21

2.7K 302 7
                                    

Renjun saat ini tengah melakukan operasi besar, dan telah berada di ruangan operasi kurang lebih dua jam bahkan dia belum makan siang karena operasi ini.

Haechan dan Yangyang menunggu di cafetaria dengan perasaan cemas karena sahabat mereka belum juga selesai melakukan operasi.

"Chan?" Sang empu hanya menatap sahabatnya itu.

"Aku takut renjun bisa sakit jika begini. Kau lihat? Sudah dua jam operasi itu berlangsung tapi renjun belum juga selesai sama sekali." Ucap Yangyang.

"Aku juga mencemaskan nya Yangyang. Tapi, itu adalah pilihannya Yangyang dan kita tak bisa ikut campur sama sekali." Ucap Haechan dan Yangyang hanya menganggukkan kepalanya karena apa yang dikatakan oleh Haechan benar. Mereka tak bisa ikut campur dengan urusan pribadi renjun, apalagi ini menyangkut kebahagiaannya.

Di lobby.

Terlihat jaemin yang datang dengan wajah datarnya bahkan dia tak perduli dengan semua karyawan juga pasien yang melihatnya bahkan bergunjing soal beritanya itu.

Ting!

Jaemin sampai di lantai 6 dimana ruangan dokter yang memang sudah lama bekerja disana ada di lantai itu. Lalu diapun melihat nama yang tertera di pintu setiap ruangan. Hingga dia berhenti di hadapan ruangan bertuliskan "Huang Renjun"

Ceklek.

Jaemin membuka pintu ruangan itu lalu masuk dan diapun hanya melihat tas juga mantel renjun yang ada didalam ruangan itu, lalu diapun menutup kembali pintu ruangan itu dan duduk disofa untuk menunggu renjun sembari membuka ponselnya dimana dia meminta Jake mencarikan jadwal milik renjun.

Ting!

Jake.

File jadwal.

Jaemin langsung membukanya dan membulatkan matanya karena kaget dengan apa yang dia lihat saat ini, lalu diapun segera keluar dari ruangan renjun menuju ruangan hrd.

Di ruangan hrd.

Seungmin kaget melihat kedatangan jaemin lalu diapun berdiri dan membungkuk seketika.

"Kenapa jadwal operasi dokter Son sangat padat?"

"Ne?"

"Kenapa jadwal operasi dokter Son bisa sampai larut malam begini? Kau ingin membunuhnya?" Datar jaemin.

"Maaf presdir na, tapi ini juga keinginan dokter Son, karena dia ingin cepat menyelesaikan tugasnya."

"Alasannya?"

"Dia sudah mengajukan kepindahannya Presdir na. Dan dalam 6 bulan dokter Son bisa langsung pindah."

"Kemana dia akan pindah?" Datar jaemin.

"Canada Presdir Na."

"Katakan tempat detailnya." Ucap jaemin datar.

"Maaf presdir na saya tak bisa karena sudah berjanji padanya." Ucap Seungmin.

"Kau ingin saya memecatmu?" Datar jaemin.

"Jangan Presdir Na."

"Katakan."

"Toronto Presdir Na." Ucap Seungmin sembari terus memohon maaf pada renjun dalam hatinya. Jaemin lantas pergi setelah mendengar semuanya.






Di ruangan renjun.

Jaemin hanya berwajah datar hingga diapun mendengar pintu ruangan yang terbuka dan menampilkan renjun.

"Son Renjun?" Sang empu lantas membulatkan matanya kaget karena melihat jaemin ada didalam ruangannya lalu diapun langsung menutup pintu itu.

"Kenapa Presdir kemari?" Ucap renjun. Jaemin lantas mendekat hingga membuat renjun mundur secara perlahan dan mentok berada di pintu dengan jaemin yang mengukungnya.

"P—presdir?"

"Bukankah saya sudah mengatakan padamu kemarin, kalau saya adalah kekasihmu. Kau kekasihku. Kau bisa berkeluh kesah padaku, dan aku ingin kau menjadikanku alasan agar kau tetap hidup bukan?" Datar jaemin.

"Ta—tapi saya akan menyusahkan Presdir, lihat bahkan sekarang sudah menyulitkanmu, saya ingin hidup tenang Presdir." Ucap renjun menunduk.

"Aku tak merasa disulitkan denganmu. Aku merasa bahagia walaupun mereka tak tau mengenai kau, tapi saya bahagia karena berita itu. Tetap disini bersama saya renjun. Saya akan menjagamu dan kau bisa lari padaku saat dunia terasa tak adil. Aku akan membuat dunia yang nyaman untukmu." Ucap jaemin menatap renjun. Renjun lantas mengangkat kepalanya dan menatap mata serupa rusa itu, dia dapat melihat ketulusan tanpa ada kebohongan sama sekali. hingga akhirnya dia meneteskan airmatanya, membuat jaemin langsung mendekap tubuh mungil itu. Dan mengelus punggung sempit yang bergetar karena menangis dalam diam. Jaemin sangat tau kalau renjun sangat tersakiti karena menangis dalam diam adalah tangisan paling menyakitkan.

"Kau tak sendiri renjun." Ucap jaemin.

"Aku hikss.... Aku lelah hiksss...." Ucap renjun sembari menangis dan jaemin hanya terus mengucapkan kata-kata penenang untuk orang yang berhasil mengambil hatinya sejak awal itu.





























See you soon.

Back To You (jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang