Happy reading!!
***
"Noona!" panggil Ha-Jun setelah melihat Sanna hendak keluar rumah, "wae?" sahut Sanna sembari berkaca pada cermin kecil ditangan nya.
"kau mau kemana?"
"Makan malam di luar."
"Dengan siapa?"
"Teman ku lah,"
"Bukan kah teman mu hanya Areum Noona? Tiba-Tiba kau mendapatkan teman baru, Bukan kah aneh?" ucap Ha-Jun sembari mengelus dagu nya terlihat bingung.
"Ah! Aku baru ingat! Apa kau akan makan malam bersama pria yang mengantarmu kemarin?" lanjut nya.
"Ini urusan ku, lagi pula kau seorang Trainee, bukan kah seharusnya kau di dorm? Sedang apa kau di rumah orang tua mu?"
"Wah Noona! Kau sangat sibuk sampai kau tidak mengetahui bahwa adikmu akan debut di agensi lain."
"Maksud mu? Apakah kau akan mengkhianati agensi Appa?"
Ha-Jun tertawa terbahak-bahak, "seperti nya memang Noona tidak tahu apa-apa."
"Beri tahu pada ku, apa maksud mu? Aku benar-benar tidak tahu Ha-Jun!"
"Hybe merekrut ku."
"Jinjja!? Kau tidak sedang membohongi ku kan?"
"Tidak, di perkirakan satu bulan lagi aku debut."
"Kalau memang satu bulan lagi debut untuk apa kau masih di sini?"
"Mulai Minggu depan aku pindah ke dorm mereka. Aku akan merindukan mu, Noona." ujar Ha-Jun lalu memeluk Sanna yang masih terkejut dengan ucapan Ha-Jun.
"Sudah, pergilah Noona. Hati-hati di jalan ya." lanjut nya lalu melepas pelukannya dan pergi meninggalkan Sanna begitu saja. Sanna tersenyum senang mendengar kabar tersebut. Ia segera keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil kesayangannya untuk menuju apartement V.
Butuh waktu sekitar 1 jam untuk sampai di Apartement V. Ia mengetuk beberapa kali pintu apartemen V tetapi tidak ada jawaban. Ia mencoba menelpon tetapi tidak di angkat.
Ada apa ini? Apa dia sedang mengerjai ku?
"Sanna-shi?" V memanggil dari arah belakang Sanna, mendengar itu Sanna menoleh menatap V dan tersenyum.
"Ah, hai! Aku sudah la-"
Brugh.
V terjatuh dalam pelukan Sanna, Sanna dapat mencium aroma alkohol dari tubuh V. "Apakah kau baik-baik saja?" tanya Sanna khawatir.
"Aku tidak baik-baik saja," ucap V lalu membuka pintu Apartement nya tanpa melepaskan pelukannya.
"V?"
V menangis sesenggukan setelah Sanna membantunya duduk di sebuah sofa berwarna hitam yang berada di ruang tengah. Apartement V berbentuk studio. Hanya membatasi kamar tidur dan kamar mandi. Dapur serta ruang tamu di jadikan satu ruangan.
"Apakah salah ku jika aku bukan putra ayah ku? Apa salah ibu ku? Saat ini ia tidak tahu apa-apa. Bahkan ia tidak tahu bahwa suaminya sangat brengsek!"
"Apa maksud mu,V? Tunggu, Ada apa dengan wajah mu?" tanya Sanna setelah ia melihat lebam di pipi kiri V.
"Harus kah aku membunuh ayahku saja?"
"Tetapi jika aku membunuh nya, aku tidak akan bisa memilikimu." lanjutnya, Sanna hanya memperhatikan V yang mengambil posisi untuk merebahkan dirinya di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SannaV (Tamat)
General Fiction"Bertemu dengan mu adalah kejadian paling naas dalam hidup ku!" ~Sanna~