♡28♡

458 75 11
                                    

"Bisakah aku mendapatkan kembali cintamu? Ayah..."

.
.
.
.
.
.
.
.

"(Name) ayahmu sudah pulang!" Ucap (Friend name) setelah mematikan sambungan telepon lewat ponsel nya.

"Lalu?" Bingung (Name).

"Kau tidak senang? Jika ayahmu melihat kondisimu yang seperti ini, pasti dia akan langsung menceraikan wanita gila itu," Ucap (Friend name).

"Kau berfikir seperti itu?" (Name) bertanya dengan polosnya.

"E-eh t-tentu saja kan..." (Friend name) sedikit bingung dengan jawaban (Name).

*Ceklek

Tiba tiba pintu ruangan rawat inap (Name) terbuka dan memperlihatkan sosok Arata yang tengah berjalan menghampiri (Name) dan (Friend name).

"Ayahmu menghubungiku," Ucap Arata kepada (Name) yang seketika langsung mendapatkan tatapan penuh tanya dari (Friend name) sedangkan (Name) hanya sibuk dengan ponsel di tangannya.

"Lalu bagaimana?! Apakah ia akan kemari?" Tanya (Friend name).

"Ya, tapi..." Arata sengaja menggantung ucapannya.

"Tapi apa?" Bingung (Friend name).

"Dia datang bersama wanita gila itu kan," Sambung (Name) yang masih saja terlihat fokus pada ponselnya.

"E-eh... Benarkah?" Tanya (Friend name) tidak percaya.

Arata hanya mengangguk menjawab pertanyaan (Friend name).

"Hah?!! Apa apaan ayahmu (Name) jelas jelas wanita gila itu yang melukai anaknya sampai masuk rumah sakit seperti ini!" Pekik (Friend name) tidak Terima.

"Ayah (Name) tidak tahu kalau (Name) terluka karena wanita gila itu, dia hanya tahu (Name) mengalami kecelakaan lalu lintas saat mau berangkat sekolah," Ucap Arata.

"Ini tidak adil!" (Friend name) masih tidak terima.

"Sudahlah... Aku mau tidur saja, ini sudah malam," Ucap (Name) begitu merasakan kantuk di matanya yang tidak dapat di tahan lagi.

"Jangan tidur dulu (Name)! Kalau kau sudah tidur pasti akan susah di bangunkan! Kita harus menunggu besok kalau mau kau bangun," Pekik (Friend name).

"Memangnya kenapa? Kenapa kau melarang aku tidur?" (Name) bertanya dengan mata setengah tertutup.

"Ayah mu kan akan datang (Name)! Masa kau tidur? Setidaknya jelaskan kejadian yang sebenarnya kepada Ayahmu!" Ucap (Friend name).

"Percuma saja (Friend name)... Ayahku pasti akan memarahiku, bukannya mempercayaiku, jadinya daripada mendengarkan omelan nya lebih baik aku tidur saja," Ucap (Name) dengan mata yang sudah tertutup sempurna.

"T-tapi-" Ucapan (Friend name terpotong oleh perkataan Arata.

"Biarkan saja, dia memang harus banyak tidur," Ucap Arata.

"Lalu... Ayahnya bagaimana?" Bingung (Friend name).

"Biar aku saja yang menjelaskan semuanya, percaya atau tidak itu ada di tangan Ayah (Name)," Ucap Arata.

✧・゚:*DIFFERENT [Luffy X Reader's]*:・゚✧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang