CHAPTER 45

20 1 0
                                    

Hallo
Jngn lupa vote.
Arigato.
.
.
.
.

Kembali lagi dengan ruangan bernuansa putih yang sedang disinggahi laki-laki lemah tak berdaya tetapi masih setia menunjukkan muka konyolnya di depan kedua sahabatnya.

Setelah kepergian Evan dan Vallen yang tiba-tiba membuat Mahesa kesal setengah sekarat karena lagi-lagi ia merasa dijauhi oleh keduanya.

Sang pelaku hanya tersenyum miring sambil menatap Mahesa yang sedang bercermin.

"Lama-lama gua pecahin tu kaca."

Mahesa menoleh, memperlihatkan tatapan bengisnya yang hanya akan ia tunjukkan jika memang kondisi sedang tidak baik-baik saja.

"Lo ga dapet izin buat pecahin kaca itu Van." Ucap Vallen, lalu setelahnya laki-laki itu terduduk.

Evan hanya menatap Vallen lalu mengikutinya untuk duduk bersama juga.

"Kita tadi ketemu Nanat."

"Dimana?."

Evan mendengus sambil membuang nafas kasar.

"Giliran nanat aje gercep banget." Ucapnya setengah berbisik namun mampu Mahesa dengar.

"Ck, dimana ga??!." Mahesa mengulangi pertanyaan dengan diawali decakan dan nada yang terdengar mengancam.

"Di kedai makan deket sekolah." Jawab Vallen.

Mahesa menoleh. "Lo bedua ngapain kesana?."

"Niatnya mau cari makan."

"Terus?."

"Terus gajadi, malah ketemu Nanat akhirnya gua sama dia ngobrol."

Mahesa diam sambil memasang tatapan curiga pada kedua sahabatnya. "Ngobrolin apa?."

"Kepo amat."

Cukup muak sudah Mahesa dibuatnya, Evan memang akan selalu berhasil membuat Mahesa mengeluarkan amarahnya.

Karena mendengar jawaban menjengkelkan, Mahesa membuang mukanya lalu dengan cepat menaruh kaca yang semula dia pegang dan kini sudah beralih ia taruh di atas nakas dengan sedikit melemparnya.

Evan yang melihat itu hanya bisa menyembunyikan senyum kebanggaan karena merasa berhasil mengerjai Mahesa. Tak jauh berbeda dengan Vallen, tetapi Vallen dengan terang-terangan menunjukkan senyuman jahilnya.

Tok tok tok

Ketiganya serempak menoleh ke arah pintu ruangan, hanya dengan isyarat mata mereka berusaha menebak siapa yang ada di balik pintu.

"Buka Hes, siapa tau Nanat." Suruh Evan dengan santainya.

Vallen tertawa, "AHAHAHAHAHA Hes?."

"Ck, cepetan itu tolong buka."

"Sabar, biar gua yang buka siapa tau Anagata Tamara ya kan."

Sedetik kemudian satu bantal melayang ke arah Evan dan berhasil mengenai kepala dari laki-laki itu. Mahesa melempar nya, tanpa rasa bersalah.

Still The Same[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang