CHAPTER 15

24 5 0
                                    

Happy reading my mew❤️❤️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi kembali tiba memulai hari yang mungkin saja menampakkan kejutan kejutan yang belum sempat semesta tampilkan kemarin kepada insan insan yang mempunyai eskpetasi setinggi langit dan kemudian akan menangis jika ekspektasi nya meleset walaupun sedikit.

Anagata menyusuri koridor untuk menuju ke kelasnya, sepi sekali karena memang masih pagi. Sebenarnya Dodo mengajak untuk berangkat bersama tadi malam namun tidak jadi karena Anagata yakin Dodo akan berangkat siang dan bukan tidak mungkin bahwa dirinya akan telat.

"Sendiri aje, mau di temenin ga?."

Bella sudah ada di sampingnya dengan senyuman riang membuat Anagata mengernyit heran karena dirinya.

"Kenapa si pagi pagi udah senyum aja, jatuh cinta ya Lo?."

"Ehehe."

"Cih malah nyengir."

"Temennya Evan cakep ya."

"Siapa?."

"Kalau gasalah si namanya Vallen."

Anagata mengangguk paham, seketika dirinya tersenyum geli. Bisa bisa nya baru tiga hari masuk sekolah Bella sudah jatuh cinta, tidak salah kah?.

Dua perempuan itu kemudian berpisah karena kelas mereka berbeda, Anagata memasuki kelasnya terlebih dahulu setelah berpamitan dengan Bella.

Anagata sudah duduk di kursinya dan menatap lurus ke arah papan tulis, pikirannya menerawang jauh karena kejadian tadi malam.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Mahesa dan pria misterius itu, dan kenapa Anagata juga ikut dilibatkan dalam masalah yang sebenarnya dia sendiri tidak tahu akar permasalahannya.

"DUAARRRR"

Anagata terkejut bukan main karena teriakan serta gebrakan meja yang benar-benar sangat keras, Anagata berdecak setelah melihat siapa yang mengejutkannya dan terlihat lah Dodo yang sudah tersenyum manis kepadanya.

"Pagi-pagi gabole bengong."

"Ga ada yang bengong."

"Halah boong aja."

"Tumben Lo udh Dateng."

"Nah ini ni, mengalihkan topik."

Anagata hanya membuang mukanya malas untuk menanggapi Dodo lebih lanjut, sebenarnya dia ingin sekali menceritakan perihal semalam kepada Dodo namun dia tidak yakin akan keputusannya.

"Ya Allah Nat, malah bengong lagi."

"Ga ada yang bengong Dodo."

"Gua liat kali Lo bengong, masi aja ga ngaku."

"Do."

"Apa?."

Lama sekali untuk dodo menunggu jawaban dari Anagata bahkan Dodo terus menatap Anagata meminta jawabannya, namun mulut perempuan itu tak kunjung mengucap sepatah kalimat pun, Dodo jadi kesal sendiri.

"Apaan anjr."

"Eee.... gajadi"

"Pait lu, dasar."

Setelah mengatakan itu dengan kesal Dodo meninggalkan Anagata dan sedikit menghentakkan tangannya di meja, Anagata yang melihat itu hanya bisa menggaruk kepala belakangnya.

Tak lama Clara datang dan langsung duduk di kursinya dengan netranya yang masih melihat kepergian Dodo.

"Dia kenapa?."

Still The Same[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang