Happy reading all>>>
______________________________________________________
Deru nafas berhembus dan terdengar seperti sedang berkelahi meminta untuk dikeluarkan, siapa lagi jikalau bukan Dodo dan Vallen yang sedang mengatur pernafasannya akibat lari yang tidak terencana.
"Huh...GILA!."
Dodo menoleh kepada Vallen yang berteriak tidak sopan, Dodo tahu jikalau teriakan itu bukan ditunjukkan kepada-nya namun tetap saja teriakan itu membuat Dodo tercengang. Ia menatap ngeri kepada Vallen yang masih terlihat kesusahan untuk mengatur nafasnya.
"Lo kaya mau mati." Ucap Dodo.
Vallen menoleh, "Ini gara-gara Lo."
Seketika Dodo membulatkan matanya, "Ko jadi gue?."
"Planning bodoh Lo yang bikin gua hampir mati karena lari-lari gajelas."
Mendengar itu Dodo berpikir bahwa Mahesa dan Vallen adalah kedua orang yang memiliki sifat sama. Bagaimana bisa laki-laki itu menyalahkan Dodo padahal ia juga sama-sama menyetujui nya.
"Dari pada Lo gabisa jawab pertanyaan-nya Bella sama Cla mending Lo gini, lari-lari gajelas sama gua." Ucap Dodo sambil menoleh ke arah Vallen.
"Kalau mau mati jangan ngajak."
Dodo menghela nafas, lalu melanjutkan bicaranya "Yang ngajak Lo siapa? Kan gua nawarin."
"Sial Lo."
Bukan suatu hal yang tepat jika berada di luar ruangan saat matahari sedang bersinar dengan teriknya yang amat sangat luar biasa.
Kedua laki-laki itu terus menerus mengibaskan tangannya berusaha untuk mengusir rasa panas yang menerpa tubuh keduanya. Kaki jenjang mereka terus berjalan entah kemana, hanya mengikuti naluri yang dirasa tepat.
Vallen berhenti, membuat Dodo menoleh.
"Ko, berhenti?."
Vallen terduduk di trotoar jalanan.
"Gua gamau jalan tanpa ada tujuan."
Merasa bahwa Vallen memang benar, Dodo juga menghentikan niatnya untuk terus berjalan.
"Menurut Lo kita kemana sekarang?." Tanya Dodo.
"Gua gatau, ada info dari Mahesa?."
Dodo diam sejenak, mengapa sedari tadi ia tidak menyadari hal itu. Dengan inisiatif nya Dodo merogoh saku celana yang ia kenakan untuk mengambil handphone nya.
"Lo mau ngapain?."
"Telpon Mahesa."
Vallen menyimak dan memilih diam saja, energinya sudah habis dan ia tidak ingin menyia-nyiakan sisa energinya yang sedikit. Dering memanggil itu sampai hingga telinga Vallen yang artinya Mahesa tidak mengangkat telepon dari Dodo.
"Ck, songartis temen Lo." Kata Dodo
Tak ada jawaban dari Vallen, Dodo lebih memilih untuk kembali menghubungi Mahesa. Dan panggilan yang ia lakukan untuk kesekian kalinya berakhir dengan suara dering saja.
Vallen terkekeh melihat ekspresi wajah sebal Dodo yang sangat kentara.
"Kenapa muka Lo? Kaya abis di putusin pacar aja."
"Sorry sorry aje, gua ga punya pacar." Jawab Dodo masih dengan jemari nya yang menyentuh layar handphone nya.
"Jombi ya?." Tanya Vallen seperti mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still The Same[Revisi]
Teen Fictionpinned⚠️: Judul Awal (Anagata) Ssst! This is my first story! . . . . Anagata, kerap di sapa "Nanat" oleh orang terdekat nya. Sikap cuek dan tidak peduli menjadikan ia sedikit memiliki teman, hanya ada beberapa orang saja yang ia rasa tulus padanya d...