CHAPTER 12

39 4 0
                                    


Setelah kejadian dramatis yang amat sangat membosankan Anagata sampai di rumahnya dengan keringat yang bercampur tangis, tidak seburuk yang kalian bayangkan karena ada yang lebih parah dari itu. Anagata melupakan separuh rasa sakitnya karena rasa letih dari kakinya.
   
Anagata memang terbiasa berjalan kaki, namun untuk malam ini kakinya seakan sangat manja padahal jarak dari tempat tadi sampai ke rumahnya tidaklah begitu jauh. Perempuan itu beristirahat di kursi depan rumah sebelum memasuki rumahnya, melancarkan pernafasannya sambil termenung memikirkan kebodohan dirinya yang terhanyut begitu saja pada Mahesa, sangat-sangat menyebalkan.
   
"Lo lari secepat citah.”
   
Suara itu berasal dari seseorang di depannya, dengan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan dirinya sendiri. Anagata masih kesal karena Dodo, bisa bisanya lelaki itu menuntunnya untuk menuju Mahesa walaupun dengan tidak sengaja tetap saja Anagata kesal dibuatnya.
   
Anagata menatap Dodo dari atas sampai bawah, agak sedikit tertawa melihat keadaan Dodo yang tidak karuan dengan wajah lelah yang sangat kentara.
   
"Lo kaya gembel."
   
Melenggang pergi setelah mengatakan itu, Anagata tidak merasa bersalah sama sekali malahan perempuan itu dibuat tertawa setelah melihat Dodo.
   
Kesal namun bersyukur bahwa Anagata tidak menangis seperti kemarin, Dodo menepuk dadanya berkali-kali meneguhkan dirinya bahwa ia harus selalu sabar menghadapi perlakuan dari Anagata yang sering kali berubah-ubah.
   
Anagata perlu mendinginkan hati, kepala dan tenggorokan. Saat ini Anagata sedang berdiri di depan kulkas dengan pintu yang sengaja dibiarkan terbuka beserta kepala yang ia majukan sedikit ke arah freezer.
   
Dodo melihat itu dengan gelengan kepala heran, ia tidak pernah berpikir bahwa akan berlari malam-malam yang menyebabkan tubuh menjadi kelelahan tidak karuan seperti sekarang ini.
   
Melihat Anagata sedang mengambil botol air mineral yang terlihat sangat sejuk membuat Dodo ingin meminum juga, dengan cepat Dodo berlari ke arah Anagata lalu langsung mengambil alih botol air mineral itu.
   
"Hehe."
   
Anagata menatap tidak suka kepada Dodo yang tengah meminum air mineral miliknya dengan bahagia, tanpa tidak melihat keadaan Dodo yang masih meneguk air mineralnya, Anagata langsung merebut kembali air mineral itu, membuat sang empunya tersedak lalu terbatuk.
   
Dodo sudah merutuki ribuan sumpah serapah pada Anagata yang sama sekali tidak merasa bersalah akan perbuatannya. Namun tak apalah, melihat Anagata seperti ini lebih baik daripada melihat Anagata menangis. Benar bukan?.
   
"Jangan rebut-rebut makanya, jadi gak berkah.”
   
"Tapi kan gak usah Lo ambil paksa juga Anagata!."
   
Tidak peduli apa yang dikatakan Dodo,  Anagata memilih untuk duduk daripada terus berdiri sambil bertengkar dengan laki-laki yang kini malah mengikutinya untuk duduk juga.
   
"Ngapain si ngikut-ngikut gua?."
   
"Lo... berantem lagi sama Mahesa?" Dodo bertanya dengan hati-hati seolah tidak ingin menyakiti perasaan Anagata.
   
"Iya."
   
"Masih sama?."
   
Anagata mengernyit tidak mengerti "Masih sama apanya?."
   
Dodo mendengus mendengar penuturan dari Anagata lalu menjawab "Lo masih gak bisa terima Mahesa?."
   
Anagata merenung sejenak tidak tahu harus menjawab apa, Anagata memang masih memiliki rasa pada Mahesa namun ia tidak ingin kembali pada laki-laki itu.
   
"Lo gak bisa jawab?."
   
"Biar waktu yang jawab."
   
Selepas mengatakan itu Anagata langsung pergi ke kamarnya meninggalkan Dodo yang masih mencerna jawaban darinya. Dodo terkejut dengan kepergian Anagata, lagi-lagi perempuan itu meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.
  
Dengan kesal Dodo membanting botol yang masih berisi sedikit air di dalamnya sambil mengatakan. "Terus aje begitu, pergi tanpa pamit. Dikira gua patung.”
   
Tiba-tiba saja terdengar pintu terbuka lalu muncullah kepala seorang wanita sambil mengatakan. "Gua masih bisa dengar Lo Aldo Barreto."
   
Dodo menunjukkan senyum manisnya, tidak menyangka jika ternyata Anagata masih mendengarnya. Kemudian Dodo berjalan kembali ke arah sofa untuk duduk di sana, merehatkan seluruh tubuhnya serta mengusir sisa keringat yang masih terlihat di wajahnya.

Still The Same[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang