Happy reading guys...
Letakkan jejak kamuuu di setiap chapter nyaa..
Terimakasih...❤️Sekarang disini Clara dan Evan berada, tidak ada yang tahu apa yang sedang mereka lakukan di taman itu, Clara masih dengan raut kebingungan sedangkan Evan dengan nafas yang masih belum teratur secara maksimal.
“Kita kenapa di sini Van?”
Evan menoleh, sebenarnya tidak sulit untuk menjawab pertanyaan Clara hanya saja saat ini dia butuh untuk melancarkan pernafasannya yang sempat tersengal karena berlari tadi.
“Van?”
“Eee... ini anu sebenarnya.”
“Sebenarnya apa?.” Clara mulai kesal lantaran Evan tidak menjelaskan langsung kepadanya.
“Tadi Mahesa lari kejar Nanat makanya gua bawa lu kesini.” Jawab Evan setelah ia berhasil mengatur pernafasannya.
“Mahesa? Ngapain dia kejar Nanat?”
“Gua kurang tahu kalau soal itu, yang gua tahu Mahesa cuma mau bicara hal penting sama Nanat.”
“Hal penting? Hal penting apa Van, Lo lupa kalau Mahesa tinggalin Nanat tanpa satu alasan apa pun?.”
Clara sedikit meninggikan nada bicaranya, dia tahu serapuh apa sahabatnya saat ditinggalkan oleh laki laki yang berhasil membuat Anagata jatuh cinta, dan sekarang laki-laki itu kembali tanpa ada alasan juga? Oh! Clara muak akan itu. Evan menatap Clara yang mulai tersulut oleh emosi, dia pun paham sangat apa yang Clara takutkan.
“Gua paham kekhawatiran Lo tapi gua yakin ada hal yang mau Mahesa jelasin semuanya sama Nanat.”
Clara menerima penjelasan itu, tetapi tetap saja Evan berhasil membuatnya sedikit marah. Bahkan Clara tidak menjawab penuturan Evan, ia jadi malas melihat Evan juga sekarang.
“Cla.” Panggil Evan lembut, sebisa mungkin Evan berusaha mengembalikan suasana hati Clara yang terusik karena ulahnya dan Mahesa.
“Van, gua gak mau lihat Nanat sakit lagi, Lo gak tahu nangisnya Nanat waktu Mahesa pergi, dan gua gak mau Van gua gak mau kalau hal itu terulang untuk ke sekian kalinya.”
Evan paham semua itu dia berusaha menenangkan wanita di depannya ini, dengan perlahan dia menggenggam lembut tangan Clara lalu menatapnya dalam. Clara yang merasa sentuhan itu sangat memiliki makna dengan perlahan ia membalas menatap Evan.
“Mereka harus bisa selesain semuanya, Lo gak mau kan liat Nanat sedih terus?-.”
“Tapi Van-.”
“Sttt, percaya sama gua oke?.”
Clara bimbang akan itu, tetapi ia merasa jahat jika tidak mempercayai Evan. Karena Clara tahu bagaimana perhatiannya Evan kepada Mahesa dan Clara berharap jika sikap itu menular kepada Mahesa. Clara hanya menganggukkan kepalanya, dia lemah jika sudah begini. Evan selalu bisa membuat keadaan kembali seperti semula dan Clara tidak bisa membohongi dirinya bahwa dia menyukai itu.
“Good Girl, sekarang sudah sore, gua antar Lo pulang.”
Ajakan itu tak menunggu jawaban dari Clara, karena Evan benci penolakan dengan cepat Evan membawa Clara pergi dari sana sebelum pujaan hatinya itu berubah pikiran lagi.
Dalam genggaman tangannya Clara menatap Evan yang ada di sampingnya, memerhatikan dalam diam tentang laki-laki yang dicintainya. Clara yakin, Evan mempunyai hati yang baik meski begitu masih banyak hal-hal lain yang membuat ia belum sepenuhnya mampu menerima Evan. Evan masih menggantung status keduanya, Clara tidak mau larut akan hal itu dan Evan mengetahuinya. Evan hanya menunggu waktu yang tepat hingga ia benar-benar bisa memiliki Clara seutuhnya.
Sadar jika sedari tadi keheningan menyapa, Evan memutuskan untuk melirik Clara dan tanpa ia sangka Clara sudah menatapnya lebih dulu. Tak lama Clara menyadari, tentu saja ia tersipu akan kejadian kecil itu. Refleks Clara melepas genggaman itu, namun Evan menahannya.***
Anagata memutuskan dekapan itu sepihak, dia tidak ingin terlarut dengan semuanya Sebisa mungkin Anagata menatap Mahesa yang kini tengah balik menatapnya dalam diam. Tubuh kokoh itu berhasil membuat Anagata ingin terus menerus terlarut dalam dekapan hangatnya, Anagata gila. Namun mencoba untuk sadar jika rasa sakit yang selama ini didapatnya adalah karena Mahesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still The Same[Revisi]
Novela Juvenilpinned⚠️: Judul Awal (Anagata) Ssst! This is my first story! . . . . Anagata, kerap di sapa "Nanat" oleh orang terdekat nya. Sikap cuek dan tidak peduli menjadikan ia sedikit memiliki teman, hanya ada beberapa orang saja yang ia rasa tulus padanya d...