Season 2:ep 2

2K 149 4
                                    

Lami dan Kevin berkunjung ke kediaman jaemren, mereka masuk seperti pemilik rumah. Lalu merekapun melihat bibi yang bekerja dengan keluarga jaemin itu.

"Bi, bunbun dan samchun dimana?" Ucap lami.

"Aaa nyonya dan tuan ada didalam kamar nona. Kebetulan tuan tengah sakit."

"Aaa, samchun sakit apa?" Ucap Kevin.

"Mungkin hanya masuk angin saja tuan muda."

"Chenle dimana?"

"Tuan muda ada didalam kamar nona." Lami dan Kevin lantas pergi menuju kamar adik sepupunya itu.

Tok...tok...tok....

Ceklek

"Noona? Hyung? Kapan kalian datang?"

"Baru saja." Ucap lami lalu masuk begitu saja, Kevin hanya menggelengkan kepalanya lalu melihat chenle yang hanya tersenyum memaklumi lami.

"Apa samchun sakit?" Ucap lami secara ogah-ogahan tapi chenle tahu kalau kedua kakak sepupunya itu pasti mencemaskan ayahnya.

"Hmm, tiba-tiba siang ini papa muntah-muntah."

"Apa samchun salah makan?" Ucap Kevin.

"Tidak, karena kami hanya makan makanan buatan Mama. Mungkin papa hanya masuk angin biasa saja."

"Itu lebih masuk akal sih." Ketus lami lalu diapun melihat buku pelajaran yang terbuka di meja belajar.

"Kau belajar?"

"Ne noona, aku ada pr."

"Bukannya sekolah baru libur?"

"Aku hanya ingin mengerjakan prku lebih cepat, lagian papa setuju untuk liburan."

"Kalian akan liburan kemana?" Ucap lami penasaran.

"Belum tahu juga, karena saat membahas tadi papa langsung muntah-muntah." Ucap chenle.

"Yaahh." Ucap lami cemberut padahal rencananya dia akan ikut kalau sudah pasti.

"Sudahlah, usia mu tak cocok untuk cemberut begitu, kau sudah dewasa." Ucap Kevin.

"Ntah kenapa kita cepat sekali dewasa." Ucap lami.

"Tentu saja tak mungkin kita anak kecil terus kan?" Ucap Kevin.

"Terserah kau saja." Ketus lami dan chenle hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar perdebatan anak kembar ini.

"Apa halmonie dan halbojie baik-baik saja hyung? Noona?"

"Hmm, mereka sangat baik." Ucap Kevin dan chenle hanya mengangguk tanda mengerti.






Di kamar jaemren.

Jaemin masih tak mau melepaskan renjun, bahkan sekarang keduanya tengah berbaring sembari berpelukan atau lebih tepatnya jaemin memeluk renjun dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk lehernya.

"Nana?"

"Hmm?"

"Apa kita kerumah sakit saja?" Jaemin lantas mengangkat kepalanya dan melihat istrinya itu.

"Aku sudah punya dokter disini. Jadi, aku tak perlu ke rumah sakit." Ucap jaemin lalu kembali menyembunyikan wajahnya.

"Kau perlu nana. Siapa tahu saja bisa di tes lebih lanjut."

"Aku tidak mau."

"Bagaimana kalau tak kunjung sembuh?"

"Pasti sembuh."

"Lele baru mulai libur sekolah Nana. Sepertinya dia ingin jalan-jalan. Kalau kau tak sembuh bagaimana mungkin semuanya bisa terjadi." Ucap renjun dan jaeminpun mengangkat kepalanya lalu melihat istrinya itu dan diapun membawa istrinya kepelukannya.

"Aku akan segera sembuh sayang, aku hanya masuk angin saja. Lagian kau tak perlu cemas sayang, kalau lele ingin liburan kita tetap akan pergi."

"Apa kau yakin?"

"Hmm, aku yakin."

"Kalau masih belum sehat, beritahu aku mengerti?"

"Aku mengerti sayang." Ucap jaemin lalu mengecup kening renjun.

"Sayang?" Renjun lantas melihat suaminya itu.

"Hmm? Kenapa?"

"Aku ingin hotpot."

"Hotpot?"

"Hmm, yang pedas."

"Kau tak suka makanan pedas Nana."

"Aku ingin, buatkan ya?" Ucap jaemin dengan tatapan berbinar.

"Hmmm, baiklah. Kau tunggu disini mengerti?"

"Ne."

"Jangan tinggalkan tempat tidur ini kalau aku belum memanggil, mengerti?"

"Yes sir." Renjun lantas beranjak dan diapun keluar dari kamar.

















At. Mansion Lee.

Haechan pulang dengan wajah cemberut dan diapun melihat suami dan anak sulungnya tengah menonton televisi berdua. Semakin dilihat memang anak mereka itu lebih mirip denhan jeno, membuatnya jengkel. Dia berharap anak yang saat ini tengah dia kandung, akan lahir mirip dengannya.

Jeno menyadari kedatangan istrinya lantas diapun tersenyum, Haechan langsung duduk dihadapan keduanya membuat keduanya tak bisa melihat televisi.

"Mom? Kenapa harus didepan? Jie sedang menonton "

"Sayang? Apa ada hal serius?"

"Hmm. Dan kali ini bukannya hanya untukmu, tapi jie."

"Ada apa mom? Perasaan jie tidak berbuat masalah sebelum libur sekolah."

"Ini bukan masalah sekolahmu."

"Apa ini masalah kita sayang? Kalau begitu kita bicarakan berdua saja." Ucap jeno.

Tak.

Jeno menatap kaget surat dari rumah sakit sementara itu, jisung langsung mengambilnya, membukanya dan melebarkan matanya yang sipit itu.

"Mommy?" Ucapnya kaget sembari melihat Haechan.

"Kenapa jie?" Ucap jeno lalu mengambil kertas itu dari jisung dan membulatkan matanya.

"Sayang?" Ucap jeno senang dan diapun langsung beranjak lalu memeluk Haechan. Tapi, Haechan langsung melepaskannya dan menatap anak sulung mereka.

"Jie? Bagaimana pendapatmu?"

"Memangnya jie harus bagaimana? Jie tak bisa menolak juga. Lagian jie memang selama ini ingin teman bermain. Kenapa harus lama sekali." ketusnya membuat nohyuck menatap bingung anak mereka. Jisung lantas berdiri dan diapun berjongkok dihadapan Haechan lalu memeluk pinggang ibunya dan menyandarkan kepalanya pada perut Haechan yang masih rata itu.

"Dedek baik-baik didalam mengerti, jangan menyusahkan mommy, Hyung akan menunggu disini." Mendengar hal itu, nohyuck tersenyum bahkan jeno langsung merangkul istrinya itu.































See you soon😁

Back To You (jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang