sesuai."

"Ini adalah operasi besar?"

"Ne, nyawa adalah taruhannya. Dan saya juga hanya bisa percaya padamu." Ucap Yujin.

"Saya akan segera memberikan jawaban soal ini sunbae. Kalau begitu saya permisi." Ucap renjun lalu diapun beranjak dari duduknya dan membungkuk sebelum keluar dari ruangan seniornya itu.








Sementara itu Yangyang melihat Haechan yang masuk kedalam salah satu ruangan pasiennya hingga dia ikut masuk, Haechan menatap bingung sahabatnya itu.

"Kenapa kau ikut masuk?"

"Aku hanya ingin mengatakan padamu hal yang membuatku tak habis pikir."

"Aku tak ingin bergosip dokter Do."

"Aku rasa tak masalah. Lagian pasiemmu juga sedang tidur."

"Kau?"

"Aku baru saja membantu ahn sunbae di ruangan ICU dan kau tau siapa yang aku periksa?"

"Bagaimana aku bisa tau dassar bodoh."

"Dia adalah pimpinan Park, dan aku melihat secara langsung tuan Park, juga istrinya dan yang pasti ningning sih dokter magang."

"Ne?" Kaget Haechan.

"Ahn sunbae mengatakan kalau dia harus segera dioperasi karena ini menyangkut soal nyawa. Dia juga mengatakan kalau ada salah satu dokter bedah yang sangat kompeten. Kau tau maksudku bukan?"

"Tapi ini tak adil bagi renjun bukan?" Ucap Haechan tak habis pikir.

"Kau benar, menurutmu apa renjun akan mau melakukannya?"

"Ntahlah, aku tak bisa membaca pikiran renjun. Habya dia yang bisa memutuskan."

"Dan kau tau apa yang aku dengar lagi, ningning berkata kalau pimpinan Park hanya mau di operasi oleh cucunya, bagaimana menurutmu jika pimpinan Park sadar dan tahu kalau dia akan di operasi dengan cucu yang tak pernah dia harapkan." Ucap Yangyang. Dan Haechan hanya bisa diam karena dia tau sepertinya apa yang akan terjadi setelahnya. Tapi, tetap saja dia tak bisa ikut campur begitu pula dengan Yangyang.








Di ruangan ICU pimpinan Park.

"Apa Daddy serius akan tetap mengoperasi halbojie? Dady tau sendiri kalau halbojie hanya ingin aku yang mengoperasi nya. Dan Daddy juga dengar bukan kalau aku belum bisa melakukannya." ucap ningning.

"Sekarang semua itu tidak penting ningning. Aku hanya ingin ayahku segera sembuh." Ucap Chanyeol datar.

"Tapi Daddy?"

"Suruh anakmu diam, kalau tetap tak bisa maka keluar dari ruangan ini." Datar Chanyeol tanpa melihat kearah ningning. Ningning lantas beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja.

"Kau keterlaluan oppa."

"Lalu kau mau apa? Kau ingin pergi? Silahkan. Tapi, sekalian pergi dari mansion ku." Ucap Chanyeol datar, rose hanya diam dan duduk dengan tenang karena dia tak mau kehilangan apa yang dia punya saat ini.











Renjun berjalan sembari menyapa para perawat dan juga pasien yang dia temui hingga dia berhenti karena ningning berada dihadapannya dengan wajah datarnya dan renjun hanya diam saja.

"Ikut aku." Datar ningning lalu dia jalan terlebih dahulu dan renjunpun hanya mengikutinya tanpa mereka berdua ketahui ada satu orang lainnya yang mengikuti karena kebetulan sengaja kerumah sakit untuk menemui renjun.

























See you soon.

Back To You (jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang