CHAPTER 9

36 7 0
                                    

Hola, happy reading..
💌

   

Waktu yang dinanti telah tiba, Bel istirahat telah berbunyi dan seketika semua siswa dan siswi berhamburan keluar kelas. Saat istirahat seperti ini mustahil kantin tidak ramai, buktinya Clara dan Bella beserta Aldo Barreto hanya mematung karena tidak mendapati satu pun meja dan kursi yang kosong, semuanya sudah penuh terisi, dan ya mereka memandangi itu dengan wajah kecewa.
   
Pasalnya kelas 12 semuanya berada di atas dan mereka harus menuruni dua tangga untuk sampai ke kantin tapi setibanya di kantin ternyata tidak ada celah sedikit pun untuk mereka masuk.
   
"Jadi...  gimana?."
   
"Ya balik lagi lah."
   
Dodo tidak terima kali ini, perutnya benar-benar butuh makanan sekarang dan dia tidak sanggup untuk menaiki tangga lagi.
   
"Gila, gua udah laper banget yakali balik lagi.”  Kata Dodo dengan bibir yang ia kerucutkan.
   
"Yeee tu bibir biasa aje dong, minta banget di cium." Bella menimpali dengan candaan yang membuat Clara terkekeh di tempat.
   
"Sialan Lo Bel.”
   
Mereka bagaikan kehilangan arah dan tidak punya tujuan lanjutan, tidak ingin balik ke kelas namun juga tidak mendapatkan tempat untuk rehat. Satu persatu mulai memandangi aktivitas lainnya yang sedang membeli makan, memakan makanan yang sudah dibeli bahkan ada yang lebih memilih untuk makan di kelas daripada harus bergerombol di kantin.
   
Sebenarnya Clara dan Bella tidak keberatan jika harus kembali ke kelas, namun melihat Dodo yang sudah lemas bagaikan bunga layu membuat kedua perempuan itu tidak tega dan mengurungkan niatnya.
   
"Yauda kita beli dulu aja, siapa tau nanti ada tempat yang kosong kan." Clara memandu kali ini.
   
Dengan wajah dan mata yang berbinar-binar Dodo menyahut.
   
"Nah gitu dong, baru sahabat gue, yok gas."
   
Laki-laki  itu meninggalkan Clara dan Bella yang masih termenung di tempatnya, mereka berdua serempak menggelengkan kepala melihat tingkah absurd Dodo. Pelan-pelan kedua perempuan itu mengikuti langkah Dodo yang sudah di depan, mengikuti ke mana arah Dodo berjalan untuk membeli sesuatu.
   
Alhasil mereka memilih satu kedai yang tersedia makanan ringan serta makanan berat, itu memudahkan mereka untuk membeli makanan apa saja yang mampu nyaman diterima dalam perut.
   
"Liat noh! Ada yang kosong ayo cepet!!."
   
Belum selesai Clara membayar makanannya namun sudah terkejut oleh teriakan Dodo yang benar-benar heboh hanya karena melihat tempat duduk, ingin sekali Clara menyumpal mulut sahabatnya itu karena kini mereka jadi perhatian pasang mata yang ada di kantin. Jelas saja Clara dan Bella menutup wajah dengan makanan yang saat ini ada di genggaman mereka. Saat mereka sudah duduk, Bella langsung mengambil alih untuk menoyor kepala Dodo.
   
"Eh bemo yang bener aje masa lu teriak-teriak cuma karena dapet tempat duduk."
   
"Sakit anjir!."
   
"Makanya gausah berulah.”
   
Nanat manasih ke perpus lama banget, gua yakin ni kalau ada dia pasti kaga akan begini jadinya- Clara membatin sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
   
"Hei." Sapaan itu menghentikan aktivitas gaduhnya mereka.
   
Clara menoleh pada sapaan yang barusan dia dengar, siapa sangka Evan sudah berdiri di sampingnya dengan senyuman yang mampu membuat Clara gelagapan dibuatnya.
   
"Eh- haii."
   
Buru-buru Clara menutupi gugupnya, padahal itu tidak berefek sama sekali. Karena Bella dan Dodo sudah tahu bahwa Clara sedang menahan gejolak hatinya yang langsung membara ketika melihat Evan.
   
"Duduk ma bro." Kata Dodo sambil menepuk tempat di sebelahnya mempersilahkan Evan untuk duduk
   
"Gua gapapa ni gabung?."
   
"Gapapa santai." Bella ikut bicara.
   
"Oiya ada yang lihat Mahesa gak?."
   
Bukan tanpa sebab Evan bertanya pada manusia yang kini tengah duduk bersamanya, Mahesa tidak ada di kelasnya dan tidak ada satupun orang yang tahu keberadaan lelaki itu, alhasil Evan memilih untuk bertanya saja.
   
"Ga liat, emang dia ke mana?."
   
"Yeuhh, malah nanya ke mana. Kalau si Evan tau dia gabakal nanya sama kita, gimana si." Bella sudah kepalang kesal mendengar pertanyaan dari Dodo yang benar-benar bodoh menurutnya.
   
Clara menghela nafas sesaat, lalu merespon pertanyaan dari Evan.
   
"Kita ga liat Van, di kelasnya gak ada kah?."
   
"Ga ada, makanya gua ke sini. Soalnya dia suka madol ke kantin."
   
Tiga orang di depannya hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. Selanjutnya mereka menikmati makanan dengan hikmat walaupun salah satu dari mereka belum memesan makanan apa pun sehingga ia hanya mampu melihat dengan tatapan ingin yang sangat, siapa lagi jika bukan Evan.
   
Menyadari raut wajah Evan, Bella menyenggol lengan Clara lalu memberi kode lewat matanya untuk mengisyaratkan tentang Evan. Clara menahan tawanya, Evan yang menyadari itu hanya tersenyum kikuk karena dipergoki oleh Clara.
   
“Duh buchieeennn.” Ucap Bella dengan gembiranya.
   
“Lo mau bucin kaya mereka juga Bel?.” Tanya Dodo, Bella dengan seketika menoleh lalu menjawab. “Mau tapi sama khayalan gua.”
   
Clara dan Dodo sontak menghembuskan nafas malas mendengar jawaban dari Bella.
   
“Nanat mana sih Cla?.” Tanya Bella, sedari tadi ia tidak menemukan keberadaan Anagata padahal Bella sudah ingin sekali bertemu dengan sahabatnya itu.
   
“Tadi pamit ke perpustakaan, udah balik apa belum ya?.”
   
Bella menganggukkan kepalanya tanda paham, “Kenapa emang?.” Dodo gantian bertanya.
   
“Gua mau ketemu, kangen tau.”
   
Karena jawaban dari Bella, Clara tertawa kecil dan reaksi itu langsung disadari oleh Evan. Tanpa sadar Evan tersenyum memandangi wajah pujaan hatinya yang sedang tertawa.
   
Bella yang sedari tadi memang sudah memergoki tingkah laku Evan hanya tersenyum geli saja,
“Gua cabut yak, mau ke kelas Nanat.”
   
“Loh sekarang?.” Tanya Dodo dengan makanan yang belum selesai ia telan.
   
“Iyalah, emang kenapa?.”
   
“Gak kenapa-kenapa sih, yaudah sana.”
   
Sebal mendengar jawaban Dodo Bella melemparkan bungkus permen ke arah Dodo. Lalu tanpa mengucap apa pun lagi Bella meninggalkan kantin dan menuju kelas Anagata.

Still The Same[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang