Season2: ep1

2K 174 2
                                    

Renjun sampai di rumah sakit dan diapun langsung menuju ruangan rawat sang ayah, yang tak bisa dia panggil ayah sama sekali, walaupun 17 tahun telah berlalu tapi luka yang mendalam tak bisa sembuh sepenuhnya dan jika dia memanggil dengan sebutan ayah bukan hanya lukanya yang akan menganga kembali tapi juga luka sang ibu.

Ceklek.

Renjun membuka pintu dan terlihat Chanyeol tersenyum pada anaknya yang bahkan masih terlihat sangat cantik di umur yang sudah memasuki kepala 4 itu.

"Saya akan memeriksa keadaan tuan Park." Ucap renjun mulai memberiksa dengan stetoskop lalu menulis di laporan kesehatan Park Chanyeol. Mengenai ayah dari Chanyeol dia telah tiada saat chenle berusia 1 tahun.

"Bagaimana keadaan cucu ayah renjun?"

"Chenle baik-baik saja." Ucap renjun apa adanya dan Chanyeol hanya bisa mengerti sifat anaknya lagian ini hal yang pantas dia dapatkan setelah menyakiti anak dan mantan istrinya.

"Saya permisi tuan Park." Ucap renjun lalu diapun membungkuk dan keluar dari ruangan rawat Chanyeol dan diapun memilih berjalan-jalan disepanjang lorong rumah sakit milik dari mendiang kakak ipar suaminya itu, yang cepat atau lambat akan jatuh pada tangan lami atau Kevin.

Renjun melihat Haechan yang keluar dari ruangan jung woo dan diapun terduduk di bangku yang ada didekat ruangan itu, membuat renjun mendekat seketika lalu menyentuh bahu sahabatnya itu dan seketika diapun melihat wajah sahabatnya yang sangat bingung juga sedikit panik.

"Ada apa Haechan?"

"Renjun, bagaimana ini?" Bingungnya.

"Apanya yang bagaimana haechan?" Bingung renjun karena dia tak tahu apapun sama sekali.

"Aku hamil renjun, Jung woo Hyung mengatakan usia kandungan ku sudah masuk 8 Minggu."

"Bagus dong." Ucap renjun senang.

"Apanya yang bagus renjun, aku sudah berkepala 4 dan jisung sudah berumur 17 tahun, bagaimana mungkin aku tiba-tiba hamil begini. Ini karena Lee jeno." Kesalnya.

"Hei, semuanya akan baik-baik saja. Lagian tak ada salahnya kalau kau hamil lagi, itu malah bagus. Mengenai tanggapan jeno, dia pasti sangat senang dan jisung kurasa anakmu itu tak akan marah juga. Kau harus yakin."

"Aku tidak tahu, ini terlalu tiba-tiba dan aku benar-benar sangat kaget sekali." Ucap Haechan mengacak-acak rambutnya.

"Kau ini, sudahlah sekarang kau pulang dan berikan kabar gembira ini pada jeno dan jisung."

"Kau sendiri tidak pulang?"

"Aku akan pulang, aku ingin bertemu dengan Jung woo Hyung sebentar."

"Baiklah, aku duluan." Ucap Haechan lesu dan diapun langsung berdiri lalu berjalan dengan lesu membuat renjun tersenyum gemas melihat sahabatnya itu.

Tok...tok...tok...

"Masuk!"

Ceklek.

"Hai Hyung!" Senang Renjun.

"Aaa nyonya Na, ayo masuk." Ucap Jung woo tersenyum dan renjun hanya berdecih lalu masuk dan duduk dihadapan Jung woo.

"Ada apa kemari?" Ucap Jung woo.

"Biasa melihat keadaan tuan Park." Ucap renjun dan jung woo merubah mimik wajahnya seketika.

"Tidak bisakah kau memberikannya pada dokter lain? Akan lebih baik seperti itu renjun."

"Aku inginnya juga begitu Hyung, tapi biar bagaimanapun dia adalah ayahku dan itu tak akan berubah. Aku hanya ingin membiarkan dia menjadi pasien ku walaupun aku tak bisa memanggilnya ayah lagi." Ucap renjun dan Jung woo hanya menggelengkan kepalanha lalu diapun menatap dengan seksama renjun.

"Ada apa hyung?" Bingung renjun karena perasaan dia tak memakai pakaiannya yang aneh kok.

"Kau terlihat sangat chubby dari sebelumnya renjun. Kau mengalami naik berat badan yang signifikan ya?"

"Anio, tapi nafsu makanku memang diluar nalar beberapa Minggu ini, kenapa Hyung?"

"Kau tidak curiga? Siapa tahu kau mengandung seperti Haechan."

"Tidak Hyung,lagian aku tak mengalami apa yang aku alami saat hamil chenle jadi sepertinya bukan. Mungkin memang berat badanku saja yang bertambah." Ucap renjun tersenyum.

"Tapi aku tetap curiga renjun." Ucap Jung woo masih menatap adik sepupunya itu.

Ting!

Lele😘

Mama bisa pulang, papa tiba-tiba muntah-muntah bahkan sekarang sangat lemas sekali.

Renjun lantas berdiri dan diapun membungkuk lalu keluar begitu saja karena sangat cemas pada suaminya itu, padahal tadi dia meninggalkan suaminya dalam keadaan sangat jahil bahkan masih semangat menggoda anak mereka itu.
















At. Mansion na.

Renjun masuk setelah memarkirkan mobilnya dan diapun langsung menuju kamarnya dan jaemin.

Ceklek.

Renjun melihat suaminya yang sangat lemas begitu pula dengan chenle yang berada disisi ayahnya itu.

"Nana? Gwanchana?"

"Aku sangat lemas sayang, rasanya mual sekali." Keluh jaemin. Dan renjunpun memeriksa suaminya itu.

"Lele? Apa setelah Mama keluar kalian memesan makanan dari luar?" Ucap renjun.

"Anio, kami tak ada memesan apapun Mama. Tapi tiba-tiba papa mual-mual bahkan saat muntah tak mengeluarkan apapun."

Renjun lantas memeriksa jaemin dan diapun langsung keluar dari kamar dan diapun menuju dapur dan membuat tea madu. Setelahnya diapun langsung masuk kembali kekamarnya dan jaemin.

"Nana duduk dulu ya." Ucap renjun membantu dan chenle juga turut membantu.

"Ayo minum dulu Nana." Ucap renjun lalu memberikan tea itu pada jaemin dan jaeminpun langsung meminumnya sedikit lalu memeluk istrinya itu sembari menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher renjun.

"Mama, lele mengerjakan tugas dulu ya." Ucap chenle lalu diapun keluar dan memberikan ruang bagi orangtuanya itu, karena dia sangat tahu betapa manjanya ayahnya jika sakit.

"Nana kenapa bisa begini? Sejak kapan nana merasa tak enak badan?"

"Tiba-tiba saja injunie, bahkan rasanya perutku sangat tak nyaman."

"Sudah tenang ya, sekarang tiduran saja bagaimana?"

"Biarkan seperti ini, karena rasa mualku jadi tertekan dengan menghirup aroma tubuhmu."

"Hmm baiklah." Ucap renjun sembari mengelus kepala suaminya itu dan berharap suaminya segera sembuh karena saat dia mengecek keadaan suaminya baik-baik saja, mungkin memang suaminya masuk angin saja. Tapi tiba-tiba perkataan Jung woo mengenai kemungkinan dia yang hamil kembali membuatnya menggelengkan kepala seketika.























See you soon😁

Back To You (jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang