CHAPTER 42

16 3 0
                                    

Guys guys guys voteee yaaa, maksa.
Hihi arigatooo>>
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

9.30 AM

Vallen sedang duduk di kursi yang tersedia di area sekolah adiknya. Ia sengaja untuk menghabiskan waktu libur bersama Varo.

Saat ini bel pulang sekolah belum berbunyi, Vallen harus menunggu beberapa menit lagi agar bel itu terdengar dan Varo bisa keluar dari kelasnya.

Vallen membuka handphone nya melihat-lihat sesuatu yang menarik untuk menghilangkan rasa bosannya.

"Kakakkkk!."

Teriakan nyaring yang mampu membuat Vallen menoleh kepada suara itu, Varo berlari ke arahnya lalu memeluk sang kakak.

"Loh, kamu udah pulang?."

"Udahh kak, soalnya gurunya mauu rapatt."

"Oalaahh, yaudah kita pulang ya?."

Varo diam tidak menjawab, ia mem- pout kan bibirnya masih sambil memeluk sang kakak.

"Mauu mainn."

Vallen tersenyum hangat. "Main kemana?."

"Kemana aja, aku bosan di rumah."

Sedikit iba pada adiknya, karena mereka berdua jarang sekali menghabiskan waktunya bersama. Jika kalian bertanya kemana kedua orangtuanya, maka jawabannya adalah sibuk pada pekerjaan.

Vallen dan Varo memang tercukupi dari segi finansial tapi keduanya tidak tercukupi oleh perhatian dari orang tua kandungnya. Terkadang Vallen ingin marah karena keadaan orang tuanya yang jarang sekali ada di rumah, namun ia teringat bahwa ia adalah sosok pengganti kedua orangtuanya untuk sang adik.

Vallen mengusap Surai adiknya lalu mendekap tubuh kecil sang adik. Setelahnya ia memandang Varo penuh kasih sayang, tak masalah jika masa kecil nya kesepian, yang terpenting ia tidak ingin adik nya merasakan apa yang ia rasakan.

"Yauda, kita main ya. Kamu bilang aja mau kemana, oke?."

Varo tersenyum lalu mengangguk dengan semangat.

"Ayoo."

Vallen bangkit lalu menggenggam tangan kecil Varo dan membawanya pergi dari sana.

Keduanya berjalan beriringan melewati koridor sekolah Varo yang sedikit ramai. Senyuman Varo sedari tadi tidak pernah luntur dari kedua bilah bibirnya. Hari ini mungkin adalah hari yang paling bahagia di hidupnya, begitu pun dengan Vallen.

Mereka berdua sudah sampai di depan mobil, Vallen membukakan pintu mobilnya lalu dengan cepat Varo memasuki mobil itu dan tak lama Vallen mengikutinya juga.

Sekarang keduanya sudah berada di dalam mobil dan Vallen pun sudah melakukan mobil itu dengan kecepatan rendah.

"Nantii kamu mau main apa?."

"Eemmm... Apa ya?."

Vallen tersenyum melihat Varo yang tengah berpikir. Lalu tak lama Varo menjawab pertanyaan nya.

"Gamau main."

"Loh, terus mau nya apa?."

"Jalan-jalan, makan, beli mainan, hehe."

Vallen terkekeh, lalu ia kembali mengelus Surai hitam legam sang adik dan mengecup singkat keningnya.

"Jalan nya masih jauh kakk?."

"Engga, sebentar lagi itu udah keliatan."

"Hmm oke."

"Ga sabar banget nih kayanya."

Still The Same[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang