♡15♡

749 104 2
                                    

Sebelumnya~

"Kenapa belum tidur? Ini sudah larut malam."

"Aku balikan pertanyaanmu... Kenapa kau belum tidur kenshin-san padahal ini sudah larut malam?" Ucap Robin yang kembalikan pertanyaan Zoro.

"Belum mengantuk." Jawab Zoro.

"Begitupun aku." Ucap Robin.

.
.
.
❀~
.
.
.

(Name) Pov On

Ku buka mataku secara perlahan dan pemandangan yang pertama kali ku lihat adalah langit langit kamarku.

Aku pun sedikit melirik ke samping untuk melihat jam, dan betapa terkejutnya aku saat mengetahui jam sudah menunjukan pukul 7.50 sedangkan hari ini adalah hari piket ku di kelas.

Dengan tergesa-gesa aku berlari ke arah kamar mandi untuk membersihkan diriku terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah.

Saat sudah selesai membersihkan badan, aku pun dengan segera mengambil seragam ku lalu memakainya dengan tergesa-gesa.

Setelah selesai aku pun mengambil tasku dan langsung berlari ke luar dari kamar.

Aku berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa, saat itu aku hanya terfokus untuk segera sampai ke sekolah, sehingga tidak melihat jika ibu tiri ku yang gila itu tengah mengepel lantai asal asalan sampai lantainya menjadi sangat licin.

Akibat tidak fokus, aku pun terjatuh karena licinnya lantai.

Aku terjatuh dengan posisi terbaring, membuat kepalaku terbentur cukup keras ke lantai.

Ibu tiri ku yang melihat kejadian itu semua hanya diam dan menghampiri ku.

Setelah dekat denganku ia pun berjongkok di dekat mukaku.

"Masih hidup?" Tanyanya dengan ekspresi datar yang menurutku sangat menyeramkan.

Saat ini aku tak bisa menanggapi pertanyaan nya itu, bahkan kepalaku rasanya sangat amat pusing.

"Padahal kalau mati bagus loh, tinggal aku bilang ke ayahmu jika kau mati karena lari lari saat menuruni tangga."

"Apa perlu aku bantu agar kau segera mati?"

Aku hanya bisa memejamkan mataku sambil mencoba menahan pusing.

Setelah 10 detik memejamkan mata untuk menahan rasa pusing ku, aku pun perlahan membuka mataku, dan dapat lu lihat wajah ibu tiri ku yang tengah menatapku dengan datar, tanpa ekspresi apapun dan itu membuatku sedikit takut.

Tiba tiba dia berdiri dan berjalan ke arah meja lalu mengambil tongkat baseball besi yang berada di meja itu, setelah itu dia pun berjalan mendekatiku.

'Apa yang akan dia lakukan....' Batinku ketakutan dengan keringat dingin yang sudah membasahi wajahku.

"Nahh anak gadisku yang cantik.... Biarkan aku membantu mu agar bisa secepatnya kau bertemu dengan bunda mu... Kau harus berterimakasih atas kebaikan ku ini..." Ucapnya dengan senyuman yang menurutku sangat menyeramkan.

"A-a-apa ya-yang i-ingin kau lakukan??!!" Tanyaku sambil tergagap karena ketakutan.

"Hmmm?! Aku hanya ingin membantumu, jangan takut... Harusnya kau berterimakasih kepadaku." Ucapnya sambil mengelus elus pipiku dengan senyuman yang sangat menakutkan.

✧・゚:*DIFFERENT [Luffy X Reader's]*:・゚✧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang